10 Warisan Rohani (Pdt Sutadi Rusli)
Pesan Gembala | |
---|---|
Ibadah | Ibadah Raya |
Tanggal | Minggu, 13 November 2011 |
Gereja | GBI Danau Bogor Raya |
Lokasi | Graha Amal Kasih |
Kota | Bogor |
Khotbah lainnya | |
| |
|
Shalom Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, saya percaya semua diberkati Tuhan. Amin!
Nubuatan dalam Empowered21 Asia
Beberapa minggu lalu kita sudah menyelesaikan acara Empowered21 Asia. Saya terkesan dengan seorang Nabiah Tuhan, Cindy Jacobs, yang menyampaikan empat hal mengenai Asia beberapa waktu ke depan ini:
- Hujan awal dan hujan akhir sedang dicurahkan bersama-sama. Ini berbicara mengenai berkat Tuhan, yaitu penuaian jiwa-jiwa dalam skala yang besar.
- Singa Yehuda sedang mengaum di Asia. Ini berbicara mengenai akan terjadi kegoncangan besar di hari-hari ke depan. Ini menggenapi nubuatan Alkitab bahwa apa yang dapat digoncangkan akan tergoncangkan supaya tinggal tetap yang tidak tergoncangkan yaitu Kerajaan Tuhan Yesus Kristus. Biarlah hidup kita dipersiapkan lebih baik lagi supaya benar-benar Kerajaan Surga itu ada dalam hidup kita.
- Kita harus memperhatikan 9 bulan ke depan. Ini berbicara mengenai gereja Tuhan yang sedang "mengandung jiwa-jiwa". Saya yakin kita semua pasti rindu agar keluarga kita, keluarga besar kita, teman-teman kita, sekali waktu pasti bertekuk lutut mengaku Yesus adalah Tuhan.
- Ada cawan ukupan yang besar di langit penuh dengan kemenyan di atas Asia.
- Cawan berbicara mengenai doa, pujian, dan penyembahan. Tuhan sedang mencurahkan pengurapan doa, pujian, dan penyembahan di atas Asia. Kita akan melihat umat Tuhan di Asia akan mengalami gelombang doa, pujian, dan penyembahan. Jangan sampai gereja kita yang dibapaki oleh Pak Niko yang Tuhan pakai dalam doa, pujian, dan penyembahan, malah tertinggal dengan banyak gereja yang baru menangkap api doa, pujian, dan penyembahan di Empowered21.
- Cawan juga bicara mengenai murka Allah. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan, tetapi mari kita mempersiapkan diri kita, karena Tuhan Yesus segera datang.
Warisan Rohani
Ulangan 11:8-20, Ketaatan mendatangkan berkat, ketidaktaatan mendatangkan kutuk,
"Jadi kamu harus berpegang pada seluruh perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya kamu kuat untuk memasuki serta menduduki negeri, ke mana kamu pergi mendudukinya, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepada mereka dan kepada keturunan mereka, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
Sebab negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, bukanlah negeri seperti tanah Mesir, dari mana kamu keluar, yang setelah ditabur dengan benih harus kauairi dengan jerih payah, seakan-akan kebun sayur.
Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit; suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu: mata TUHAN, Allahmu, tetap mengawasinya dari awal sampai akhir tahun.
Jika kamu dengan sungguh-sungguh mendengarkan perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, sehingga kamu mengasihi TUHAN, Allahmu, dan beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, maka Ia akan memberikan hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan awal dan hujan akhir, sehingga engkau dapat mengumpulkan gandummu, anggurmu dan minyakmu, dan Dia akan memberi rumput di padangmu untuk hewanmu, sehingga engkau dapat makan dan menjadi kenyang.
Hati-hatilah, supaya jangan hatimu terbujuk, sehingga kamu menyimpang dengan beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya.
Jika demikian, maka akan bangkitlah murka TUHAN terhadap kamu dan Ia akan menutup langit, sehingga tidak ada hujan dan tanah tidak mengeluarkan hasil, lalu kamu lenyap dengan cepat dari negeri yang baik yang diberikan TUHAN kepadamu.
Tetapi kamu harus menaruh perkataanku ini dalam hatimu dan dalam jiwamu; kamu harus mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu.
Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun; engkau harus menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu,
Ada banyak janji berkat Tuhan yang luar biasa dalam ayat-ayat di Kitab Ulangan ini, bahkan Dake's Bible menjelaskan bahwa ada 14 berkat dari ayat-ayat tersebut.
