Kerendahan hati

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Kerendahan hati tercermin dalam kesediaan untuk mengakui kesalahan, mau belajar, dan tidak merasa diri paling benar atau paling mampu. Hati yang rendah akan lebih mudah taat kepada Tuhan dan lebih peka terhadap kebutuhan orang lain, sebab ia tidak hanya fokus pada diri sendiri. Dalam kerendahan hati itulah kasih karunia Tuhan dicurahkan, dan hidup kita menjadi saluran berkat bagi sesama.

Tanpa mencari kepentingan sendiri atau pujian yang sia-sia. Sebaliknya, hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri.

Filipi 2:3

Shalom, Bapak/Ibu yang dikasihi Tuhan. Tema kita hari ini adalah kerendahan hati. Kita belajar bahwa kita dituntut untuk selalu memiliki kerendahan hati.

Dalam bahasa Indonesia, kerendahan hati berarti sifat seseorang yang tidak sombong dan tidak angkuh. Dalam Alkitab, orang yang rendah hati digambarkan sebagai pribadi yang lemah lembut dan taat kepada Tuhan, menghormati diri sendiri dan orang lain. Jika kita taat kepada Tuhan, pasti kita akan menjadi orang yang lemah lembut, baik dalam tutur kata maupun tingkah laku kita.

Saya belajar ada empat hal penting dalam kerendahan hati:

  • Pertama, kita harus punya kerelaan atau keberanian untuk mengakui kesalahan.
  • Ini sulit bagi banyak orang, karena ego dan rasa “aku” masih tinggi. Tapi firman Tuhan berkata dalam Yakobus 4:6, Allah menentang orang yang congkak, tetapi Ia mengaruniakan kasih karunia kepada orang yang rendah hati. Kita semua ingin menerima anugerah Tuhan, maka kita harus mau belajar merendahkan diri.
  • Kedua, mau diajar dan belajar.
  • Saya ambil contoh dari diri saya sendiri. Dalam kegiatan Doa Pelayan Jemaat (DPJ) di Rayon 7, kami sekarang harus mengisi e-link laporan. Saya akui kalau gaptek. Saya lahir tahun 1963, dan ketika harus memilih tahun lahir di form digital, saya harus gulir layar sampai jauh. Ternyata caranya sebetulnya jauh lebih mudah, tidak perlu gulir layar sampai jauh seperti itu. Karena saya mau belajar dan bertanya, akhirnya saya tahu caranya. Saya tidak malu bertanya kepada teman, dan mereka dengan sabar mengajarkan. Itulah proses belajar yang menunjukkan kerendahan hati.
  • Ketiga, tidak sombong.
  • Seperti arti kerendahan hati dalam bahasa Indonesia: tidak sombong dan tidak angkuh. Jangan merasa diri mampu atau hebat. Pak Rusli pernah menyampaikan bahwa kita ini tidak ada apa-apanya kalau bukan karena pertolongan Tuhan. Oleh sebab itu, kita harus belajar untuk rendah hati.
  • Keempat, tidak egois, melainkan mementingkan kepentingan orang lain.
  • Saya bersyukur bisa terlibat dalam pelayanan doa. Selama ibadah berlangsung, saya berada di ruang doa. Di sana, kami tidak mendoakan diri sendiri, tapi kami berdoa untuk jemaat—khususnya yang sakit, yang sedang dalam pergumulan, dan untuk keberlangsungan ibadah. Apakah kita tidak boleh mendoakan diri sendiri? Tentu boleh, tetapi jangan hanya berfokus pada diri sendiri. Belajarlah mementingkan kepentingan orang lain.

Amin.