Senantiasa mengucap syukur

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Mengucap syukur bukanlah tentang seberapa baik keadaan kita, melainkan tentang seberapa besar iman kita kepada Tuhan yang memegang kendali. Dalam setiap ucapan syukur, kita sedang membuka hati untuk damai sejahtera dan mujizat-Nya bekerja dalam hidup kita. Karena itu, marilah kita tetap bersyukur dalam segala hal, sebab itulah yang menyenangkan hati Allah dan menguatkan jiwa kita di tengah pergumulan.

Dalam hidup ini, kita senantiasa menghadapi tantangan dan pergumulan—baik dalam rumah tangga, usaha, pekerjaan, atau aspek kehidupan lainnya. Di tengah situasi-situasi tersebut, Tuhan mengajarkan kepada kita satu sikap penting yang Ia kehendaki, yaitu senantiasa bersyukur.

1 Tesalonika 5:18 berkata:

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Kita harus mengucap syukur dalam segala hal, artinya: dalam keadaan baik maupun tidak baik, kita tetap bersyukur. Ketika keadaan baik—anak-anak sehat, pekerjaan lancar—tentu lebih mudah mengucap syukur. Tapi ketika keadaan sebaliknya —usaha menurun, kesehatan terganggu— Tuhan tetap mau kita mengucap syukur.

Mengapa kita harus bersyukur? Berikut alasannya:

1. Mengucap syukur adalah perintah Tuhan, bukan pilihan

Kolose 3:15 berkata:

Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu ... dan bersyukurlah.

Mengucap syukur adalah respons dari iman, bukan dari perasaan. Karena perasaan kita sering berubah-ubah, namun iman kita harus tetap teguh kepada Tuhan, bukan tergantung keadaan. Kita percaya bahwa Tuhan lebih besar dari semua hal yang kita hadapi. Dia penuh kuasa dan kasih bagi kita.

2. Membangun iman dan menyukakan hati Allah

Kita percaya bahwa Tuhan memegang kendali atas hidup kita. Meskipun kita belum melihat sesuatu terjadi, Tuhan mau kita tetap percaya.

Roma 8:28 berkata:

Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.

Mazmur 50:23 berkata:

"Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya."

Ucapan syukur adalah bentuk ibadah kita kepada Tuhan. Tuhan disenangkan oleh pujian dan syukur kita.

3. Bersyukur membuka pintu mujizat

Ingatlah kisah lima roti dan dua ikan. Tuhan Yesus memulainya dengan ucapan syukur, dan dari yang sedikit itu, 5.000 orang diberi makan. Ketika Yesus bersyukur atas yang sedikit, mujizat terjadi.

Tuhan memberikan teladan bahwa bersyukur—meskipun dalam kekurangan atau keterbatasan—adalah kunci untuk mengalami pertolongan-Nya.

Penutup

Kita harus belajar mengucap syukur, meskipun keadaan tidak sesuai harapan. Mungkin kita sedang sakit dan belum sembuh, atau usaha belum membaik. Tapi Tuhan ingin kita tetap bersyukur.

Sikap hati yang bersyukur adalah respon yang benar, agar Tuhan berkenan atas hidup kita. Dalam keadaan baik atau tidak baik, kita diingatkan bahwa Allah senantiasa peduli terhadap hidup kita.

Amin.