Mengandalkan Tuhan
![]() ![]() | |
Inspirational | |
Tanggal | 27 Juni 2024 |
Oleh | Pdt Sukirman Pardi |
Baca juga | |
| |
|
Segala keberhasilan dalam hidup ini hanya akan bernilai bila kita mengandalkan Tuhan, karena tanpa penyertaan-Nya, usaha kita menjadi sia-sia. Seperti Yusuf yang diberkati karena menggabungkan kerja keras dengan ketergantungan penuh kepada Tuhan, kita pun dipanggil untuk menghidupi iman lewat tanggung jawab dan integritas. Di akhir zaman ini, mengandalkan Tuhan berarti juga bekerja bagi Kerajaan-Nya—mencari jiwa dan menjadi terang bagi dunia demi kemuliaan nama-Nya.
Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah.
Bicara membangun rumah dan mengawal kota, bangsa Israel punya pengalaman yang sangat unik. Setelah keluar dari Mesir, mereka itu mengembara di padang gurun selama 40 tahun. Begitu lama. Mereka tidak punya rumah; mereka tinggal di tenda-tenda dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Jadi waktu itu, memiliki rumah yang permanen adalah dambaan, kebanggaan, bahkan prestasi bagi bangsa Israel.
Dan selama di padang gurun, faktor keamanan juga sangat kritis—tidak ada tembok pengaman, sehingga musuh, binatang buas bisa masuk dan menyerang mereka setiap saat.
Oleh sebab itu, Pemazmur mengatakan tentang membangun rumah dan mengawal kota. Rumah yang permanen dan kota yang aman adalah dambaan bangsa Israel pada waktu itu. Pemazmur mengatakan bahwa dua prestasi itu bisa tercapai hanya lewat campur tangan Tuhan, karena ada tangan Tuhan yang turut membangun rumah dan mengawal kota, sehingga kota itu menjadi aman.
- Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
Artinya, di balik semua keberhasilan kita, semua prestasi yang kita miliki, ada campur tangan Tuhan di dalamnya. Kita lihat orang-orang hebat di Alkitab, contohnya Yusuf. Dalam Kejadian 39:2, Alkitab katakan:
- Tuhan menyertai Yusuf, sehingga apa saja yang dikerjakannya selalu berhasil.
Apa saja yang dikerjakan Yusuf selalu berhasil. Kenapa dia berhasil?
- Karena ada tangan Tuhan yang menyertai
- Karena Yusuf bekerja
Kalau Yusuf tidak bekerja, pasti tidak bisa berhasil. Jadi sebenarnya sukses itu karena ada dua unsur:
- Ada unsur manusiawinya
- Ada unsur Ilahinya
Unsur Ilahi itu karena Tuhan yang menyertai, menuntun, bahkan memberkati. Unsur manusiawinya itu karena Yusuf bekerja. Dan kualifikasinya dalam bekerja juga tidak main-main. Ia bekerja dengan sangat rajin, jujur, integritas tinggi, dan dengan segenap hati.
Di mana pun dia ditempatkan—bekerja, selalu berhasil, selalu menjadi yang teristimewa.
- Di rumah Potifar, dia dikasihi majikannya,
- Di penjara, dia dikasihi kepala penjara,
- Bahkan di istana Raja, dia dikasihi Firaun.
Kenapa? Karena dia mengandalkan Tuhan dan bekerja dengan rajin.
Hari-hari ini bagian kita sekarang adalah bekerja cari jiwa. Di sini banyak anggota COOL, pengurus COOL. Ini adalah tugas kita semua, bukan cuma tugas Pendeta. Ajak orang supaya mereka yang belum kenal Tuhan, belum sungguh-sungguh dalam Tuhan, boleh percaya Tuhan lebih lagi. Kita tahu, Tuhan Yesus tidak lama lagi akan datang, bagian kita adalah mencari jiwa sebanyak-banyaknya untuk kemuliaan nama Tuhan.
Tuhan memberkati.