Iman yang kokoh
Materi COOL Umum | |
---|---|
Periode | Januari 2013 |
Minggu | IV (2013-04) |
Sebelumnya | |
Selanjutnya |
Pendahuluan
Isi dan sharing
Saat ku tak melihat jalan-Mu // Saat ku tak mengerti rencana-Mu // Namun tetap ku pegang janji-Mu // Pengharapanku hanya pada-Mu
Hatiku percaya (3x) // S'lalu kupercaya
Bagaimana sikap yang mencerminkan iman yang kokoh?
- Berakar di dalam Yesus dan dibangun di atas Yesus (Kolose 2:7a; Lukas 6:47-48) Iman timbul dari pendengaran akan Firman Tuhan. Untuk itu kita senantiasa mempunyai sikap yang haus akan firman Allah, baik melalui saat teduh secara pribadi maupun melalui mezbah keluarga yang disertai doa, pujian, dan penyembahan. Dan juga perlu ada dalam wadah yang tepat seperti kelompok sel atau COOL ini.
- Teguh di dalam iman (Kolose 2:7b; Matius 15:28) Kita perlu mempunyai sikap seperti perempuan Siro-Fenesia yang walaupun diberi perumpamaan yang begitu keras ia tetap berharap dan percaya. Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh. (Matius 15:28)
- Mengucap syukur senantiasa (Kolose 2:7c; 1 Tesalonika 5:18) Sebagai orang percaya kita harus mampu mengucap syukur dalam segala hal dalam situasi yang tidak baik sekalipun (masalah/ujian), karena kita percaya:
- Segala sesuatu terjadi karena seijin Tuhan
- Ujian akan membawa kita naik ke level yang lebih tinggi
Kesimpulan dan saling mendoakan
Saat ini kita ada dalam dunia dengan banyak tantangan yang dapat melemahkan iman kita. Bahkan di lingkungan di mana kita hidup, baik di tempat usaha, kantor, sekolah, atau di mana pun, seringkali tidak mendukung iman kita. Untuk itulah kita perlu memperkokoh iman kita. Ingat selalu bahwa Roh Kudus sendirilah yang memberi kita kekuatan bahkan penghiburan.
Di hari-hari yang penuh tantangan dan pergumulan ini, kita perlu iman yang kokoh. Iman yang kokoh diumpamakan Yesus seperti pondasi yang dibangun di atas batu sebagai dasar (Matius 7:24). Iman begitu penting bagi orang percaya. Kita diselamatkan karena iman (Yohanes 3:16). Kita berkenan pada Allah karena iman (Ibrani 11:6). Orang benar hidup karena percayanya (Habakuk 2:4).