Perkuat baling-baling rohani kita dan milikilah belas kasihan Tuhan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

"Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya." (Ibrani 4:16)

Beberapa minggu yang lalu seorang pengerja di tempat kami mendapatkan sebuah penglihatan; yang mengandung makna dan pesan yang cukup penting. Penglihatannya adalah sebagai berikut:

Suatu hari ketika ia sedang berdoa, Tuhan memberikan penglihatan sebuah helikopter yang sedang naik terbang. Tiba-tiba datang angin yang sangat kencang yang mencoba untuk menahan gerak laju daripada helikopter ini. Tetapi dalam penglihatan itu Tuhan menyuruhnya untuk memperhatikan baling-baling helikopter ini. Sewaktu diperhatikan, ternyata di tengah-tengah tekanan angin yang sangat kuat, baling-baling helikopter ini tidak berputar semakin pelan, tetapi sebaliknya baling-baling tersebut berputar semakin kencang, sehingga pada akhirnya helikopter itupun berhasil terus naik ke atas menembus badai angin yang kuat.

Hari-hari ini, gereja Tuhan - seperti hal-nya helikopter tersebut - sedang dibawa oleh Tuhan untuk naik ke level/dimensi yang lebih lagi. Ada banyak perkara-perkara besar yang akan Tuhan kerjakan lebih lagi di tengah-tengah kita. Tuaian sudah menguning dan kita diminta oleh Tuhan untuk memberi makan orang-orang miskin dan melakukan pelayanan kasih dan kepedulian seperti yang Yesus lakukan. Tetapi percayalah, di tengah-tengah keadaan seperti itu iblis pun tidak tinggal diam. Ia akan menghembuskan angin persoalan, intimidasi, perpecahan, sakit hati, dan hal-hal yang sifatnya untuk mencuri damai sejahtera kita, dengan maksud untuk menahan gerak laju daripada gereja Tuhan. Tetapi seperti halnya helikopter tersebut, Tuhan justru menginginkan baling-baling kehidupan rohani kita berputar semakin kencang.

Apa maksud baling-baling kehidupan rohani kita harus berputar semakin kencang?

Maksudnya adalah: di tengah-tengah situasi dan kondisi yang semakin sulit. Persoalan, intimidasi dan serangan iblis yang semakin kuat, kita harus semakin lebih lagi di dalam mencari dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Kita harus semakin intim dengan Tuhan. Semakin kuat di dalam doa, pujian dan penyembahan kita.

Tidak ada tempat persembunyian yang lebih kuat daripada di dalam hadirat Tuhan.

Hanya dekat Allah saja aku tenang, hanya Dia Gunung Batuku, hanya Dia kota bentengku, aku tidak akan goyah selama-lamanya, kata pemazmur dalam Mazmur 62.

Raja Daud dan bani Korah mengerti akan hal ini. Dalam Mazmur 42:2-3 dikatakan bahwa: Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?

Jiwaku haus merindukan Allah, seperti rusa merindukan air. Seekor rusa ia dapat mencium bau air dalam jarak 6 kilometer. Apabila datang musuh yang hendak memburunya maka ia akan berlari mencari sungai untuk berendam di dalam sungai tersebut untuk menetralkan bau badannya, sehingga musuh tidak dapat lagi menemukan jejaknya.

Sungai adalah gambaran dari hadirat Allah. Hanya di dalam hadirat-Nya lah kita menemukan kembali kekuatan, kesegaran dan pemulihan.

Yesaya 40:30-31 menyatakan bahwa Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Banyak orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mendapatkan kekuatan yang baru. Ia akan seumpama rajawali yang naik terbang tinggi dengan kekuatan sayapnya.

Oleh karena itu di tengah-tengah peperangan yang semakin kuat, kita harus semakin memperkuat hubungan kita dengan Tuhan. Perkuat saat teduh kita, perkuat jam-jam doa kita; lebih banyak lagi masuk dalam hadirat Tuhan.

