Menyongsong Raja Kemuliaan yang datang untuk memerintah di bumi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Gema yang menggaung

Selamat Tahun Baru. Kita telah berada di awal tahun 2010. Kita sedang menyongsong sesuatu yang baru di tahun ini, dan untuk kita memiliki kesiapan menapaki tahun ini dengan mantap, kita perlu mempertahankan momentum yang telah kita terima di tahun lalu. Apakah pokok yang penting untuk kita perhatikan yang kita bawa dari tahun lalu? Kita perhatikan gema yang menggaung. Gema yang kita dengar sepanjang 2009 adalah: Tuhan Yesus segera datang. Dunia menyebutnya dengan istilah kiamat. Begitu kuat berkumandang, bahkan gema itu bergaung di berbagai kalangan lain, mereka pun heboh membicarakan mengenai tahun 2012. Peramal kondang yang sering muncul di TV melihat bahwa tahun 2012 itu gelap, tidak bisa melihat apa-apa melewati tahun itu. Ada buku yang ditulis mengenai kiamat tahun 2012, ada film Hollywood mengenai tahun 2012, begitu laris, di mana-mana penonton meledak, yang antri tiket banyak yang kecewa karena tidak kebagian karcis. Label film itu Kita telah diperingatkan (we were warned). Begitu berjubel penonton mau tahu tentang kiamat. Sebegitu menyita perhatian ya? Mengapa begitu kuat dan meluas? Ini gaung apa?

Sesungguhnya, ini adalah kenyataan yang serius, Tuhan sedang berbicara secara khusus. Dia memakai sarana yang ada supaya dapat dimengerti oleh umat-Nya. Dia bersungguh-sungguh. Dia berkata Aku datang segera ... Ini bukan soal kita sudah tahu. Ini bukan sekedar berita penting yang dari dulu kita sudah mendengar, bahwa Dia akan datang menjemput umat-Nya (rapture). Kita diangkat naik ke dalam kemuliaan-Nya. Sesungguhnya ini adalah peringatan untuk memastikan kita: bahwa pada zaman kita sekarang ini Dia datang menjemput Mempelai-Nya - kita yang masih hidup sekarang ini - jangan sampai ada di antara kita yang ketinggalan.

Kerajaan yang tidak tergoncangkan

Yesus segera datang menjemput Mempelai-Nya, lalu mewujudkan Kerajaan-Nya di bumi dan berkuasa atas semua yang ada. Inilah perwujudan penuh secara fisik Kerajaan yang tak tergoncangkan yang memerintah atas setiap kerajaan yang ada. Kita dipanggil untuk menyelaraskan diri mengikuti agenda-Nya dan menyongsong musim rohani yang sedang datang ini. Kita semakin dekat dengan perwujudannya. Ketika Kerajaan itu datang, kita dipanggil untuk memerintah dan berkuasa bersama Tuhan Yesus 1.000 tahun di bumi yang sekarang ini.

Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa; dan ia akan memerintah mereka dengan tongkat besi; mereka akan diremukkan seperti tembikar tukang periuk -- sama seperti yang Kuterima dari Bapa-Ku. (Wahyu 2:26-27

Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa ...; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun. (Wahyu 20:4)

Sebagaimana saat kelahiran-Nya tidak diketahui orang-orang, mereka sementara terlelap tidur, demikian juga pada kedatangan-Nya, hanya orang yang tinggal dalam kasih karunia Tuhan yang akan mengetahuinya dan siap. Inilah orang-orang yang dimampukan siap menyambut kedatangan-Nya. Tuhan telah merancang kita, bahwa di tengah-tengah kegelapan dan goncangan yang terjadi, kita tinggal dan menikmati diam dalam Kerajaan yang tidak tergoncangkan selama-selamanya.

Orang-orang yang bertemu dengan Raja Kemuliaan

Pada kedatangan-Nya yang pertama, umat-Nya tidak mengenali kunjungan Ilahi Raja Surga datang di bumi. Mereka tidak melakukan bagi-Nya apa yang seharusnya. Para pemilik penginapan menolak pasangan keluarga sederhana Yusuf, yang membawa tunangannya, Maria, yang sedang hamil. Tetapi orang yang hatinya miskin di hadapan Tuhan, menerima kasih karunia-Nya. Mereka dapat bertemu dan menyambut kedatangan sang Raja.

