Kasih setia Tuhan tak pernah berakhir

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Kadang, kita sendiri yang lupa bahwa Tuhan dekat. Mungkin karena masalah terasa terlalu besar atau karena pikiran kita terlalu ruwet, kita lupa bahwa Tuhan jauh lebih besar daripada semua yang kita pikirkan.

Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!

Ratapan 3:22-23

Saya ingin membagikan apa yang saya rasakan melalui ayat ini. Saya sungguh percaya bahwa Tuhan selalu memberkati kita—bukan karena siapa kita, tapi karena kasih setia-Nya. Kasih Tuhan itu tidak punya tanggal kedaluwarsa. Baik kita sedang dalam musim kehidupan yang baik maupun tidak, kasih Tuhan selalu ada buat kita.

Saya pribadi, ketika menghadapi masalah besar, terkadang sempat merasa seolah-olah Tuhan itu jauh. Tapi saya belajar bahwa Tuhan tidak pernah jauh. Dia selalu ada dan menyertai saya setiap hari. Ketika saya bangun pagi, saya menerima nafas kehidupan baru—itu adalah bukti kasih setia Tuhan yang baru setiap pagi.

Bahkan sampai malam hari ini saya masih bisa bernapas karena kasih dan rahmat Tuhan. Itu saya rasakan setiap hari. Tuhan tidak pernah jauh, tidak pernah lupa, tidak pernah meninggalkan. Saya percaya bahwa di tengah penderitaan dan masalah, Tuhan Yesus hadir dan menyertai setiap langkah saya. Bahkan saat putus asa sekalipun, Tuhan itu ada.

Kadang, kita sendiri yang lupa bahwa Tuhan dekat. Mungkin karena masalah terasa terlalu besar atau karena pikiran kita terlalu ruwet, kita lupa bahwa Tuhan jauh lebih besar daripada semua yang kita pikirkan.

Saya belajar dari ayat ini untuk selalu mengucap syukur. Bersyukur untuk masalah yang saya hadapi, karena saya percaya Tuhan pasti memberi jawaban. Bersyukur karena saya masih diberi nafas kehidupan, masih bisa makan tiga kali sehari. Ketika saya melihat kembali perjalanan saya, saya sadar bahwa berkat Tuhan luar biasa, dan bahkan dalam kegagalan sekalipun, saya tetap bisa bersyukur.

Kasih setia Tuhan itu nyata. Hal-hal yang belum tercapai atau belum sukses, itu pun ada dalam genggaman Tuhan. Kasih-Nya tak pernah berkesudahan itu nyata buat saya. Mari kita aminkan bersama ayat ini.

Kitab Ratapan ditulis oleh Nabi Yeremia ketika ia menyaksikan kehancuran Yerusalem akibat pemberontakan bangsa Israel. Dalam keadaan yang sangat hancur dan menyedihkan, Yeremia masih bisa melihat pengharapan di dalam Tuhan.

Itu juga yang saya pegang dalam kehidupan saya. Saya percaya bahwa setiap masalah—baik dalam pekerjaan, rumah tangga, maupun pelayanan—Tuhan selalu menyertai saya.

Dan saya percaya, Bapak/Ibu sekalian juga dapat berpegang teguh pada ayat ini. Seperti Nabi Yeremia yang melewati masa sulit dan tetap percaya pada kasih setia Tuhan, demikian juga kita akan mampu melewati setiap pergumulan, karena kasih setia Tuhan nyata dan tidak pernah berakhir.

Amin.