Warisan iman orang percaya (9 Weeks of Breakthroughs) (Pdt Sutadi Rusli)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Shalom, saya percaya semua tetap semangat. Kita sudah memasuki minggu kelima dalam 9 Weeks of Breakthroughs hari ini. Saya dorong Saudara pribadi lepas pribadi untuk jangan pernah kita tinggalkan apa yang Tuhan sudah bawa sampai memasuki minggu kelima ini, mari kita selesaikan sampai 18 Desember 2010 beberapa minggu ke depan.

Ada tuntunan-tuntunan yang perlu Saudara simak dan menjadi rhema dalam hidup Saudara untuk menjadi bekal kita meninggalkan tahun 2010, memasuki tahun 2011, bahkan tahun-tahun yang akan datang.

Saudara tetap semangat? Kita tetap semangat karena bersama Tuhan Yesus kita pasti bisa, pasti diberikan kekuatan.

Tuntunan Tuhan hari ini diambil dari Yosua 4:1-7,

Setelah seluruh bangsa itu selesai menyeberangi sungai Yordan, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua, demikian: "Pilihlah dari bangsa itu dua belas orang, seorang dari tiap-tiap suku, dan perintahkanlah kepada mereka, demikian: Angkatlah dua belas batu dari sini, dari tengah-tengah sungai Yordan ini, dari tempat berjejak kaki para imam itu, bawalah semuanya itu ke seberang dan letakkanlah di tempat kamu akan bermalam nanti malam."
Lalu Yosua memanggil kedua belas orang yang ditetapkannya dari orang Israel itu, seorang dari tiap-tiap suku, dan Yosua berkata kepada mereka: "Menyeberanglah di depan tabut TUHAN, Allahmu, ke tengah-tengah sungai Yordan, dan angkatlah masing-masing sebuah batu ke atas bahumu, menurut bilangan suku orang Israel, supaya ini menjadi tanda di tengah-tengah kamu. Jika anak-anakmu bertanya di kemudian hari: Apakah artinya batu-batu ini bagi kamu? maka haruslah kamu katakan kepada mereka: Bahwa air sungai Yordan terputus di depan tabut perjanjian TUHAN; ketika tabut itu menyeberangi sungai Yordan, air sungai Yordan itu terputus. Sebab itu batu-batu ini akan menjadi tanda peringatan bagi orang Israel untuk selama-lamanya."

Menjadi saksi bagi Kristus

Tuhan katakan pada Yosua agar menyampaikan pada orang-orang di bawahnya, mari angkat batu itu ke bahu seorang demi seorang. Batu besar berbicara mengenai kebesaran dan keagungan Tuhan. Keagungan dan kebesaran Tuhan harus kita angkat dan kita harus memuliakan nama Tuhan. Batu ini besar dan berat, tidak bisa sekedar ditenteng, tetapi harus ditaruh di bahu. Ini berbicara mengenai suatu tanggung jawab Saudara pribadi lepas pribadi untuk memuliakan nama Tuhan.

Saya mau kasih satu kata sederhana saja bahwa Saudara harus jadi saksi bagi Kristus. Bukankah kita terus menerus diingatkan belakangan ini, waktu Roh Kudus turun kepada kita, maka Saudara akan menjadi saksi bagi Kristus di Yerusalem, Yudea, Samaria, bahkan sampai ke ujung-ujung bumi. Kita pribadi lepas pribadi mempunyai tanggung jawab menjadi saksi bagi Kristus.

Satu waktu Tuhan Yesus menyeberang danau Galilea, Dia tiba di Gerasa. Waktu sampai di Gerasa ini tiba-tiba ada orang yang kerasukan setan, bukan satu-dua roh jahat, tapi oleh satu legion, sebuah jumlah yang luar biasa banyaknya.

Orang ini tidak bisa ditahan siapa pun, dirantai sekalipun tidak bisa, dia sanggup untuk terus melepaskan diri, memberontak, membuat kekacauan ke sana kemari. Tapi waktu Tuhan datang dia dilepaskan. Setelah dia dipulihkan, apa yang Tuhan katakan kepadanya? Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!" Orang itupun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran. (Markus 5:19)

Ini berbicara menjadi saksi bagi Kristus. Apa pengertiannya menjadi saksi bagi Kristus? Sederhana saja, menjadi saksi bagi Kristus adalah menceritakan kebaikan Tuhan Yesus Kristus. Siapa yang sudah mengalami kebaikan Tuhan Yesus? Ceritakan kebaikan Tuhan itu kepada banyak orang, yang memerlukan apa yang Saudara sudah alami bersama-sama Tuhan Yesus Kristus. Batu itu sudah ditaruh di atas batu Saudara, menjadi tanggung jawab pribadi lepas pribadi.

