Kehidupan yang berhasil
Devosi | |
---|---|
Tanggal | 19 Juli 2010 |
Sebelumnya |
|
Selanjutnya |
|
Rehabeam beserta seluruh Israel meninggalkan hukum TUHAN, ketika kerajaannya menjadi kokoh dan kekuasaannya menjadi teguh. Tetapi pada tahun kelima zaman raja Rehabeam, majulah Sisak, raja Mesir, menyerang Yerusalem--karena mereka berubah setia terhadap TUHAN-- (2 Tawarikh 12:1-2)
Kitab Tawarikh dipenuhi dengan kisah kehidupan raja-raja Yehuda/Israel. Ada yang sukses sampai akhir ada yang tidak, tapi kalau kita baca dan kita perhatikan, lebih banyak yang gagal dari pada yang berhasil. Salomo sekalipun yang begitu cemerlang dan sukses luar biasa di awal dan pertengahan hidupnya, tapi gagal menyelesaikannya dengan baik.
Mengapa? Kalau kita selidiki kitab Raja-Raja/Tawarikh, jawabannya cuma satu: karena mereka berubah setia kepada Tuhan. Mereka tidak terus mencari Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, dan dengan segenap kekuatan. Mereka mulai berpaling dari Tuhan dan mulai menyembah/mengikuti ilah-ilah lain.
Kalau kita merenungkan kisah dari raja Rehabeam dalam 2 Tawarikh 12, kita akan menemukan hal yang serupa. Alkitab mengatakan; ketika kerajaannya menjadi kokoh dan kekuasaannya menjadi teguh, ia mulai meninggalkan hukum Tuhan.
Sebagai akibatnya, apa yang terjadi? Tuhan mengirimkan raja Sisak dari Mesir untuk memeranginya.
Tetapi pada tahun kelima zaman raja Rehabeam, majulah Sisak, raja Mesir, menyerang Yerusalem--karena mereka berubah setia terhadap TUHAN-- (2 Tawarikh 12:2)
Apa yang dialami Rehabeam akibat ketidaksetiaannya harus dibayar dengan harga yang mahal. Walaupun ia sempat bertobat dan merendahkan diri di hadapan Tuhan - karena diperingati oleh nabi Semaya - tapi tetap saja ia harus kehilangan beberapa kota Yehuda, dan kehilangan barang-barang perbendaharaan Rumah Tuhan dan perbendaharaan rumahnya, semuanya dirampas musuh. Juga perisai-perisai emas yang dibuat Salomo ikut dirampas.
Alkitab mengatakan Rehabeam berbuat yang jahat, karena ia tidak tekun mencari Tuhan. (2 Tawarikh 12:14).
Seorang raja lain bernama Asa (cucu dari raja Rehabeam), alkitab mencatat bahwa ia melakukan apa yang baik dan yang benar di mata Tuhan, dalam 35 tahun pertama pemerintahannya (2 Tawarikh 14:2, 19). Ia menjauhkan mezbah-mezbah asing dan bukit-bukit pengorbanan, memecahkan tugu-tugu berhala dan menghancurkan tiang-tiang berhala. Dan karena hatinya yang tekun mencari Tuhan ini ia mengalami banyak kemenangan dan keberhasilan dalam hidupnya.
Suatu ketika seorang Etiopia bernama Zerah datang dengan laskar yang sangat besar berjumlah 1 juta orang dan 300 kereta menyerbu Asa. Tapi karena Asa berseru dan mengandalkan Tuhan, walaupun pasukannya hanya berjumlah 300 ribu, ia berhasil memenangkan pertempuran itu dengan luar biasa dan menjarah banyak sekali barang-barang.
Asa dan seluruh Yehuda bersukaria, karena dengan segenap hati mereka bersumpah setia dan dengan kehendak yang bulat mereka mencari Tuhan. Tuhan berkenan ditemui oleh mereka dan mengaruniakan keamanan kepada mereka di segala penjuru.
Tapi patut disayangkan Asa berubah setia. Pada tahun ke 36 pemerintahannya ia meminta pertolongan dan mengikat perjanjian dengan raja Benhadad dari Aram. Dan akhirnya Tuhan murka karena perbuatannya ini (2 Tawarikh 16:7-9). Seorang nabi menegornya, tapi ia pun tidak bertobat dari kesalahannya, dan ia bahkan memenjarakan nabi tersebut dan mulai menganiaya beberapa orang dari rakyat (2 Tawarikh 16:10).
Akhirnya ia pun mengalami hal-hal yang tragis di akhir hidupnya. Ia menderita sakit yang parah pada kakinya. Namun dalam kesakitannya itu ia tidak mencari pertolongan Tuhan, tapi pertolongan tabib-tabib.
Kalau kita merenungkan kisah kehidupan raja-raja Yehuda/Israel tersebut, maka kita menemukan beberapa hal yang penting;
- Kemenangan/keberhasilan hidup tidak tergantung pada berapa hebatnya atau kuatnya kita, tidak bergantung pada betapa pintarnya kita, dan juga tidak bergantung pada berapa kuatnya musuh kita, tetapi bergantung pada hubungan kita dengan Tuhan. Sekalipun musuh Yehuda lebih kecil, tapi kalau mereka tidak mengandalkan Tuhan mereka pasti kalah (2 Tawarikh 24:24). Tapi betapa besarnya musuh Yehuda kalau mereka andalkan Tuhan, pasti mereka menang (2 Tawarikh 14:9-15).
- Kita harus lebih berhati-hati menjaga hati dan hidup kita bukan di saat kita masih ada di bawah, tapi justru ketika kita mulai alami berbagai keberhasilan, kita harus lebih berjaga-jaga. Hati kita harus terus tertuju kepada Tuhan. Jangan ada berhala-berhala dalam hidup kita, jangan menyimpang ke kiri atau ke kanan. Bukan awal yang bagus yang akan membawa kita berhasil sampai garis akhir. Tapi bagaimana kita mengakhiri pertandingan, itu yang terpenting.
- Bila kita seorang pemimpin, kita perlu berjaga-jaga lebih lagi untuk terus setia dan tekun mencari Tuhan dan mengikuti jalan-jalan-Nya. Kejatuhan pemimpin akan membawa dampak yang besar, yang dapat berakibat fatal bagi kehidupan banyak orang atau kehidupan suatu bangsa (2 Tawarikh 12:1).
Oleh karena itu menjelang Hari Tuhan yang semakin dekat, marilah kita masing2 menjaga hidup kita. Firman Tuhan berkata: barangsiapa berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barang siapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya.
"Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu. Tetapi anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya, tinggal di luar." (Wahyu 22:11-15)
Sumber
- Divisi Profetik (19 Juli 2024). "Kehidupan yang berhasil". Healing Articles/Devotional. GBI Jalan Gatot Subroto (Healing Movement Ministry). Diakses pada 20 Juli 2010.