Tujuan Allah memberi berkat—The purpose of blessing

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Renungan Khusus 2019.jpgRenungan Khusus 2019-1x1.jpg
Renungan khusus
Tanggal14 Februari 2021
PenulisPdt Nathan Subroto, MDiv
Voice of PentecostVoice of Pentecost 38 (Gisela Kilisya Tasmalia)
Renungan khusus lainnya

Beberapa tahun lalu ada sebuah film yang menceritakan kisah hidup dua ekor ikan, bapak dan anak ikan badut (clown fish). Dalam film itu dikisahkan betapa si anak setiap hari dan secara berulang-ulang berkata kepada bapaknya: “Dad, I want to see the ocean. Dad, I want to see the ocean.” (Ayah, aku mau melihat samudera). Suatu hari si anak diambil oleh seorang penyelam dan dipelihara di dalam sebuah aquarium. Setelah hidupnya dipindahkan ke dalam aquarium tersebut, barulah ia menyadari bahwa selama ini ia hidup di dalam ocean (samudera).

Cerita di atas adalah sebuah cerita sederhana yang diceritakan dalam sebuah film, tetapi juga memiliki pengertian yang mendalam bagi kita semua. Setiap hari secara berulang-ulang kita berdoa kepada Tuhan: “Tuhan berkati aku. Tuhan berkati aku”. Kenyataannya kita tidak pernah sadar bahwa selama ini kita sedang hidup dalam berkat Tuhan. Janganlah kita seperti ikan badut tadi, yang baru menyadari bahwa selama ini ia tinggal di dalam samudera ketika hidupnya sudah diletakkan dalam sebuah aquarium yang dibatasi oleh dinding-dinding kaca dengan air dan lingkungan yang sudah tidak alami seperti yang selama ini dia rasakan di samudera. Janganlah juga, kita baru menyadari bahwa betapa kita tinggal dalam berkat Tuhan, setelah hidup kita sudah mengalami batasan-batasan.

Pengertian tentang berkat

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi singkat dari berkat adalah karunia Tuhan yang membawa kebaikan dalam hidup manusia. Jelas sekali tertulis bahwa berkat datang dari Tuhan untuk manusia.

Dalam Perjanjian Lama, khususnya dalam kitab Ulangan (Ulangan 28:1-14) dapat kita temukan contoh berkat adalah hal-hal baik yang melingkupi buah kandungan yang subur (tidak mandul), hasil bumi dan hasil ternak yang melimpah, perlindungan dari musuh, lumbung yang terisi, perbendaharaan Tuhan yang dibukakan, usaha dan pekerjaan yang lancar, posisi dan tanggung jawab yang meningkat, juga area yang bertambah luas.

Menariknya, dalam kitab Habakuk, berkat Tuhan digambarkan bukan seperti yang tertulis dalam kitab Ulangan.

Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.” (Habakuk 3:17-19)

Dalam kitab Ulangan; berkat Tuhan identik dengan pemenuhan kebutuhan jasmani, tetapi kitab Habakuk membuat pengertian mengenai berkat menjadi semakin luas. Berkat Tuhan yang tertulis dalam kitab Habakuk adalah mengenai keselamatan dan kekuatan, walaupun berjalan dalam keadaan yang tidak baik; bahkan sangat tidak baik, hasil bumi mengecewakan bahkan tidak menghasilkan sama sekali, tetapi Habakuk tetap menikmati berkat kebaikan Tuhan, karena di tengah-tengah keadaan yang tidak sesuai dengan harapan manusia, Tuhan tetap menyelamatkan dan memberi kekuatan.

Hal ini seperti yang tertulis dalam Filipi 4:13,

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”

Tujuan dari berkat

  1. Membuktikan Kemahabesaran dan Kemahakuasaan Tuhan
  2. Karena berkat yang benar hanya datang dari Tuhan, fakta ini membuktikan Kemahabesaran dan Kemahakuasaan Tuhan. Tidak ada pihak lain yang dapat membuat atau menciptakan dan memberi berkat. Hanya Tuhan saja yang dapat menciptakan dan memberikan berkat, hanya dari Dia sajalah berkat itu berasal, Tuhan adalah sang sumber berkat itu.

    Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran." (Yakobus 1:17)
  3. Membuktikan kedaulatan Tuhan
  4. Hanya Tuhan yang dapat menciptakan dan memberikan berkat, dan hanya Tuhan saja yang menentukan kepada siapa berkat itu akan diberikan. Kenyataan ini membuktikan bahwa berkat membuktikan kedaulatan Tuhan. Dalam Bilangan 22-24, sebuah kisah mengenai Bileam yang diminta oleh Balak untuk mengutuki bangsa Israel, tetapi kenyataannya, Tuhan memberkati bangsa Israel.