Ada 3 pesan Tuhan yang akan saya sampaikan dari ayat-ayat tersebut:
- Pegang janji-janji Tuhan
- Beribadah dengan segenap hati
- Wariskan warisan rohani kepada generasi penerus
#1 Pegang janji-janji Tuhan
"Jadi kamu harus berpegang pada seluruh perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, … (Ulangan 11:8a)
Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah. (Mazmur 12:7)
Lebih kurang ada 33 ribu janji Tuhan di dalam Alkitab, di antaranya 9 ribu janji mengenai berkat berkelimpahan. Yang harus Saudara lakukan adalah pegang janji Tuhan, percaya akan janji-Nya. Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya kepada-Nya.
Ada sebuah artikel yang menulis tentang para Insinyur di Eropa yang sedang mengembangkan sebuah pesawat yang mampu terbang 5 kali kecepatan suara, sehingga jarak tempuh pesawat terbang biasa antara London-Sydney yang biasanya memakan waktu 25 jam, maka bisa ditempuh hanya 5 jam saja dengan pesawat ini. Saya sebagai rang awam berpikir, mana mungkin ada pesawat yang dapat terbang 5 kali kecepatan suara? Tetapi para Insinyur tersebut berkata bahwa itu mungkin dan mereka sungguh-sungguh sedang mempersiapkannya.
Demikian juga, ketika Tuhan berkata, "mungkin", tapi kita yang sering berkata, "mana mungkin, Tuhan?" Sepanjang Saudara pegang janji Tuhan, maka Saudara akan melihat apa yang tidak mungkin menjadi mungkin bersama Tuhan.
Yohanes 2:1-8, Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur." Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba." Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!" Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan merekapun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu merekapun membawanya.
Ketika saya membaca dan merenungkan ayat-ayat tersebut, saya kagum dengan para pelayan di pesta tersebut. Mereka luar biasa, karena ketika Ibu Yesus berkata agar mereka mengikuti apa saja yang akan Yesus perintahkan, mereka taat saja, padahal para pelayan ini belum mengenal Yesus, dan Yesus pun belum pernah melakukan mujizat. Dan mereka pun menyediakan tempayan sesuai dengan yang diperintahkan. Tempayan ini bukan wadah yang kecil, tapi setiap tempayan bisa menampung sampai 120 liter! Kalau dikalikan 6 tempayan, maka menjadi 720 liter. Tanpa mempertanyakan perintah Yesus, mereka pun melakukan perintah-Nya.
Saudara, mari renungkan. Apakah level iman Saudara sudah sampai seperti para pelayan tersebut, hanya taat saja apa yang Yesus perintahkan tanpa mempertanyakan perintah-Nya. Apakah waktu Saudara membaca Firman Tuhan, Saudara mempercayainya dan melakukan yang Tuhan firmankan tersebut?
Ketika Saudara mempercayai apa yang Tuhan Firmankan dan memegang janji-Nya sampai melakukan perintah perintah-Nya, maka apa yang tadinya tidak mungkin bagi Saudara akan Tuhan buat menjadi mungkin. Haleluya!
Contoh, ketika Saudara mendengar Firman Tuhan tentang mengembalikan persepuluhan kepada Tuhan, Saudara tidak perlu mempertanyakan kenapa harus 10 persen? Mengapa tidak 0,5 persen? Bahkan ada jemaat dan pelayan Tuhan yang sudah memberikan lebih dari 10 persen, karena mereka tahu, ketika mereka tidak hitung-hitungan dengan Tuhan, maka Tuhan pun akan melimpahi hidup mereka dengan segala berkat-Nya.
Contoh lain, Saudara tidak perlu mempertanyakan juga mengapa Saudara harus mengampuni. Tetapi ketika Saudara sungguh-sungguh mau melakukan perintah Tuhan untuk melepaskan pengampunan, maka Saudara akan mengalami berkat Tuhan. Mungkin selama ini Saudara belum mengalami janji Tuhan karena Saudara banyak berargumentasi, lebih banyak mempertanyakan Firman Tuhan daripada melakukannya.
Firman Tuhan adalah untuk dipercayai dan dilakukan, bukan untuk dipertanyakan dan diragukan.