Siapakah mereka itu yang menyambut kedatangan Sang Raja?

  • Pertama, para gembala yang sedang bermalam di padang Efrata (Lukas 2:8-20). Merekalah orang yang hatinya miskin di hadapan Tuhan. Mereka mendapat kasih karunia.
  • Berikutnya, nabiah Hanna dan nabi Simeon yang bertekun setia menanti-nantikan Tuhan, merindukan penyelamatan Allah atas umat-Nya seperti yang telah dinubuatkan (Lukas 2:21-38). Mereka ini terus tinggal di Bait Suci.
  • Dan yang terakhir adalah orang-orang Majus (Matius 2:1-12). Ini adalah tipe manusia jujur, penuh semangat. Mereka adalah orang yang rendah hati mencari kebenaran, rela membayar harga, menempuh perjalanan jauh demi bertemu dengan Sang Raja.

Gembala yang berjumpa dengan Tuhan

Ketika para gembala di padang Efrata malam itu berjaga atas domba-domba yang digembalakan, tiba-tiba sinar kemuliaan Tuhan meliputi mereka, karena ada malaikat yang memberi pengumuman dari sorga tentang lahirnya sang Raja malam itu.

Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: ... (Lukas 2:11-12)

Para gembala itu memiliki hati yang sederhana. Mereka memiliki hati yang mau menerima dan percaya apa yang dikatakan oleh malaikat. Mereka langsung beranjak untuk menjumpai bayi yang telah lahir itu, dan mereka bertemu dengan Sang Raja. Kita harus memiliki hati yang miskin di hadapan Tuhan, jadi langsung mau menerima dan percaya apa yang firman katakan mengenai kedatangan Raja Kemuliaan.

Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. (Matius 5:3)

Hanya orang yang hatinya miskin di hadapan Allah yang akan memiliki Kerajaan Allah. Yesus datang ke bumi membawa Kerajaan Allah turun di bumi. Orang yang miskin hatinya di hadapan Allah akan memiliki-Nya. Demikianlah juga pada kedatangan-Nya ke dua kali. Kerajaan 1000 tahun diwujudkan di bumi, hanya akan dimiliki oleh orang-orang yang miskin di hadapan Allah. Orang yang miskin hatinya di hadapan Allah itu rendah hati dan lembut hati. Gampang dikoreksi, dan gampang bertobat ketika dia tahu salah. Dia mengerti artinya takut akan Allah. Dia tidak mentang-mentang, melainkan selalu mau bersandar kepada Tuhan dan senantiasa mengandalkan Tuhan dan berharap kepada-Nya - bukan kepada yang lain. Mari, milikilah hati seperti ini untuk menyambut kedatangan-Nya yang kedua kali.

Simeon dan Hana berjumpa di Bait Allah

Ketika bayi Yesus sudah disunat menurut adat istiadat Yahudi, dan waktunya untuk pentahiran menurut hukum Taurat, maka bayi Yesus dibawa ke Bait Allah di Yerusalem. Di sana ada nabi Simeon tua, yang telah menerima penyataan Roh Kudus. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika ia melihat Yesus yang dibawa oleh kedua orang tua-Nya, Simeon menyambut Anak itu, menatang-Nya sambil memuji Allah dan berkata: Sekarang, Tuhan, biarlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu. (Lukas 2:29-30)

Siapakah Simeon? Alkitab menyebutkan bahwa ia adalah seorang yang benar, saleh, yang menanti-nantikan Tuhan menggenapi janji kedatangan Mesias, Roh Kudus ada di atasnya, dia orang yang secara pribadi menerima janji Tuhan, kukuh berpegang kepada janji Allah, dan yang berjalan mengikuti tuntunan Roh Kudus (Lukas 2:25-27). Inilah dia tipe orang yang akan berjumpa dengan Raja Kemuliaan pada kedatangan-Nya yang kedua kali.

... Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, ... telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, ... Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus ... (Lukas 2:25-27)

Supaya layak untuk menjadi mempelai-Nya yang kudus, kita harus hidup benar, tegak di atas kebenaran, tidak mengkompromikan kebenaran, hidup saleh, tidak dicemari oleh cara hidup duniawi. Untuk itu kita harus terus berjaga-jaga menantikan kedatangan-Nya, senantiasa berpegang kepada janji Tuhan, dan berjalan mengikuti tuntunan Roh Kudus. Kita makin banyak menggunakan waktu yang terbaik untuk bersekutu dengan Roh Kudus, dan selalu bertanya kepada Roh Kudus untuk setiap keputusan yang akan diambil, sehingga makin selaras dan berkenan kepada-Nya.

