Mengambil langkah selanjutnya

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

“…Orang banyak bertanya kepadanya: "Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat?...Ada datang juga pemungut-pemungut cukai untuk dibaptis dan mereka bertanya kepadanya: "Guru, apakah yang harus kami perbuat?" …Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: "Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?" (Lukas 3:10, 12, 14a)

"Apa yang harus kami perbuat?"

Mungkin ini adalah pertanyaan yang sering kali diajukan oleh setiap umat Tuhan yang memiliki kerinduan untuk mengalami pertumbuhan rohani. Mereka sadar bahwa untuk mengalami pertumbuhan rohani pasti ada sesuatu yang harus mereka lakukan setelah mereka menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi serta memberi diri mereka untuk dibaptis.

Pada kesempatan kali ini kita akan merenungkan kebenaran Firman Tuhan yang terambil dari surat Kolose 2:6-7 yang berbunyi demikian:

"Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur."

Melalui ayat ini paling tidak ada 4 (empat) hal yang harus kita lakukan setelah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat (menjadi orang Kristen):

#1 Tetap di dalam Dia (Kristus)

Tetap di dalam DIA berarti kita tetap berada di dalam anugerah keselamatan yang telah YESUS KRISTUS nyatakan di kayu salib untuk menebus segala dosa-dosa kita. Dengan kata lain tidak pernah ‘mendua hati’, di satu sisi percaya kepada Yesus, tapi di sisi yang lain masih juga menaruh kepercayaan kepada hal-hal yang mistis dan magis seperti perdukunan dan roh-roh jahat. Selain tidak mendua hati, orang-orang Kristen yang tetap berada di dalam DIA tidak akan ‘berpaling hati’ atau berubah iman, meninggalkan anugerah keselamatan dalam Kristus dengan alasan apapun terlebih hanya sekedar masalah ‘perut’ (baca: kebutuhan pokok).

Pada tahun 168 Masehi, seorang bernama Polikarpus menjadi martir. Jika kita melihat kejadian menjelang kematian Polikarpus, kita dapat melihat sebuah contoh dan kasih kesetiaan Tuhan kepada umat-Nya. Polikarpus merupakan pemimpin gereja di Smyrna. Ia belajar di bawah bimbingan Rasul Yohanes dan lainnya yang telah mengenal Yesus secara pribadi. Saat Polikarpus mengetahui bahwa para penganiayanya akan bersiap-siap menahannya, sahabat-sahabatnya menyembunyikan dirinya di sebuah desa. Namun usaha mereka gagal, para tentara Roma menemukan Polikarpus. Polikarpus menyalami para penangkapnya dengan hangat dan menawarkan memberikan mereka makan. Akhirnya ia dibawa dengan keledai menuju kota ke hadapan komandan militer Roma. Di depan komandan itu ia dipaksa menyangkal imannya . “Hargailah usiamu yang tua. Bersumpahlah demi ketuhanan Kaisar. Bertobatlah dan katakan ‘Persetan dengan para ateis karena mereka menolak.’" (Orang-orang Kristen disebut ateis karena mereka menolak mengakui kaisar sebagai tuhan). Para pejabat juga memberinya kesempatan terakhir untuk menyangkal Tuhan, tapi jawabnya “Saya telah melayani Kristus selama delapan puluh enam tahun , dan Ia tidak pernah menyakiti saya. Bagaimana saya dapat mengingkari Raja saya, Raja yang menjaga saya dari segala hal yang jahat sampai sekarang, dan menebus saya dalam kesetian-Nya?”

#2 Berakar dalam DIA dan dibangun di atas DIA

Berakar dalam DIA mengandung pengertian “pertumbuhan ke dalam” sehingga memiliki pondasi/landasan iman serta dasar-dasar Kekristenan yang kuat. Sedangkan “Dibangun di atas Dia” berarti “pertumbuhan ke atas” misalnya talenta yang semakin berkembang, kenaikan karier, kepercayaan yang lebih lagi, atau berkat yang dilipatgandakan, dan lain-lain.

Sekalipun pertumbuhan ke atas terlihat lebih ‘menarik/menggairahkan’ namun Pertumbuhan ke dalam sangat penting sebagai penopang pertumbuhan ke atas. Pertumbuhan ke atas tanpa ditopang dengan pertumbuhan ke bawah yang kuat akan menjadi labil dan mudah goyah, tidak akan kuat menghadapi rupa-rupa angin pencobaan. Perhatikanlah cara orang-orang timur tengah menanam pohon kurma di padang gurun. Setelah mereka menggali pasir, menaruh benih pohon kurma, menutupinya kembali dengan pasir, kemudian mereka menutupinya dengan batu. Sehingga ketika benih itu mulai tumbuh, tapi terhalang oleh batu maka benih itu akan bertumbuh ke bawah, memperkuat akar-akar sampai ke sumber mata air. Itulah yang membuat pohon kurma tetap berdiri teguh sekalipun diterpa oleh angin atau badai pasir yang keras.

Bagaimana kita bisa berakar dalam Dia?

  1. Memiliki pengenalan pribadi yang dalam akan Tuhan Yesus
  2. Memiliki hubungan yang erat/akrab dengan Tuhan Yesus melalui saat teduh, doa, pujian, dan penyembahan yang menjadi gaya hidup.
  3. Menghidupi Firman Tuhan (membaca, merenungkan, melakukan serta membagikannya).

#3 Bertambah teguh dalam iman

Sebagai orang percaya, seiring dengan berjalannya waktu, semakin lama menjadi Kristen iman kita kepada Kristus seharusnya semakin bertambah teguh dan bukan sebaliknya. Untuk memastikan bahwa kita semakin bertambah teguh di dalam iman kepada Kristus, tidak ada cara lain, kita harus mempraktekkan prinsip-prinsip hidup yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, antara lain:

  1. Percaya saja dan taat melakukan perintah Tuhan.
  2. Peduli apa kata Tuhan bukan apa kata orang.
  3. Berjalan bukan dengan melihat apa yang kelihatan mata tetapi berjalan sesuai dengan janji Tuhan.

#4 Senantiasa mengucap syukur

Firman Tuhan mengatakan “Mengucap syukurlah dalam segala hal dan atas segala sesuatu...”

  • Apabila keadaan menjadi tidak seperti yang kita bayangkan atau harapkan terjadi, mengucap syukurlah...
  • Apabila kita belum mendapatkan apa yang kita doakan, mengucap syukurlah...
  • Apabila keadaan menekan kita begitu rupa, sehingga kita merasa tertekan, bingung, bimbang, kuatir, mengucap syukurlah...

Karena mengucap syukur dapat membuka pintu-pintu berkat dan mujizat dalam hidup kita!

Tuhan Yesus memberkati.

Sumber