    Ketahuilah, aku mendapat perintah untuk memberkati, dan apabila Dia memberkati, maka aku tidak dapat membalikkannya.” (Bilangan 23:20)
  5. Membuktikan pemeliharaan Tuhan
  6. maka Ia akan memberikan hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan awal dan hujan akhir, sehingga engkau dapat mengumpulkan gandummu, anggurmu dan minyakmu, dan Dia akan memberi rumput di padangmu untuk hewanmu, sehingga engkau dapat makan dan menjadi kenyang.” (Ulangan 11:14-15)

    Dua ayat ini menunjukkan; berkat sebagai bukti bahwa Tuhan turut campur tangan dalam urusan pemeliharaan manusia. Tanaman sebagai hasil bumi, sebagai bahan makanan bagi manusia dan hewan dapat tumbuh dengan baik karena adanya hujan yang turun dari langit. Dan turunnya hujan adalah wujud kemurahan Tuhan bagi pemeliharaan hidup umat manusia di muka bumi ini.

  7. Membuktikan kebaikan Tuhan
  8. Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang takut akan Engkau, yang telah Kaulakukan bagi orang yang berlindung pada-Mu.” (Mazmur 31:20)

    Berkat menunjukkan dan membuktikan betapa baiknya Tuhan bagi umat manusia. Tanpa kebaikan Tuhan, bumi sudah mengalami banyak malapetaka, bencana dan hal-hal yang menuntun kepada kehancuran.

  9. Membedakan kehidupan orang benar dengan orang dunia
  10. Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.” (Maleakhi 3:18)
    Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang takut akan Engkau, yang telah Kaulakukan bagi orang yang berlindung pada-Mu." (Mazmur 31:20)

    Adanya berkat yang Tuhan berikan kepada umat-Nya, berupa pemenuhan kebutuhan jasmani, berkat kesehatan, bahkan pemeliharaan, kekuatan dan keselamatan; menunjukkan bahwa memang ada perbedaan antara orang yang sungguh-sungguh beribadah kepada Tuhan dan yang tidak beribadah kepada-Nya.

    Walaupun kadang-kadang orang benar akan juga menghadapi masalah, tetapi dalam menghadapi masalah, sikap orang benar sangat berbeda dengan dunia. Hal ini karena Tuhan yang memberi damai sejahtera dan kekuatan bagi orang-orang yang sungguh-sungguh beribadah kepada-Nya.

    Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” (Yohanes 14:27)
  11. Menunjukkan kasih setia Tuhan
  12. Tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.” (Keluaran 20:6)
    Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” (2 Petrus 3:9)

    Sekalipun kadang-kadang manusia tidak setia, tetapi berkat dan pemeliharaan Tuhan membuktikan bahwa Ia adalah Allah yang setia, Ia tidak pernah lalai akan janji-janji-Nya.

  13. Menguji integritas kita
  14. “Any man can stand adversity — only a great man can stand prosperity.”
    (Robert Ingersoll)

    Setiap manusia dapat bertahan dalam keadaan yang tidak baik — namun hanya manusia hebat yang dapat bertahan dalam kelimpahan.

    Kutipan di atas menunjukkan dan membuktikan betapa hidup berkelimpahan berkat dapat menjatuhkan orang. Hanya orang yang memiliki integritas saja yang tetap dapat hidup benar di saat berkelimpahan. Orang yang berintegritas dapat tetap rendah hati dan memiliki empati terhadap lingkungan sekitarnya di saat berkelimpahan. (1 Yohanes 3:17)

    Hanya orang berintegritas yang dapat menjaga hidupnya tetap benar, walaupun ia memiliki segala kemampuan dan kesempatan untuk berbuat apapun tanpa batasan-batasan lagi.

    Hanya orang berintegritas saja yang tetap dapat percaya dan melekat kepada Tuhan serta menaruh harapannya kepada Tuhan, walaupun ia telah memiliki segalanya yang ia butuhkan dan inginkan. (Filipi 4:12-13)

Sebuah contoh dalam Perjanjian Lama, dapat kita temukan dalam Bilangan 11:31-35 dan juga diceritakan kembali dalam Mazmur 78. Di saat Tuhan memberikan daging yang berlimpah kepada orang Israel, orang Israel menunjukkan sifat yang membuat Tuhan murka; mereka menjadi rakus, serakah dan tidak kudus. Oleh karena itu Tuhan memukul bangsa Israel dengan tulah yang sangat besar.

Hanya orang yang berintegritas saja yang dapat tetap hidup dalam panggilan Tuhan di saat ia diberkati Tuhan dengan berkelimpahan.

  1. Yusuf, waktu ia dipercaya oleh Potifar untuk berkuasa atas rumah dan atas segala miliknya; tetap dapat mempertahankan kekudusan hidupnya waktu dicobai oleh Istri Potifar. (Kejadian 39)
  2. Walaupun diberi kuasa sebagai orang kedua atas seluruh Mesir oleh Firaun, di saat Yusuf berjumpa dengan saudara-saudaranya yang telah memperlakukannya dengan buruk, ia menerima mereka dengan baik dan memelihara hidup mereka. (Kejadian 41:41-44, 45:4-5)

Marilah kita semua bukan menjadi pengejar berkat, tetapi menjadi pengejar pribadi Pemberi Berkat itu sendiri. (NS)