Saudara saya sangat yakin selama lima minggu ini ada banyak kesaksian, ada banyak kebaikan Tuhan Yesus yang Saudara alami. Itu adalah tugas Saudara untuk menceritakan kepada orang-orang lain. Mungkin Saudara tidak berani tampil di mimbar, tapi Saudara bisa tuliskan, menjadi satu kesaksian bagi kita semua bagaimana kebaikan Tuhan Yesus Kristus terjadi kepada pribadi lepas pribadi.

Mari, kalau kita jadi saksi bagi Kristus itu merupakan tanggung jawab dan perintah bagi setiap orang percaya yang sudah menerima kebaikan Kristus.

Warisan keturunan ilahi

Hal yang kedua dalam tuntunan Tuhan hari ini dari Yosua 4 berbicara mengenai dua belas batu peringatan. Kedua belas batu peringatan ini berbicara mengenai warisan.

Banyak orang-orang bekerja sampai mati-matian, sampai tidak ada waktu untuk doa, baca firman Tuhan. Orang ribut cari uang sebanyak-banyaknya untuk mewariskan kekayaan sebanyaknya untuk keturunan-keturunan berikutnya bahkan kalau bisa sampai tujuh turunan. Padahal kalau boleh jujur, di dunia hari-hari ini bagaimana keluarga-keluarga yang terpecah belah berantakan hanya karena warisan yang diturunkan kepada anak-anak mereka ribut satu sama lain, tidak lagi kenal kakak-adik karena sudah berbicara mengenai uang. Sudah tidak ada saudara, suami, istri, keponakan, om, tante, semua menghalalkan segala cara mendapatkan uang tersebut. Menjadi sumber kehancuran bagi keluarga lepas keluarga.

Saudara boleh saja mewariskan kekayaan Saudara, tapi itu bukan prioritas. Ada yang jauh lebih penting untuk diwariskan, yaitu wariskan keselamatan yang sudah Saudara terima kepada anak-anak Saudara, kepada cucu-cucu Saudara. Saya cukup sedih, kalau saya pernah ketemu beberapa kepala keluarga yang berkata bahwa mereka memberikan kebebasan untuk anak-anak mereka memilih mau masuk agama apa. Padahal mereka adalah keluarga-keluarga Kristen. Saya sedih mendengar hal seperti itu.

Saya ingatkan kepada kita semua, jangan pernah menjadi kepala keluarga dan orang tua yang membebaskan anak-anak Saudara untuk memilih apa yang mereka mau dalam kepercayaan mereka.

Saudara harus wariskan kepada anak-anak kita, keselamatan yang Tuhan Yesus Kristus sudah berikan kepada kita. Itu nomor satu yang harus Saudara berikan kepada mereka! Mereka boleh memilih karier apa pun. Tapi iman kepercayaan, pilihan Tuhan, tidak ada kata lain, Saudara harus mewariskan percaya kepada satu Tuhan, Yesus Kristus. Itu adalah warisan abadi bagi mereka.

Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya. (Maleakhi 2:15)

Tuhan menginginkan keturunan-keturunan ilahi dari Saudara dan saya. Untuk itu, mari wariskan kepada anak cucu kita, yaitu percaya dan takut akan Yesus Kristus. Waktu warisan kita diberikan kepada anak-anak kita agar menjadi keluarga yang taat dan takut akan Tuhan, maka perjalanan mereka pasti diberkati Tuhan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Itu adalah warisan yang paling penting! Di samping itu, ada beberapa warisan lain yang perlu juga kita wariskan kepada anak cucu kita:

