Pengorbanan dan resiko

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. (Matius 10:37-39)

Pendahuluan

Setiap kita merindukan suatu perubahan. Perubahan belumlah disebut sebuah perubahan jika belum terjadi perubahan. Perubahan adalah hal yang sangat sulit karena banyaknya hambatan, antara lain zona nyaman, pola pikir yang tidak mau maju, ketakutan akan kegagalan. Untuk mengalami dan melakukan perubahan dibutuhkan pengorbanan. Kita harus bersedia berkorban untuk perubahan. Contoh, untuk menjadi orang yang pintar saja kita butuh belajar, untuk melebarkan jaringan persahabatan (networking) dengan orang baru dibutuhkan pengorbanan juga. Setiap pengorbanan pasti ada resiko yang harus di terima, mulai dari resiko kegagalan yang tinggi, diejek teman, resiko finansial, dan bermacam resiko lainnya membuat kita malas berubah. Perubahan dapat membawa kita mencapai visi yang Allah berikan kepada kita.

Sharingkan: Perubahan apa saja yang sudah Anda lakukan, dan resiko apa saja yang Anda terima sehingga Anda mampu berubah?

Isi dan sharing

Bagaimana agar kita berani berkorban dan siap menerima resiko walaupun itu berat?

  1. Pola pikir (cara pandang yang berubah) (Roma 12:2)
  2. Pertobatan bukan hanya sekedar mengakui dosa saja, tetapi pertobatan juga artinya perubahan pola pikir, karena pertobatan yang sejati akan mempengaruhi tingkah laku kita. Apa yang kita pikirkan itulah yang biasanya akan kita lakukan dan yakini. Ketika cara pandang kita diubahkan, maka tantangan dan masalah seberat apapun kita siap menghadapinya. Cara pandang apa saja yang perlu kita ubah di dalam hidup kita? Sharingkan.
  3. Sikap yang positif (2 Korintus 5:7)
  4. John McCain memiliki sikap pantang menyerah yang luar biasa. Ia melakukan monolog batin (berbicara pada diri sendiri di dalam hati) untuk menguatkan dirinya: "Saya harus kuat dan mampu bertahan agar dapat keluar dari penjara ini dalam keadaan hidup, karena ada tugas besar yang menanti." Sikap positif itu membuat ia bertahan, walaupun setiap minggunya dua atau tiga kali dia disiksa sampai pingsan di penjara Hỏa Lò ("dapur api yang menyala-nyala"). Setelah mengalami siksaan berkepanjangan selama 5½ tahun, McCain keluar dari penjara tersebut dalam keadaan hidup. Ia kembali berdinas di Angkatan Laut, kemudian menjadi seorang Senator, bahkan di tahun 1997 ia dipilih oleh majalah Time sebagai salah satu dari 25 orang paling berpengaruh di Amerika Serikat. Sudahkah Anda memiliki sikap mental yang positif ketika menghadapi setiap pergumulan?
  5. Mental pemenang (1 Korintus 15:55)
  6. Tidak ada jalan yang rata dan mudah untuk mencapai sebuah Visi. Visi yang sejati hanya dapat dicapai setelah kita melalui berbagai rintangan, kesulitan, bahkan kegagalan-kegagalan, yang kesemuanya harus kita hadapi dengan mental Pemenang.

Kesimpulan dan saling mendoakan

Pengorbanan dan resiko akan selalu kita hadapi di dalam hidup ini, yang menjadi masalahnya apakah kita sudah memiliki cara pandang yang sudah diubahkan ketika menghadapi tantangan, apakah kita sudah memiliki sikap yang positif dan mental seorang pemenang? Ketika ketiga hal ini ada dalam hidup kita, pengorbanan dan resiko seberat apapun kita sanggup menghadapinya (Filipi 4:13). (JPH)

Setiap kita merindukan suatu perubahan. Perubahan belumlah disebut sebuah perubahan jika belum terjadi perubahan. Perubahan adalah hal yang sangat sulit karena banyaknya hambatan, antara lain zona nyaman, pola pikir yang tidak mau maju, ketakutan akan kegagalan.