#2 Beribadah dengan segenap hati
… dan beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, (Ulangan 11:13)
Kita sedang masuk dalam 7 Weeks of Deeper Love, di mana selama 7 minggu kita mencari hadirat Tuhan dalam doa, pujian, dan penyembahan sambil menantikan Firman-Nya. Selain 7 minggu tersebut, juga ada minggu-minggu di mana kita diperlengkapi melalui hamba-hamba Tuhan yang kita undang. Tuhan mau, melalui 7 Weeks of Deeper Love tersebut kita dipersiapkan untuk semakin mengasihi Tuhan, menjadi bekal kita untuk meninggalkan tahun 2011 dan memasuki tahun 2012. Ibaratnya seperti kita menabung, kita juga harus "menabung" kasih yang semakin besar dalam hidup kita.
Contoh, orang-orang yang masih sehat dan kuat di usia lanjut, mereka sudah "menabung" untuk memiliki pola hidup yang sehat sehingga ketika lanjut usia, mereka tetap memiliki kesehatan dan kekuatan.
Demikian juga hidup kita, Tuhan mau kita memiliki "tabungan rohani" untuk mempersiapkan hidup kita memasuki masa-masa yang akan datang. Tuhan mau kita memiliki kasih Yesus yang jauh lebih kuat dari sebelumnya, karena jika tidak, maka Saudara tidak akan kuat untuk menghadapi berbagai tantangan kehidupan di masa yang akan datang.
Markus 12:30-31, Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
Kita harus berusaha mengupayakan dengan segala daya untuk mengasihi Dia. Itulah makna ayat di atas. Kemudian, kita juga dituntut untuk mengasihi sesama seperti diri kita sendiri. Gambarannya seperti ini, jika saya ingin memberikan sesuatu kepada Saudara, maka sesuatu itu haruslah yang saya miliki dulu. Saya tidak mungkin janji memberikan jas kepada Saudara, jika saya tidak memilikinya.
Jadi, Saudara tidak mungkin mengasihi sesama jika Saudara tidak mengasihi diri Saudara sendiri terlebih dahulu. Ini berbicara mengenai gambar diri Saudara, apakah Saudara sudah berdamai dengan diri Saudara sendiri, menerima keadaan Saudara apa adanya dengan penuh syukur, itulah yang dimaksud.
Beberapa waktu lalu, saya mengikuti Sidang Majelis Pekerja Lengkap dari Sinode Gereja Bethel Indonesia. Ada satu sesi ceramah umum yang disampaikan oleh seorang pakar yang menyampaikan sebuah survei di gereja-gereja di Indonesia. Hasil surveinya adalah sebagai berikut:
Dari hasil survei ini kita bisa melihat bahwa ternyata program gereja hanya menghasilkan jiwa-jiwa sebanyak 3%, KKR/Acara TV hanya 0,5%, pelayanan Sekolah Minggu hanya memenangkan jiwa-jiwa sebanyak 5%, kunjungan gereja hanya 2%, pelayanan aktif Gembala hanya 6%, tanpa sengaja 3%, dan karena kebutuhan khusus sebanyak 2% saja. Tetapi Saudara lihat data ini, bahwa melalui Saudara, jiwa-jiwa yang dapat dimenangkan mencapai 78,5%.
Apa arti data tersebut? Artinya, seperti yang telah Tuhan perintahkan kepada seluruh umat-Nya untuk pergi dan menjadikan semua bangsa menjadi murid-Nya, maka menjadi tanggung jawab Saudara dan saya, kita semua orang percaya, untuk memenangkan jiwa bagi Yesus. Tuhan sudah berjanji, ketika Saudara mau melangkah untuk menjadi saksi dan memenangkan jiwa-jiwa maka ada tanda-tanda Ilahi akan menyertai Saudara.
Markus 16:17-18, Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."
Perhatikan, tidak dituliskan bahwa tanda-tanda Ilahi akan menyertai hanya pendeta saja, hanya pelayan saja, tetapi kepada semua orang percaya yang mau memenangkan jiwa, Tuhan akan menyertai dengan tanda-tanda heran.
