Dipulihkan dan dipenuhi dengan segala kemegahan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

"Pada hari itu Aku akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah roboh; Aku akan menutup pecahan dindingnya, dan akan mendirikan kembali reruntuhannya; Aku akan membangunnya kembali seperti di zaman dahulu kala," (Amos 9:11)

Tahukah Saudara bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan yang suka memulihkan? Ia senang untuk memulihkan kehidupan yang hancur, senang untuk memperbaiki dan membalut hati yang hancur, keluarga yang hancur, ekonomi yang hancur, dan senang untuk mengembalikan pengharapan yang hilang dan mimpi-mimpi yang terkubur? Ya, Ia adalah ahlinya. Buluh yang terkulai tidak Ia patahkan, sumbu yang pudar tidak Ia padamkan. Ia senang untuk mengembalikan semangat yang pudar. Ia menutup kembali retakan-retakan dinding kehidupan kita dan mendirikan kembali reruntuhannya. Supaya apa? Supaya Ia boleh menyatakan kemuliaan-Nya; Banyak orang yang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada-Nya. Nama Tuhan dipermuliakan.

Tahun Pemulihan dan Kelimpahan

Sebagaimana telah disampaikan oleh Gembala Sidang kita, bahwa tahun ini adalah Tahun Pemulihan dan Kelimpahan, kita percaya pada hari-hari terakhir sebelum kedatangan-Nya untuk kali yang kedua yang sudah semakin dekat, Ia akan memulihkan segala sesuatunya terlebih dulu (Kisah 3:21); Ia akan memuliakan tempat di mana kaki-Nya akan berjejak (Yesaya 60:13). Firman Tuhan berkata: "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa roh Allah diam di dalam kamu?" (1 Korintus 3:16). Dalam Perjanjian Lama yang dimaksud dengan Bait Allah adalah suatu bangunan atau suatu tenda atau sebuah tempat di mana Allah menyatakan kehadiran-Nya dan bertemu dengan umat-Nya. Namun dalam Perjanjian Baru yang dimaksud dengan Bait Allah adalah tubuh-Nya sendiri; yaitu Gereja-Nya (Yohanes 2:21). Ia akan memulihkan Gereja-Nya.

Gereja-Nya akan dipenuhi dengan semarak Keagungan dan Keindahan-Nya. Ia akan memenuhi Gereja-Nya dengan segala kemuliaan dan segala kelimpahan-Nya sebelum kedatangan-Nya untuk kali yang kedua. Untuk itu, maka yang pertama-tama Ia lakukan adalah memulihkan bait-Nya/Gereja-Nya, yaitu kita semua. Kata pemulihan berasal dari kata dasar "pulih" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang berarti: kembali (baik, sehat) seperti semula; sembuh atau baik kembali (seperti: luka, sakit, kesehatan); menjadi baik (baru) lagi.

Jadi kata "pemulihan" berarti:

  1. Proses, cara, perbuatan memulihkan,
  2. Pengembalian; pemulangan (hak, harta benda, dan sebagainya).

Alkitab dimulai dengan kisah di taman Eden dan diakhiri juga dengan kisah "taman Eden yang baru – Taman Eden Surgawi". Apa yang telah/pernah hilang dalam taman Eden pertama telah dan sedang Tuhan pulihkan terus sampai dengan hari ini. Apa yang hilang di dalam taman Eden?

Ada dua hal yang hilang di taman Eden. Pertama adalah hubungan yang intim tanpa halangan apa-pun antara Allah dengan manusia, dan yang kedua adalah Otoritas/kekuasaan yang penuh untuk menaklukkan dan memerintah bumi dan segala isinya.

Jadi ada dua hal utama yang Tuhan pulihkan hari-hari ini:

  • yang pertama adalah pemulihan hubungan manusia dengan Allah, dan
  • yang kedua adalah pemulihan Kerajaan-Nya di muka bumi ini.

Tuhan Yesus sudah membuka jalan untuk semuanya itu melalui kematiannya di kayu salib 2000 tahun yang lalu. Ia telah mati di kayu salib untuk mendamaikan manusia dengan Allah, sehingga tidak ada lagi tabir pemisah antara manusia dengan Allah. Manusia dapat kembali memiliki kehidupan yang intim dengan Bapa di surga dan dapat kembali memenuhi mandatnya sebagai duta kerajaan Allah di muka bumi.

