Fire for Breakthroughs Api Terobosan: God's Double Favor (Pdm Paulus Daniel Santo)
Ringkasan Khotbah | |
---|---|
Ibadah | Fire for Breakthroughs |
Tanggal | Sabtu, 7 Juni 2025 |
Gereja | GBI Danau Bogor Raya |
Lokasi | Grha Amal Kasih |
Kota | Bogor |
Video | YouTube |
Khotbah lainnya | |
| |
|
Ini adalah hari-hari di mana api itu sungguh nyata, dan api itu sedang memilih siapa yang siap masuk kualifikasi mengalami double grace. Api itu menembus kemustahilan.
Shalom, Pak Rusli, Bu Fanny, para pemimpin, Bapak/Ibu Gembala. Puji Tuhan.
Saudara yang dikasihi Tuhan, Pentakosta 2025 ini menjadi sangat signifikan. Kenapa? Karena kita berada di tahun Ibrani 5785. Kita tahu, ada dua angka lima di depan dan di belakang. Dalam pemaknaan Alkitab, angka lima menunjuk kepada kasih karunia atau favor. Maka, signifikansi dari tahun 5785 adalah bahwa Tuhan, Allah Bapa kita, sedang hendak menyatakan kasih karunia yang berlipat-lipat, berlimpah-limpah. Ini bisa disebut sebagai double favor. This is the year of double favor. Haleluya!
Kita tahu huruf Pey dalam tahun ini bicara tentang mulut, dan huruf Hey bicara tentang nafas Tuhan. Kita sebagai gereja dengan DNA rohani berupa doa, pujian, penyembahan — saat kita memakai mulut kita dengan doa, pujian, penyembahan yang diurapi oleh api Roh Kudus, maka itu akan mendatangkan Hey, nafas Tuhan, mendatangkan kegerakan Roh Kudus, yang membawa percepatan dan mengadakan hal-hal yang tiba-tiba, yang tidak ada jadi ada.
Tahun tiba-tiba
Pak Niko sampaikan, saat memulai tahun Pey Hey ini, bahwa ini juga adalah tahun tiba-tiba. Tiba-tiba terdengar goncangan dari berbagai dimensi, tapi juga tiba-tiba Roh Kudus bekerja luar biasa. Maka jika ini adalah tahun double favor, maka apa yang kita perkatakan dalam hadirat Tuhan, dalam urapan Roh Kudus, dalam ilham pewahyuan Roh Kudus — Tuhan akan mengerjakannya sesuai dengan apa yang kita perkatakan!
Sudah 20 tahun kita memperkatakan bahwa gereja ini akan dipakai Tuhan untuk punya 70 cabang, 2.500 kelompok COOL, dan 50.000 jemaat. Dan kini, menjelang beberapa hari ke depan, tepatnya 11 Juni 2025, kita rayakan 30 tahun Gereja GBI Danau Bogor Raya, ternyata 70 cabang itu sudah tergenapi! Haleluya!
Di tahun tiba-tiba ini, tiba-tiba saja sejak Januari, cabang-cabang mulai dibuka. Bahkan di bulan kelima, bulan Mei, secara tiba-tiba Tuhan berikan lagi tambahan cabang. Satu bulan, delapan cabang dibuka. Itu artinya rata-rata dua cabang per minggu — itu benar-benar double favor! Katakan amin. Katakan kiri kanan, “Siap-siap terima double favor!”
Ketaatan itu penting!
Namun, ketika saya renungkan lebih dalam, saya sadari bahwa yang “tiba-tiba” ternyata tidak benar-benar "tiba-tiba". Seperti dalam peristiwa Pentakosta di Kisah Para Rasul 2:1. Mereka berkumpul di satu tempat, lalu tiba-tiba terdengarlah suara dan turunlah lidah api. Tapi sebelumnya, di pasal 1, mereka menanti dengan taat, sesuai perintah Yesus: “Jangan tinggalkan Yerusalem sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat maha tinggi.” Mereka tidak tahu akan menunggu berapa hari. Kita sekarang tahu bahwa itu sepuluh hari, tapi mereka tidak tahu. Mereka menanti saja dalam ketaatan.
Dan tiba-tiba, ketaatan itu diganjari oleh Tuhan dengan double favor. Maka kalau kita mau mengalami double favor, ketika kairos datang, yang harus ada pada kita adalah readiness. Katakan readiness, katakan kesiapan. Kairos datang, kita siap — favor terjadi. Kairos datang, kita tidak siap — kita kelewat. Jangan mau dilewat! Biarlah kita semua dilawat — pribadi lepas pribadi, keluarga lepas keluarga, gereja dan seluruh cabang, bukan dilewat tapi dilawat — dengan double favor dari Tuhan. Come on, sorak-sorai! Haleluya!
