Teladan dari Lazarus

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Lazarus bukan hanya sosok miskin secara materi, tetapi teladan kaya iman yang tidak goyah oleh penderitaan. Meski hidup sebagai peminta-minta penuh borok, ia tetap setia dan tidak membiarkan kemiskinan memisahkannya dari kasih Allah. Dari kisah Lazarus, kita belajar bahwa yang terpenting bukan kondisi lahiriah, melainkan keputusan untuk tetap mengasihi Tuhan apapun keadaannya, dengan hati yang bersyukur dan iman yang tidak tergoyahkan.

"Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.

Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.

Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.

Lukas 16:19-23

Dari tema malam ini, kita bukan hendak meneladani miskinnya Lazarus, tapi kita mau meneladani karakter Lazarus. Dari apa yang diceritakan dalam Lukas 16:19-23, apakah ini reality atau perumpamaan? Saya lebih sepakat reality. Biasanya kalau perumpamaan, Yesus tidak bicara nama orang, tapi ini disebut nama orang. Di sini disebutkan nama Lazarus dan Abraham? Dalam literatur, banyak disebutkan bahwa ini adalah perumpamaan, tapi saya renungkan ini sebagai reality. Nah, stressing kita hari ini adalah tentang keteladanan Lazarus.

Nama Lazarus artinya Tuhan penolong. Tapi menarik, faktanya beda dengan realitasnya. Lazarus dalam Alkitab disebut miskin, dalam bahasa aslinya ptokhos. Miskin dalam bahasa Yunani ada dua, yaitu penes dan ptokhos. Penes itu miskin sedemikian rupa, penghasilan sehari hanya untuk sehari dan bekerja untuk bertahan hidup. Tapi ptokhos adalah mereka yang hidup dari minta sedekah.

Tapi dalam Alkitab tidak dijelaskan kenapa Lazarus jadi ptokhos, Lazarus hidup dari belas kasihan orang, dari pemberian orang.

Yang saya mau jelaskan bukan kemiskinannya, tapi keputusan si orang miskin ini yang luar biasa. Keputusan ini menjawab ayat Roma 8:35,

Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?

Ini yang luar biasa, Lazarus si miskin tadi mengambil keputusan untuk mengasihi Tuhan walau dia hidup dalam kemiskinan sebagai peminta-minta. Jadi kondisinya itu tidak bisa memisahkan dia dari kasih Kristus, apapun keadaan dia. Ini juga dibuktikan oleh Ayub. Dalam kemiskinannya Ayub diejek istrinya, tapi dia tetap bertahan dengan imannya. Demikian juga seperti yang dialami Paulus, tidak ada yang bisa memisahkan dari kasih Kristus.

Yang penting, kita harus berani berkata tidak kepada yang ingin menjauhkan dirinya dari Allah. Hampir semua yang miskin itu banyak yang menolak Tuhan. Orang yang tinggal dalam kemiskinan itu mengerikan banget, terjadi trauma, dan akhirnya menolak Allah.

Dalam praktek sehari-hari, jangan bahkan karena istri/suami, anakmu, kamu meninggalkan Tuhan. Jangan gara-gara pelayanan, kita meninggalkan Tuhan. Akhirnya, kita masuk neraka gara-gara meninggalkan Tuhan. Tidak ada gunanya.

Yang ada di sekeliling Lazarus tidak dapat memaksa dia untuk meninggalkan Tuhan. Ini yang perlu kita ingat dalam hidup kita, sekeliling kita tidak bisa memaksa kita untuk meninggalkan Tuhan apapun kejadiannya. Ambil keputusan untuk tidak pernah meninggalkan kasih Allah. Amin!

Hal-hal yang sekeliling tadi, orang miskin tadi, kemiskinan, borok, tidak menyebabkan Lazarus meninggalkan Allah. Tapi kalau Allah mengizinkan semua terjadi, itu pasti untuk membawa kita makin dekat dengan Allah. Firman Tuhan mengajar kita untuk belajar dari Lazarus yang miskin. Tapi kita jangan hidup miskin juga. Saya tidak tahu kenapa Lazarus miskin, tapi dia tidak tinggalkan Tuhan, itu yang luar biasa, dia bisa menikmati kemiskinannya dalam ucapan syukur.

Kita belajar bersyukur dalam apa yang Allah anugerahkan, bukan berkeluh kesah, protes, bukan mencari celah kesalahan siapapun, tapi belajar bersyukur dalam itu semua. Seperti Ayub, pada akhirnya dia dipulihkan. Lazarus dipulihkan masuk ke kerajaan Surga. Targetnya yang terpenting adalah masuk ke dalam Kerjaan Surga.

Amin.