Di situ juga ada nabiah Hana, yang sejak ditinggal suami meninggal setelah tujuh tahun pernikahan, tidak pernah meninggalkan Bait Allah sampai usia 84 tahun. Ia siang malam beribadah dengan puasa dan berdoa. Sementara orang lain di situ hanya melihat seorang bayi kecil di tangan orang tua-Nya, Hana melihat Mesias. Ia memiliki mata yang berbeda dari manusia umumnya, ia memiliki mata profetik. Ia melihat ke masa depan apa yang pasti akan terjadi. Sementara melihat Sang bayi, ia melihat masa depan Israel. Ia menceritakan kepada semua orang yang ada di situ tentang Mesias yang telah datang membawa kelepasan bagi umat-Nya. Inilah tipe orang yang siap untuk menyambut datang-Nya sang Raja Kemuliaan. Matanya fokus kepada Tuhan, senantiasa berjaga dan mengenali berlangsungnya waktu-waktu Ilahi yang sedang datang.

Orang Majus Menyembah Raja Kemuliaan

Orang Majus sesungguhnya bukan umat Tuhan, ia bukan keturunan Abraham, ia bangsa asing dari Timur. Namun mereka tahu bahwa Raja itu telah datang, karena itu rela pergi jauh meninggalkan negeri asal mereka demi untuk bertemu dan menyembah Sang Raja itu. Mereka mengandalkan bintang yang menunjukkan jalan kepada sang Raja.

datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia. Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu, lalu sujud menyembah Dia. mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. (Matius 2:1-2, 9-11)

Orang Majus adalah gambaran dari orang yang rela bayar harga meninggalkan kenyamanan dan kemewahan yang mereka nikmati di tempat asalnya, demi supaya terhitung sebagai orang yang diselamatkan. Mereka mengerti datangnya momen Ilahi (kairos) dengan melihat bintang-Nya. Mereka bayar harga untuk tidak kehilangan momen yang sedang datang. Mereka memasang radar agar sewaktu-waktu tanda itu muncul, segera mereka tanggap dan bertindak. Karena itu mereka tidak menyia-nyiakan waktu, begitu bintang Betlehem terlihat, mereka melangkah.

Berjaga-jaga dan mengenali perubahan waktu

Bagi kita sekarang, keselamatan adalah anugerah yang sudah kita terima. Tapi untuk menangkap momen Ilahi kedatangan-Nya yang kedua kali, kita harus bayar harga. Tuhan katakan kedatangan-Nya itu tidak terduga.

Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya. Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. (Lukas 12:35-37a)

Memberi respons yang benar pada waktu kairos Tuhan datang akan membawa kehormatan dan dipermuliakan bersama Tuhan, sebaliknya, ketika kehilangan momen Ilahi dan tidak menanggapinya, maka akan menuai murka dan penghukuman Sang Raja.

kata-Nya: Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan, dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau. (Lukas 19:42-44)

Dapatkah mengikuti teladan mereka?

Menempuh perjalanan di 2010, hidup seperti apakah yang kita siapkan menyambut kedatangan-Nya? Dapatkah kita mengikuti teladan mereka? Para gembala yang hatinya miskin di hadapan Allah, Simeon yang begitu kokoh tegak dalam kebenaran dan kesalehan mengikuti Roh Kudus, Hana yang matanya fokus ke sorga dan masa depan, dan orang-orang Majus, manusia yang jujur dan penuh semangat mengejar momentum Ilahi.

Mungkinkah kita meneladaninya?

Ini bukan soal dapat atau tidak. Ini pilihan dan keputusan. Saya mau bersiap untuk menyambut kedatangan Tuhan!! Ini soal hati yang mau. Begitu ambil keputusan, maka selanjutnya Penolong, yaitu Roh Kudus yang akan bekerja. Kalau Roh Kudus yang bekerja bagaimana? Ya pasti jadi bisa, tidak ada yang mustahil. Upah-Nya sudah disiapkan.

Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir. (Wahyu 22:12-13)

Sumber

  • (MG) Divisi Profetik. GBI Jalan Gatot Subroto, Jakarta.