Jika Saudara mau melakukan tugas panggilan Saudara sebagai orang Kristen, yaitu membawa orang kepada Yesus, maka Tuhan akan disenangkan, dan jika Tuhan disenangkan maka Ia akan melimpahi Saudara dengan berkat-Nya. Saudara tidak perlu menunggu persoalan Saudara selesai terlebih dahulu, dan jangan hanya berkutat menggumuli masalah-masalah kehidupan pribadi Saudara sendiri. Ketika Saudara mau peduli akan kebutuhan orang lain dan membawa kabar baik, yaitu berita keselamatan bagi banyak orang, Saudara akan melihat bahwa Tuhan akan turut bekerja memulihkan dan menolong kehidupan pribadi Saudara.
#3 Wariskan warisan rohani kepada generasi penerus
Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun; (Ulangan 11:19)
Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya, tetapi kekayaan orang berdosa disimpan bagi orang benar. (Amsal 13:22)
Ada 10 warisan yang harus Saudara wariskan kepada anak cucu Saudara:
- Warisan kekudusan (Efesus 5:18-21) Di tengah standar moral dunia yang semakin menurun, maka justru umat Tuhan harus hidup dalam standar kekudusan yang semakin meningkat. Saudara perlu mewariskan gaya hidup kudus kepada anak-anak Saudara. Jadilah teladan dalam kekudusan bagi anak-anak Saudara.
- Warisan kasih (Efesus 5:22-23) Generasi muda sekarang sering disebut sebagai "The Fatherless Generation", yaitu generasi yang hidup tanpa bimbingan serta kasih dari orang tua. Tuhan mau hati bapa-bapa kembali kepada anak-anaknya, maka hati anak-anak akan kembali kepada bapa-bapanya. Saudara harus mempraktekkan kasih dan mengajarkan anak-anak Saudara untuk hidup dalam kasih.
- Warisan ketaatan (Efesus 6:1) Generasi muda juga sering dijuluki sebagai "generasi pemberontak". Jangan sampai sifat pemberontak itu ada pada anak-anak orang percaya. Mereka harus diajarkan untuk hidup dalam ketaatan. Jelaskan kepada mereka konsekuensi ketika mereka taat kepada orang tua dan kepada perintah Tuhan.
- Warisan rasa hormat (Efesus 6:2-3) Ajar anak-anak kita untuk memiliki rasa hormat. Dimulai dari menghormati orang tua mereka, kemudian menghormati orang-orang yang lebih tua, lalu menghormati sesama. Ajari anak-anak kita sopan santun.
- Warisan kelemahlembutan (Efesus 6:4a) Tanpa sadar, kita hidup di dunia yang penuh dengan kekerasan ataupun kekasaran. Sampai-sampai kita seperti sudah terbiasa dengan kekerasan di sekitar kita. Tapi kita harus mewariskan dan menjadi teladan dalam sifat kelemahlembutan.
- Warisan kedewasaan (Efesus 6:4b) Kedewasaan bukan diukur dari usia, tapi dari bagaimana seseorang meresponi segala hal yang terjadi dalam hidupnya dengan respons yang benar. Ajari anak-anak Saudara untuk meresponi dengan benar segala sesuatu yang mereka alami.
- Warisan disiplin (Efesus 6:4c) Disiplin adalah salah satu kunci kesuksesan. Di tengah-tengah generasi yang "semau gue", maka Saudara harus mewariskan kedisiplinan dalam hidup anak-anak Saudara. Kita harus memastikan bahwa anak-anak kita tampil beda dengan anak-anak dari mereka yang tidak mengenal Tuhan.
- Warisan hikmat (Efesus 6:4d) Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan. Ketika anak-anak Saudara dilatih untuk memiliki hubungan yang akrab dengan Tuhan melalui penyembahan dan perenungan Firman, maka hikmat akan muncul dari hidup mereka.
- Warisan tanggung jawab (Efesus 6:5-9) Ketika kita bertanggung jawab atas perkara kecil yang Tuhan berikan, maka Tuhan akan mempercayakan tanggung jawab yang lebih besar. Jadi, ajarkan anak-anak Saudara untuk bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipercayakan kepada mereka.
- Warisan kekuatan (Efesus 6:10-17) Ini bukan hanya memastikan anak-anak kita mengkonsumsi gizi yang mencukupi agar tubuh jasmani mereka kuat, tetapi juga memastikan agar mereka memiliki kerohanian yang kuat, memiliki iman yang kuat. Oleh sebab itu, ajar mereka untuk senantiasa bergantung dan berharap kepada Tuhan sehingga iman mereka terus bertumbuh kuat.
Tuhan Yesus memberkati.