Melewati transisi, janganlah kamu takut

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang, melainkan Allah. (2 Tawarikh 20:17)

Tahun 2011 adalah tahun Multiplikasi dan tahun Promosi. Tetapi juga , tahun 2011 adalah tahun transisi. Transisi menjadi lebih baik, atau sebaliknya, semua itu tergantung respons kita. Yang menentukan transisi kita ke arah menjadi yang lebih baik adalah respons yang benar. Begitu respons kita salah, kita tidak meraih kebaikan yang Tuhan sediakan. Sebaliknya, masalah itu menjadi hantaman yang membuat kita kepahitan dan menjadi korban. Karena itu kita harus mengerti bagaimana cara untuk meresponi dengan benar.

Yang menentukan kita mengalami Multiplikasi dan Promosi dari Tuhan adalah respons terhadap firman Tuhan. Perhatikan firman Tuhan. Artinya, mata kita senantiasa difokuskan kepada Tuhan. Karena itu kita harus menentukan untuk memilih respons yang benar: terus fokus kepada Tuhan.

Yosafat adalah contoh seorang yang meresponi dengan benar terhadap masalah besar yang menyergap dengan tiba-tiba. Masalah itu membuatnya terkejut dan takut. Keadaan kita hari-hari ini mirip dengan pengalaman Yosafat. Kita menghadapi keadaan yang serba tidak menentu. Bagi banyak orang, hal ini mendatangkan rasa khawatir dan rasa takut. Masalah itu jauh lebih besar dari kemampuan untuk menanganinya. Raja Yosafat menerima laporan yang mengejutkan. Ada tiga bangsa dengan laskar yang besar mendadak datang mengepungnya. Pasukan Moab, Amon, dan orang Meunim, dan ini membuatnya merasa tidak berdaya. Alkitab katakan, “Yosafat menjadi takut.

Langkah kemenangan terjadi dimulai dari keputusan untuk mencari Tuhan

Inilah hal yang paling penting untuk kita lakukan saat menghadapi tantangan berat, yaitu keputusan mencari Tuhan. Ketika Yosafat takut, ia tidak memberi diri dikuasai oleh perasaan takut. Ia tidak menyerah kepada keadaan. Ia memilih untuk mencari Tuhan . Rasa takut memang sudah menjadi bagian hidup manusia. Sejak Adam dan Hawa memakan buah yang Tuhan larang, ketakutan masuk ke dalam hidup manusia. Semua itu akarnya adalah hadirnya dosa dalam manusia. Sejak dosa masuk, kekhawatiran dan takut adalah porsi wajib untuk dialami manusia. Namun Kristus telah menaklukkannya di kayu salib bagi kita.

Yosafat mencari Tuhan, ia menyerukan seluruh Yehuda berpuasa dan berkumpul di halaman Bait Suci. Langkah kemenangan terjadi dimulai dari keputusan untuk mencari Tuhan. Ini waktunya untuk kita banyak diam di hadapan hadirat Tuhan. Karena itu, sebelum masalah datang, bangunlah hidup intim dengan Tuhan. Tetap di dalam hadirat-Nya senantiasa sepanjang waktu. Yosafat memang seorang yang mendisiplinkan diri untuk mencari Tuhan. Ia mengikuti jejak leluhurnya, Daud, untuk senantiasa mencari Tuhan dan menginginkan hadirat-Nya senantiasa.

Dan TUHAN menyertai Yosafat, karena ia hidup mengikuti jejak yang dahulu dari Daud, bapa leluhurnya, dan tidak mencari Baal-baal, melainkan mencari Allah ayahnya. (II Tawarikh 17:3-4a)

Di tengah tekanan masalah, Yosafat fokus kepada Tuhan, memperkatakan kepada Tuhan, siapa Dia bagi Yosafat, dan apa yang Dia janjikan kepada Abraham. Yosafat berdiri di hadapan hadirat-Nya sebagai seorang yang memiliki hak perjanjian untuk menerima apa yang Allah telah janjikan kepada umat-Nya. Inilah yang Yosafat katakan kepada Tuhan:

  • Tuhan Engkau adalah Allah yang perkasa yang penuh kuasa, yang memerintah di sorga dan berkuasa atas segenap kerajaan, dan tidak satupun yang dapat melawan Engkau (ayat 6).
  • Engkau telah memberikan negeri Perjanjian ini kepada Abraham dan keturunannya untuk mendiami tanah perjanjian (ayat 7).
  • Engkau Allah yang berjanji untuk mendengar dan menjawab doa yang kami naikkan dari Bait Kudus-Mu (ayat 8-9).
  • Kami tidak punya kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu [fokus kepada-Mu] (ayat 12).

Tuhan senantiasa memperhatikan apa yang kita katakan kepada-Nya ketika kita ada di hadapan hadirat-Nya. Karena itu hati-hati dengan apa yang saudara ucapkan di hadapan Tuhan, kita akan tuai apa yang kita katakan.

Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan, bahwasanya seperti yang kamu katakan di hadapan-Ku, demikianlah akan Kulakukan kepadamu. (Bilangan 14:28)

Apakah yang Tuhan jawab kepada Yosafat? Karena ia mencari Tuhan dan memperkatakan kepada Tuhan kekuasaan dan keperkasaan-Nya, maka Tuhan menjawab dengan ajaib. Roh Tuhan menghinggapi Yahaziel, dan ia bernubuat:

“Camkanlah , hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman Tuhan kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang, melainkan Allah.

Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana Tuhan memberikan kemenangan kepadamu.” (2 Tawarikh 20:15, 17)

Yosafat menanggapi dengan sujud menyembah dan membangun pasukan pujian mengagungkan Tuhan. Hasil akhirnya, Yosafat menghancurkan musuh yang besar itu. Ketika Yosafat dan pasukan puji-pujian bersorak-sorai bagi Tuhan, musuhnya hancur tanpa jerih lelah. Tuhanlah yang berperang bagi Yosafat. Yosafat tinggal menjarah dari musuh.

Masalah yang menakutkan dibalikkan menjadi kemenangan yang gemilang dan menjarah musuh berhari-hari. Respons yang benar dengan senantiasa fokus kepada Tuhan membuat Yosafat diangkat lebih tinggi lagi. Saudara juga dapat mengalami pembalikan dari masalah jadi promosi. Inilah masanya, di tahun multiplikasi dan tahun promosi, apa yang mustahil dibalikkan Tuhan jadi mukjizat.

Inilah yang sedang Tuhan buat atas umat-Nya yang fokus kepada Tuhan, yang mengerti mencari Tuhan dan diam di dalam hadirat-Nya senantiasa.

Sumber