Peran orang tua dalam membangkitkan Generasi Yeremia

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketentraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.

Amsal 29:17

Pendahuluan

Salah satu definisi Pentakosta Ketiga adalah kebangkitan generasi Yeremia, yaitu anak-anak muda yang dipenuhi Roh Kudus, cinta mati-matian kepada Tuhan Yesus, tidak kompromi terhadap dosa dan akan bergerak untuk memenangkan jiwa. Tentu kita sangat mengharapkan hal ini terjadi, sebab betapa dahsyatnya apa yang akan Tuhan kerjakan di bangsa kita dan bangsa-bangsa jika generasi muda dibangkitkan sedemikian rupa. Lantas apa peran kita sebagai orangtua? Akankah kita hanya berpangku tangan dan menantikan semua itu terjadi dengan sendirinya? Tentunya tidak demikian!

Isi dan sharing

Sebagai orangtua kita tentu memiliki peran dan tanggung jawab yang harus kita lakukan, yaitu:

  1. Menjadi teladan bagi anak-anak kita
  2. Tahapan ini Seorang pakar dalam mendidik anak pernah mengatakan, anak-anak kita mungkin tidak selalu mendengarkan apa yang kita katakan, tapi mereka pasti meniru apa yang kita lakukan. Keteladanan berbicara lebih kuat daripada kata-kata. Dengan demikian, kalau kita ingin anak-anak kita menjadi generasi yang dipenuhi Roh Kudus, cinta mati-matian dengan Tuhan Yesus, tidak kompromi terhadap dosa dan bergerak memenangkan jiwa, maka kita haruslah menjadi teladan dalam hal-hal tersebut! Jadilah orangtua yang penuh Roh Kudus, cinta mati-matian kepada Tuhan Yesus, tidak kompromi terhadap dosa, dan bergerak memenangkan jiwa. Sebagai orang tua, kita harus dapat berkata kepada anak-anak kita sebagaimana Tuhan Yesus katakan,

    "sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu." (Yohanes 13:15)
  3. Mendidik anak-anak kita untuk hidup sesuai dengan Firman Tuhan
  4. Gembala Sidang/Pembina mengingatkan kita, orang yang berintegritas akan melakukan kebenaran Firman Tuhan secara tepat, persis, sesuai standar Tuhan.

    Sehubungan dengan mendidik anak, kita teringat tentang kisah Imam Eli. Pada jaman Imam Eli, saat Samuel Kecil melayani, dikatakan Firman Tuhan jarang-jarang, dan penglihatan tidak sering (1 Samuel 3:1). Anak-anak imam Eli, Hofni dan Pinehas, berdosa kepada Tuhan (1 Samuel 2:11-17). Mereka memandang rendah korban untuk Tuhan. Tuhan berbicara kepada Samuel kecil bahwa Eli sekeluarga akan dihukum, karena anak-anaknya menghujat Allah tetapi ia tidak memarahi mereka (1 Samuel 3:13). Eli hanya pernah menegur (1 Samuel 2:23-25). Rupanya teguran Imam Eli tidak sesuai dengan standar Tuhan, yang Tuhan mau adalah memarahi.

    • Tuhan Yesus sendiri berbicara: "barangsiapa Ku kasihi, ia Kutegor dan Kuhajar, sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!". (Wahyu 3:19)
    • "Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya" (Amsal 13:24)
    • "Engkau memukulnya dengan rotan, tetapi engkau menyelamatkan nyawanya dari dunia orang mati" (Amsal 23:14)
    • "Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya". (Amsal 19:18). Itu standarnya Tuhan
    • "tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu". (Amsal 12:1b)

    Dalam mendidik anak selalu melibatkan dua unsur yang tidak boleh terpisahkan: ketegasan dan kelembutan, hukuman (disiplin) dan hadiah.

  5. Memberikan motivasi kepada anak-anak kita untuk melayani Tuhan
  6. Salah satu implementasi dalam mendidik anak kita mengasihi Tuhan Yesus adalah dengan memberikan dorongan semangat dan motivasi kepada anak-anak kita untuk mengambil bagian dalam pelayanan sejak usia dini. Sehingga kecintaannya kepada Tuhan bukan sekedar melalui perkataan tapi melalui tindakan kasih kepada Tuhan dan kepada sesama melalui pelayanan.

    Tentunya kita jangan memaksakan satu bidang pelayanan tertentu yang kita sukai atau kita ingin agar anak kita lakukan, melainkan kita mengarahkan mereka untuk menemukan bidang pelayanan yang sesuai dengan talenta dan karunia yang mereka miliki, sambal terus mengarahkan agar tetap memiliki motivasi yang benar dalam melayani. Tiba waktunya anak-anak panah kita dilepaskan menuju sasaran!

Kesaksian

Saksikan bagaimana cara Anda mendorong anak-anak untuk terlibat dalam pelayanan?

Kesimpulan dan saling mendoakan

Kehidupan kita adalah teladan bagi masa depan anak-anak kita.

Catatan

COOL Umum Jun 2021: