Pemeliharaan Tuhan di tengah ketidakpastian

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang mempercayakan diri-nya pada TUHAN!

Yeremia 17:7 TB2

Orang-orang yang hidup di tengah masyarakat yang damai alias tidak ada konflik atau tidak ada perang, tidak akan mengerti perasaan orang yang membutuhkan kedamaian. Karena mereka sudah terbiasa hidup dalam kondisi yang aman. Tidak ada kebutuhan akan rasa aman. Seperti halnya anak yang dibesarkan dengan keadaan yang berkelimpahan, tidak memiliki “rasa kekurangan” atau tidak mengerti rasanya tidak punya apa-apa. Kehidupan yang baik yang dijalani, adalah sesuatu yang normal, sehingga tidak perlu menginginkan hal baik tersebut.

Yeremia setia kepada Tuhan

Nabi Yeremia adalah seorang yang selalu setia dalam menyampaikan pesan-pesan Tuhan kepada beberapa raja Yehuda. Seorang raja yang takut akan Tuhan, ketika mendengar teguran Yeremia akan segera bertobat, sementara raja yang tidak takut Tuhan justru sebaliknya akan menganiaya Yeremia. Kehidupan Yeremia sempat di pelataran istana, dimasukkan ke dalam sumur yang kering dan selalu di bawah ancaman raja-raja Yehuda.

Pelayanan Yeremia meliputi kurun waktu masa-masa akhir berdirinya Kerajaan Yehuda sampai masa pembuangan ke Babel. Pada waktu itu Yehuda diperintah oleh raja-raja yang tidak takut akan Tuhan dan menyembah berhala-berhala. Bahkan rumah Tuhan di Yerusalem dinajiskan oleh mereka. Pesan nubuat dari Yeremia, adalah seruan pertobatan bagi umat Tuhan, agar mereka kembali menyembah kepada Tuhan. Namun mereka tetap tidak menaati perintah-perintah Tuhan. Dalam kondisi yang jauh dari Tuhan, akhirnya Kerajaan Yehuda mengalami keruntuhan ketika masa pemerintahan raja Zedekia.

Yehuda ditaklukkan, masa yang kritis

Nebukadnezar, raja Babel mengirim pasukannya untuk menyerbu, mengepung dan akhirnya mereka berhasil mengalahkan Yehuda. Tembok Yerusalem berhasil dirobohkan oleh Nebuzaradan, panglima tentara Babel. Zedekia yang melarikan diri berhasil ditangkap, anak-anaknya dibunuh di hadapannya. Dan Zedekia sendiri dibutakan matanya serta dibawa ke Babel sebagai tawanan.

Saat-saat seperti itu merupakan saat yang sangat mengerikan. Bangsa yang menang akan memperlakukan musuhnya dengan semena-mena. Mereka akan membiarkan hidup siapa yang dikehendaki dan sebaliknya. -Nyawa manusia tidak ada harganya pada saat itu. Masa seperti itu adalah masa yang sama sekali tidak ada harapan. Harapan satu-satunya dalam kondisi itu hanyalah diberi sedikit kemurahan agar tetap dibiarkan hidup. Dengan menyisakan sedikit orang yang paling miskin, seluruh bangsa Yehuda diangkut ke dalam pembuangan ke Babel. Sebagaimana orang Yehuda diangkut ke pembuangan, Yeremia juga bisa mengalami hal tersebut.

Dipelihara dengan ajaib

Oleh campur tangan Tuhan, Raja Babel yang seharusnya menghukum, malah sebaliknya memperhatikan hidup Yeremia. Melalui panglimanya, raja Babel memberikan perlindungan kepada Yeremia.

Sekarang, lihatlah aku melepaskan engkau hari ini dari belenggu pada tanganmu.
Jika engkau pandang baik untuk ikut pergi dengan aku ke Babel, marilah! Aku akan menaruh perhatian padamu. Tetapi, jika kaupandang tidak baik untuk ikut pergi dengan aku ke Babel, janganlah pergi.
Lihat, seluruh negeri ada di hadapanmu: engkau boleh pergi ke mana saja engkau pandang baik dan benar."
Sebelum Yeremia berbalik pergi, katanya lagi, “Engkau boleh kembali kepada Gedalya bin Ahikam bin Safan yang telah diangkat raja Babel sebagai penguasa atas kota-kota Yehuda. Tinggallah bersama dia di tengah-tengah rakyat, atau pergilah ke mana saja kaupandang benar."
Kepala pasukan pengawal itu pun memberikan bekal makanan dan hadiah kepadanya, kemudian melepas dia pergi. (Yeremia 40:4-5 TB2)

