Memiliki karakter yang stabil

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Karakter yang stabil adalah tanda kedewasaan rohani dan ketaatan kepada Tuhan. Saat kita berdiri teguh dalam Kristus dan hidup dalam kasih, kita tidak mudah goyah oleh masalah atau emosi. Dengan hati yang kuat dan rendah hati, kita menjadi alat Tuhan untuk menghadirkan damai dan menggenapi rencana-Nya.

Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.

Ulangan 31:6

Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap kepada TUHAN!

Mazmur 31:24

Kedua ayat ini memiliki pesan yang sama: “kuatkan dan teguhkanlah hatimu.” Kata ini berbicara tentang karakter, yaitu memiliki hati yang kokoh dan tidak mudah goyah. Tuhan menghendaki umat-Nya memiliki karakter yang stabil — pribadi yang kuat, teguh, dan tidak mudah dipengaruhi keadaan. Karakter seperti inilah yang berkenan di hadapan Tuhan dan dibutuhkan dalam pelayanan-Nya.

Mengapa karakter yang stabil penting? Karena orang yang tidak stabil mudah dipermainkan oleh iblis. Banyak kesulitan dalam pelayanan dan komunitas rohani sebenarnya timbul bukan karena masalah besar, melainkan karena karakter orang yang terlibat belum matang secara rohani. Masalah kecil bisa membesar dan meluas ketika dibicarakan ke mana-mana, menimbulkan gosip dan perpecahan. Sebaliknya, jika kita stabil dan tidak reaktif, masalah bisa diselesaikan dengan tenang dan akhirnya hilang dengan sendirinya.

Iblis selalu senang ketika melihat ketidakstabilan di antara umat Tuhan — karena itu menimbulkan kekacauan, pertengkaran, dan perpecahan. Contohnya dalam komunitas COOL (cell group): ketika dua orang berselisih dan saling menjelekkan, bukan hanya hubungan mereka yang rusak, tetapi juga rencana Tuhan dalam hidup mereka bisa terhambat. Semua itu terjadi karena tidak membawa masalah dalam doa, tetapi menuruti ego pribadi.

Bagaimana kita dapat memiliki karakter yang stabil?

  1. Berdiri teguh dalam Tuhan.
  2. Tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih, kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. (Efesus 4:15)
    Artinya, kita harus hidup dalam Roh dan melekat pada Kristus, sebab di dalam Dia ada damai sejahtera dan ketenangan.
  3. Berdiri dalam kebenaran dan kehendak Allah.
  4. Jangan bertindak berdasarkan perasaan sendiri. Milikilah hati yang rela berkorban — dalam waktu, tenaga, bahkan kenyamanan — demi kebenaran dan kasih Kristus.
  5. Memiliki kesatuan hati dalam komunitas.
  6. Di gereja, kita dipanggil untuk saling menguatkan dan mendoakan. Dengan begitu, kita sama-sama bertumbuh dalam iman dan berjuang menggenapi Amanat Agung.

Dengan karakter yang stabil, pelayanan kita akan membawa damai, bukan perpecahan. Melalui kehidupan yang teguh dan tidak mudah diguncang, rencana Tuhan dapat tergenapi dalam diri kita dan komunitas kita.