Bukan miniatur ibadah raya
Materi COOL Umum | |
---|---|
Tanggal | Jumat, 11 Maret 2022 |
Penulis | Departemen COOL |
Unduh | Google Drive |
Sebelumnya |
|
Selanjutnya |
|
Kelompok sel, biasa dikenal dengan singkatan komsel adalah kelompok kecil dalam struktur organisasi gereja lokal. Kelompok sel adalah sebuah pola yang banyak digunakan di berbagai denominasi gereja sebagai ujung tombak pelayanan dan pemuridan jemaat serta penginjilan kepada orang-orang yang belum percaya.
Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Pendahuluan
Kelompok sel, biasa dikenal dengan singkatan komsel adalah kelompok kecil dalam struktur organisasi gereja lokal. Kelompok sel adalah sebuah pola yang banyak digunakan di berbagai denominasi gereja sebagai ujung tombak pelayanan dan pemuridan jemaat serta penginjilan kepada orang-orang yang belum percaya. Dalam wadah kita sendiri, GBI Jalan Jendral Gatot Subroto, kelompok sel telah berkembang sedemikian dinamisnya dan menjadi salah satu cara efektif dalam membuka jemaat local baru. Komsel yang kemudian diberi nama Family Altar (FA), kemudian FA Pemuridan, dan akhirnya menjadi Community Of Love (COOL) berkembang dengan sangat pesat di tiap-tiap Rayon serta telah menjadi wadah bagi pertumbuhan rohani jemaat. Memasuki Tahun Paradigma yang Baru, Tuhan memberikan kita paradigma yang baru dalam pelaksanaan COOL sebagaimana disampaikan Tuhan melalui Gembala Pembina: COOL bukan miniature Ibadah Raya! Dengan paradigm ini, maka beberapa implikasi perubahan yang akan kita praktikkan dalam kelompok COOL adalah:
Isi dan sharing
- Pujian penyembahan yang dinamis bukan liturgis
- Penekanan pada sharing suplemen bukan khotbah
- Dengan tekun mereka belajar terus dari Rasul-Rasul… Kisah Para Rasul 2:42 (BIS).
- Kesaksian hidup dan keteladanan bukan sekedar nasehat
Dalam kelompok COOL setiap anggotanya harus dapat menemukan jawaban atas persoalan hidup yang dialami. COOL adalah wadah untuk membangun pertumbuhan rohani, dan dalam upaya tersebut pasti tidak sedikit yang menghadapi ujian, pencobaan dan proses dalam kehidupan. Mereka yang berhasil mengatasi tantangan tersebut tentunya mengalami tahapan proses dalam pertumbuhan rohaninya.
Dalam kelompok COOL kita memiliki keluarga rohani. Ada bapak dan ibu rohani, ada kakak dan adik rohani yang siap untuk saling mendukung, saling mendoakan. Dalam keluarga rohani ini kita berbagi kesaksian hidup dan keteladanan bagaimana mengiring Tuhan serta menghadapi pergumulan dalam hidup, bukan sekedar nasihat kata-kata semata sehingga kita mendapat motivasi, dorongan untuk menghidupi Firman Tuhan.
Umumnya dalam pelaksanaan COOL, Pujian dan Penyembahan menjadi bagian yang kita persiapkan dengan baik. Ada pemusik, minimal menggunakan gitar dan ada seorang anggota COOL yang bertugas sebagai worship leader yang mempersiapkan 2 lagu worship, 2 lagu praise dan 1 lagu pengantar khotbah. Persis seperti di ibadah raya!
Jemaat gereja mula-mula dalam Kisah Para Rasul juga menghidupi pujian dan penyembahan yang dinamis, dikatakan dalam Kisah Parah Rasul 2:47 “Mereka terus memuji-muji Allah…” (BIS). Pujian dan penyembahan dalam hal ini dilakukan secara dinamis, bukan secara liturgis. Dimana pun, kapan pun, ada atau tidak ada alat music tidak menjadi halangan bagi kita untuk memuji dan menyembah. Ketika COOL dilaksanakan di tempat lain selain di rumah, misal di café, di resto atau di mana saja kita tetap memuji Tuhan dengan sukacita dan gembira.
Pelaksanaan COOL secara konvensional juga memiliki pemberitaan Firman (khotbah) sebagai salah satu bagian penting dari tata ibadahnya. Sekalipun sub DIV Pembinaan COOL pusat telah memberikan suplemen sharing COOL yang dapat digunakan sebagai panduan untuk memimpin sharing dan kesaksian, namun tidak akhirnya penyampaian materi tersebut menjadi seperti khotbah ibadah raya. Bahkan tidak sedikit COOL yang mengundang atau menjadwalkan para pengkhotbah untuk berkhotbah di kelompok COOL-nya.
Jemaat mula-mula belajar dengan tekun setiap pengajaran Yesus melalui Rasul-rasul. Ini bukanlah aksi satu kali (sekedar mendengar khotbah), namun aksi yang konsisten, tekun dan berkelanjutan.
Kesaksian
Sudahkah kita mempratekkan di Kelompok CoOL kita lalu apa kendalanya?
Kesimpulan dan saling mendoakan
COOL adalah sarana pemuridan, pendewasaan rohani, dan penjangkaun jiwa-jiwa