Di pertengahan tahun double favor ini, mari kita duduk diam. Sepuluh hari ini, kita sedang disiapkan supaya ready. Hari ini adalah hari ke-9, dan besok di cabang masing-masing kita akan celebrate Pentecost, dengan keyakinan bahwa double favor siap mendatangi kita. Asal kita ready! Delapan hari Revival Night kemarin, hingga hari kesembilan ini, sedang membentuk readiness kita.
Kalau kita lihat Pentakosta Pertama sebelum pasal 2, sebelum yang "tiba-tiba" terjadi, ada satu bagian lagi: mereka menggantikan Yudas. Ada dua orang: Matias dan Yustus. Mereka membuang undi, dan Matias yang akhirnya dipilih — qualified. Ia dipilih oleh Tuhan sendiri menggantikan Yudas sebagai salah satu dari dua belas rasul yang menerima anugerah pertama dari Pentakosta.
Dalam sejarah Pentakosta Kedua, kita mengenal William Seymour dari Asuza Street. Tapi sesungguhnya, orang pertama yang menerima pewahyuan bahwa Roh Kudus memenuhi umat Tuhan dengan tanda berbahasa roh bukanlah William Seymour, melainkan gurunya: Charles Parham. William belajar dari Charles Parham tentang bahasa roh sebagai tanda kepenuhan Roh Kudus.
Namun, mengapa Tuhan memilih William Seymour, bukan Charles Parham? Charles Parham adalah orang kulit putih, dan gerejanya hanya untuk kulit putih — bahkan William Seymour tidak diizinkan masuk gerejanya. Ia duduk di luar, mendengarkan khotbah dari luar. William Seymour adalah orang kulit hitam, satu matanya buta, namun ia tidak membeda-bedakan. Ia mempraktikkan firman Tuhan. Ia kumpulkan semua orang — kulit putih dan kulit hitam — di rumahnya, sebelum pindah ke Asuza Street. Karena itulah Tuhan melihat ia ready, dan William Seymour masuk kualifikasi untuk dipakai Tuhan dalam kebangunan Pentakosta yang besar.
Jadi polanya jelas. Bukan orang-orang hebat yang dipakai Tuhan, tapi orang-orang biasa yang taat. Katakan: ketaatan. Beritahu kiri kanan: “Ketaatan itu penting!” Worship adalah tentang ketaatan. Tanpa lagu, tapi dengan ketaatan, itu adalah worship. Ada lagu tapi tanpa ketaatan, itu bukan worship yang harum di hadapan Tuhan. Saat Tuhan pakai gereja ini 30 tahun lalu, semua yang dipakai adalah orang-orang biasa. Tapi mereka taat. Apa yang Pak Niko arahkan, mereka jalani. Ketaatan adalah kuncinya.
Perbedaan antara qualified dan disqualified
Mazmur 109:8 menyebutkan:
- Biarlah umurnya berkurang, biarlah jabatannya diambil orang lain.
Contohnya ada di Yesaya 22:15, 19-22, di mana Sebna, kepala istana, dijatuhkan dan digantikan oleh Elyakim. Ayat terakhirnya berkata:
- apabila ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.
Ini bicara soal otoritas.
Berapa banyak yang setuju bahwa kita ingin menuai jiwa-jiwa, melihat lumbung dibuka? Itu terjadi kalau Tuhan melihat kita qualified, ready. Ini hari-hari di mana api juga memurnikan. Tiap doa pribadi, di rumah, bersama keluarga, saya sendiri rasakan api Tuhan itu menyucikan saya. Hal-hal yang tidak saya sadari tersingkap. Tuhan tunjukkan kekotoran dalam hati saya. Saya dikoreksi anak saya, istri saya, tim saya. Saya bilang ke tim DPA, “Ngomong ke saya jangan disaring, koreksi saya.”
Kita adalah perpanjangan tangan dari visi Tuhan yang Tuhan taruh di hati Pak Rusli. Maka mari kita berjalan dalam ketaatan. Setiap langkah penting. Saya bahkan minta izin kalau mau adakan event. Yang seperti ini penting.
Penutup
Bapak/Ibu yang dikasihi Tuhan, ini adalah hari-hari di mana api itu sungguh nyata, dan api itu sedang memilih siapa yang siap masuk kualifikasi mengalami double grace. Api itu menembus kemustahilan. Selama 20 tahun kita memperkatakan 70 cabang — tiap Selasa kita doa dalam Menara Doa Pemimpin— dan hari ini tergenapi! Bukankah itu double favor?
Selama 20 tahun itu, Tuhan sedang menyiapkan kita. Bahkan lebih dari kesiapan kita, Tuhan beri tambahan: bulan kelima, angka lima adalah angka favor. Delapan cabang dibuka! Bagaimana ceritanya? It’s only God’s favor. Tepuk tangan buat Tuhan kita.
Kesimpulannya dari sepuluh hari ini, menjelang Pentakosta: ini kalimat terakhir — ayo baca sama-sama: Jika saya lakukan yang benar, Tuhan akan lakukan yang besar! Sekali lagi, angkat tangan kanan: Jika saya lakukan yang benar, Tuhan akan lakukan yang besar! Haleluya!