Pemulihan dari rasa bersalah dan perasaan gagal

Ada banyak pemulihan yang sedang Tuhan lakukan hari-hari ini. Salah satunya adalah pemulihan dari perasaan gagal atau perasaan bersalah atas kejadian di masa lalu. Satu hal yang cukup banyak menghambat seseorang untuk menerima kelimpahan atau kepenuhan janji-janji Allah adalah adanya bayang-bayang kegagalan di masa lalu, yang menyebabkan adanya perasaan bersalah atau perasaan gagal di dalam dirinya. Orang ini kerap melihat dirinya sebagai orang yang kurang berhasil; ia merasa dirinya telah gagal karena telah banyak membuat kesalahan atau telah berbuat suatu kesalahan yang fatal dalam mengambil keputusan atau dalam mengikuti tuntunan Tuhan di waktu yang lampau. Perasaan ini kerap kali mengintimidasi dan menghantuinya, sehingga ia merasa dirinya telah gagal dan telah keluar dari rencana Tuhan yang sempurna. Dan perasaan ini akhirnya dapat menimbulkan keragu-raguan dalam dirinya bahwa ia layak menerima kepenuhan janji-janji Allah yang sempurna. Tapi sekali lagi; Tuhan itu baik. Ia datang dengan firman-Nya dan dengan kasih-Nya yang memberi kelepasan dan kesembuhan. Kasih-Nya yang tanpa syarat melenyapkan ketakutan. Kasih-Nya menjadikan identitas orang tersebut menjadi baru kembali. Dari yang tadinya ia merasa sebagai orang yang gagal menjadi orang yang diterima dan dikasihi Tuhan dan memiliki pengharapan yang baru.

Saudara tentu ingat akan kisah Petrus, salah seorang murid yang sangat dekat dengan Tuhan, bukan? Ia pun pernah mengalami dan merasakan perasaan yang seperti itu, ketika ia menyangkal Tuhan-nya sebanyak tiga kali. Saya percaya ketika itu hati Petrus pasti sangat sedih dan hancur. Alkitab mengatakan "lalu ia pergi keluar dan menangis dengan sedihnya" (Matius 26:75). Saya percaya, ketika itu Petrus pasti merasa dirinya telah gagal. Ia telah mengkhianati Gurunya yang ia kasihi. Tapi sekali lagi, Tuhan itu baik dan sungguh amat baik. Ia memulihkan hati Petrus. Setelah Ia bangkit, Ia menampakkan diri-Nya kepada Petrus, menghiburnya dan menyembuhkan hatinya. Petrus menjadi orang yang kuat kembali, siap menerima visi dan misi yang baru dalam kehidupannya. Ia menjadi rasul pertama yang berkhotbah di hadapan begitu banyak orang pada hari Pentakosta, dan Alkitab mencatat pada hari itu ada tiga ribu orang yang percaya dan memberi diri mereka untuk dibaptis. Simon, buluh yang bergoyang ke sana ke mari karena ditiup oleh angin, telah berubah menjadi Petrus, batu karang yang teguh.

Kemegahan Rumah yang terakhir

"Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula, firman TUHAN semesta alam, ..." (Hagai 2:10).

Firman Tuhan memberitahukan kepada kita bahwa kemegahan bait-Nya yang kemudian akan melebihi yang semula. Ketika TUHAN memulihkan Ayub, keadaan Ayub tidak sama seperti semula. Tuhan memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu. Tuhan memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu (Ayub 42:10, 12). Ketika Tuhan memulihkan bait-Nya yaitu kita semua, maka Tuhan tidak sekedar memulihkannya seperti keadaan semula, Ia akan memenuhinya dengan segala kemegahan dan kelimpahannya.

"Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena TUHAN, Allahmu! Sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan pada awal musim dengan adilnya, dan diturunkan-Nya kepadamu hujan, hujan pada awal dan hujan pada akhir musim seperti dahulu. Tempat-tempat pengirikan menjadi penuh dengan gandum, dan tempat pemerasan kelimpahan anggur dan minyak. Aku akan memulihkan kepadamu tahun-tahun yang hasilnya dimakan habis oleh belalang pindahan, belalang pelompat, belalang pelahap dan belalang pengerip, tentara-Ku yang besar yang Kukirim ke antara kamu. Maka kamu akan makan banyak-banyak dan menjadi kenyang, dan kamu akan memuji-muji nama TUHAN, Allahmu, yang telah memperlakukan kamu dengan ajaib; dan umat-Ku tidak akan menjadi malu lagi untuk selama-lamanya. Kamu akan mengetahui bahwa Aku ini ada di antara orang Israel, dan bahwa Aku ini, TUHAN, adalah Allahmu dan tidak ada yang lain; dan umat-Ku tidak akan menjadi malu lagi untuk selama-lamanya." (Yoel 2:23-27)

Satu hal yang Tuhan minta untuk kita lakukan adalah bangun bait/Rumah itu; bangun Manusia Rohani kita.

"Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN." Naik ke gunung. Gunung berbicara mengenai tempat tinggi. Tempat tinggi berbicara mengenai standar iman, kekudusan, kasih, dan keintiman yang lebih lagi. Tuhan mau kerohanian kita terus naik dan tidak turun, walaupun untuk naik ke gunung dibutuhkan daya dan upaya yang tidak ringan. Dibutuhkan penyangkalan diri, pikul salib, dan mengikut Tuhan dengan sepenuh hati; artinya hidup sungguh-sungguh sesuai dengan firman Tuhan. Apabila kita melakukan semuanya ini maka Ia akan berkenan dan menyatakan kemuliaan-Nya dalam hidup kita. Ia akan menggoncang segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir. Sehingga apa yang Ia janjikan bahwa tahun ini adalah Tahun Pemulihan dan Kelimpahan akan menjadi milik kita.

TUHAN YESUS MEMBERKATI.

Sumber

  • (HW) Divisi Profetik. GBI Jalan Gatot Subroto, Jakarta.