Ini adalah mujizat Tuhan. Dalam masa yang kritis itu, Yeremia dipelihara justru oleh lawannya yaitu panglima raja Babel. Yeremia diberi beberapa opsi untuk ikut ke Babel dalam perlindungan raja Babel atau tetap tinggal di tanah Yehuda sebagai orang bebas. Pada akhirnya Yeremia memilih untuk tetap tinggal di tengah-tengah sisa bangsa itu di tanah Yehuda. Yeremia bermaksud menuntun sisa bangsa itu untuk terus hidup dalam takut akan Tuhan.

Masa depan, masa yang tidak pasti

Tahun yang baru adalah satu masa yang belum pernah kita lalui; masih ada di depan. Orang-orang belum mengetahui apa yang akan terjadi, sehingga kita dapat menyebut bahwa masa depan masa yang belum pasti. Pada umumnya orang-orang membuat rencana berhubungan dengan target dan tujuannya baik secara pribadi ataupun dalam pekerjaan/ pelayanan. Faktor ketidaktahuan akan masa depan membuat orang hanya dapat menebak atau mengira-ngira apa yang akan terjadi. Ketidaktahuan membuat orang melihat masa depan sebagai masa yang penuh dengan ketidakpastian.

Pemeliharaan Tuhan

Seperti halnya Yeremia yang mengalami pemeliharaan Tuhan di tengah ketidakpastian, hidup kita juga ada di dalam tangan Tuhan. Dari Firman Tuhan, kita mendapatkan janji-janji bahwa Tuhan akan terus memelihara kita. Situasi masa depan yang semakin tidak pasti justru memunculkan suatu perasaan bergantung yang luar biasa. Ketika orang mencari Tuhan dan mengandalkan Tuhan untuk masa depannya, hatinya mudah dituntun oleh Firman. Di dalam Firman disebutkan bahwa orang-orang yang mengandalkan Tuhan akan diberkati dalam segala hal. (Yeremia 17:7)

Secara umum setiap orang mengharapkan kehidupan yang lebih baik. Semua orang ingin hidup sejahtera bagi dirinya dan keluarganya. Sebagai anak-anak Tuhan kita memiliki janji yang luar biasa:

Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, jerih payah tidak akan menambahinya. (Amsal 10:22)

Ayat ini mengisyaratkan bahwa kekayaan itu asalnya dari kehidupan yang diberkati. Hidup yang diberkati itu sendiri adalah kehidupan yang mendapat perkenanan Tuhan. Sebagai contoh, tokoh-tokoh seperti Abraham, Ishak, Yusuf, Yeremia adalah orang-orang yang hidup dalam perkenanan Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang hidup mengikuti Firman Tuhan, mengandalkan Tuhan. Alkitab menyatakan bahwa mereka dipelihara oleh Tuhan dalam masa-masa yang sulit.

Tuhan senantiasa mengetahui setiap langkah kehidupan kita. Tidak ada satupun yang luput dari perhatian Tuhan, termasuk ketika kita salah mengambil keputusan. Firman-Nya menyatakan bahwa Tuhan tetap memelihara hidup kita dalam setiap situasi. Bagi orang-orang yang berjalan dalam rencana-Nya, pemeliharaan Tuhan sangat nyata. Tuhan akan menyertai dan menyelamatkan kita dari masa-masa sulit, hingga rencana-Nya yang besar terjadi. Yang diperlukan adalah hati yang terus tertuju kepada Tuhan dan mau dituntun oleh Firman dan Roh Kudus. Terlebih di era penyelesaian Amanat Agung, Tuhan akan memelihara kita di tengah ketidakpastian sehingga kita dapat menyelesaikannya dengan baik.(RD)

Orang-orang yang hidup di tengah masyarakat yang damai alias tidak ada konflik atau tidak ada perang, tidak akan mengerti perasaan orang yang membutuhkan kedamaian. Karena mereka sudah terbiasa hidup dalam kondisi yang aman. Tidak ada kebutuhan akan rasa aman.