  1. Warisan kekudusan. Bagaimana kita bisa mewariskan kekudusan kalau kita sebagai orang tuanya tidak hidup kudus? Untuk itu dimulai dari kita untuk hidup kudus supaya kita bisa mewariskan kekudusan bagi anak-anak kita.
  2. Warisan kasih. Tentu tercermin dari hidup kita, bagaimana kita memiliki kasih yang sudah Tuhan berikan kepada hidup kita. Dan itu harus kita wariskan kepada anak-anak kita juga.
  3. Warisan ketaatan. Bagaimana kita taat kepada orang yang sudah Tuhan tetapkan sebagai pemimpin di atas kita. Kita tidak bisa berkata kita taat kepada Tuhan kalau kita tidak taat kepada pemimpin. Itu nonsens.
  4. Warisan rasa hormat. Ajar anak-anak kita etika untuk menghormati. Hari-hari ini sudah hilanglah hubungan otoritas dan penghormatan anak dan orang tua.
  5. Warisan kelemahlembutan. Ini perlu kita wariskan karena Tuhan Yesus Kristus adalah lemah lembut.
  6. Warisan kedewasaan. Orang-orang yang dewasa adalah orang-orang yang menyikapi masalah dengan penuh kedewasaan, meresponi dengan kebenaran Firman Tuhan.
  7. Warisan disiplin. Ajarkan disiplin pada anak-anak kita. Kita lihat dalam pemerintahan, hidup kita hari lepas hari, Indonesia sudah kehilangan kedisiplinan. Tapi biarlah sebagai orang-orang percaya dalam nama Tuhan Yesus, kita mewariskan kedisiplinan bagi anak-anak kita.
  8. Warisan hikmat. Biarlah hikmat itu kita wariskan kepada anak-anak kita.
  9. Warisan tanggung jawab. Setiap pribadi memiliki tanggung jawab. Kalau Saudara adalah kepala keluarga, Saudara memiliki tanggung jawab, ibu rumah tangga juga memiliki tanggung jawab. Wariskanlah tanggung jawab itu kepada anak-anak laki-laki maupun anak-anak perempuan Saudara.
  10. Warisan kekuatan. Saudara, kita tahu the joy of the Lord is my strength. Sukacita Tuhan adalah kekuatan kita. Waktu kita lemah, kita minta kekuatan Tuhan dalam nama Yesus. Bergantung pada Tuhan dan bukan manusia, biarkanlah kita contohkan dan wariskan kepada anak-anak kita, bahwa ada kekuatan dalam nama Yesus.

Warisan Perjamuan Kudus

Hal ketiga dari Yosua 4, Tuhan katakan biarlah ini menjadi satu batu peringatan. Ada satu warisan peringatan yang Tuhan Yesus berikan kepada kita, menjadi peringatan sampai Dia datang untuk menjemput kembali gereja-Nya, yaitu melalui Perjamuan Kudus.

Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku! " Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku! " Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. (1 Korintus 11:23-28)

Saudara yang dikasihi Tuhan, ini adalah satu peringatan yang perlu kita ingat setiap kali kita berkumpul. Biarlah kita mengingat dan diikat kembali dalam satu kasih dengan Tuhan Yesus, bersama satu sama lain dengan sesama kita, melalui ikatan Perjamuan Kudus ini.

Tuhan ingatkan bahwa orang yang masuk dalam Perjamuan Kudus harus memiliki hati yang bersih dan benar di hadapan Tuhan, kalau tidak, maka pada waktu Saudara makan roti dan anggur, maka bukannya jadi berkat tapi justru malah jadi kutuk.

Tapi waktu kita makan roti dan anggur, yaitu lambang tubuh dan darah Kristus, dengan hati yang hancur di hadapan Tuhan, maka persekutuan kita dengan Tuhan Yesus akan menjadi berkat bagi kita.

Sebelum makan dan minum roti dan anggur, hamba-hamba Tuhan memberikan kesempatan untuk kita introspeksi, membereskan, dan Tuhan juga ingatkan hari-hari ini, jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. (Amsal 4:23)

Saudara, saya mau mencanangkan satu Gerakan Anti Sakit Hati atau "GASH". Biar pagi ini kita mencanangkan Gerakan Anti Sakit Hati ini. Jangan ada lagi yang sakit hati dalam nama Yesus Kristus. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena dia akan bertemu dengan Tuhan (Matius 5:8). Tuhan Yesus segera datang menjemput gereja-Nya, untuk itu jaga hati kita dengan mengadakan Gerakan Anti Sakit Hati. Saudara siap untuk Gerakan Anti Sakit Hati? Jangan mudah-mudah untuk sakit hati, itu adalah tipu daya iblis. Buang jauh-jauh dalam nama Yesus Kristus. Kita punya hati yang bersih dalam nama Yesus Kristus.

Penutup

Kita diingatkan menjadi Saksi bagi Kristus, ini bukan hanya "mau" tapi ini adalah perintah dan tanggung jawab bagi orang-orang percaya. Yang kedua, Tuhan juga ingatkan agar kita mewariskan kebenaran, keselamatan yang sudah kita terima kepada anak-anak kita, bahkan sampai kepada cucu-cucu kita. Dan yang ketiga, biarlah melalui Perjamuan Kudus, kita boleh meteraikan semua yang sudah kita terima dari Tuhan, dengan hati yang kudus dan benar di hadapan Tuhan Yesus Kristus.

Amin.