Berdoa dalam bahasa roh

Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. Yudas 1:20

Hal kedua yang Tuhan ingatkan sehubungan dengan memperkuat putaran baling-baling rohani kita adalah dengan lebih banyak lagi berdoa dalam bahasa roh.

Rasul Paulus berkata bahwa ia berkata-kata dalam bahasa roh lebih dari pada orang lain. Oleh karena itu tidak heran ia memiliki manusia rohani yang sangat kuat. Rasul Paulus menjadi orang yang sangat kuat di dalam iman, kuat dalam penganiayaan, penderitaan, kelaparan dan sebagainya.

Firman Tuhan memberitahukan kepada kita, bahwa saat kita berdoa dalam bahasa roh kita membangun diri kita (1 Korintus 14:4).

Mengucap syukur senantiasa

Hal berikutnya yang harus kita perkuat adalah ucapan syukur. Di tengah-tengah tekanan dan serangan yang iblis coba kirimkan atas kehidupan kita, maka ucapan syukur akan menjadi senjata yang sangat ampuh.

Iblis akan mencoba untuk menekan dan meng-intimidasi kita, ia akan mencoba mengirimkan kekuatiran, ketakutan dan keputus asaan. Iblis beroperasi di dalam suatu wilayah yang bernama dusta. Bila kita memakan umpannya yang berupa dusta tersebut maka kita telah menjadi mangsa yang empuk baginya. Di dalam dirinya tidak ada kebenaran, ia adalah Bapa Pendusta. Ia menghendaki kita mempercayai dustanya.

Dustanya berkata:

Engkau tidak berharga.
Engkau sudah melakukan kesalahan dan engkau sudah tidak mempunyai pengharapan lagi. Tuhan sudah tidak mau menerima engkau lagi. Engkau orang berdosa

Tetapi kasih karunia Allah berkata:

Engkau mulia dan berharga di mata-Ku
Aku telah mati bagimu dan telah menebusmu, engkau berharga di mata-Ku (Yesaya 43:1-4)
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Yeremia 29:11)
Dan lagi firman-Nya berkata:
Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. (Yesaya 41:10)

Sewaktu kita terus mengucap syukur, dan tidak membiarkan dusta iblis berupa keraguan /intimidasi/ kekuatiran menguasai kita; dan kita terus fokus kepada kebaikan, kasih karunia dan anugerah Tuhan maka kita akan terus dikuatkan dan menjadi orang-orang yang lebih dari pemenang.

Kita akan dapat menjadi orang-orang yang berdampak bagi orang lain.

Banyak orang tidak dapat menjadi berkat bagi orang lain dan lingkungannya, mengapa? Karena ia sendiri mengalami krisis kasih di dalam dirinya. Ia hidup dari satu penghakiman ke satu penghakiman yang lainnya (hal ini umumnya disebabkan oleh produk masa lalu /masa kecilnya: Luka-luka batin akibat perlakuan orang tua, Gambar Bapa yang rusak dan Gambar diri yang salah). Ia tidak hidup /belum mengalami kepenuhan kasih karunia Kristus, sehingga akibatnya ia pun sulit untuk mengasihi orang lain.

Dalam Lukas 7:36-48, Tuhan Yesus mengisahkan perbedaan antara seorang Farisi yang bernama Simon dengan seorang wanita berdosa yang datang menangis di kaki-Nya dan yang menyeka kaki-Nya dengan rambut serta meminyaki kaki-Nya dengan minyak wangi.

Tuhan Yesus memberi perumpamaan tentang dua orang yang berhutang; yang seorang berhutang lima ratus dinar, dan seorang berhutang lima puluh. Karena kedua-duanya tidak mampu membayar hutang tersebut akhirnya kedua-duanya dihapuskan hutangnya oleh si pemberi hutang. Tuhan Yesus bertanya kepada Simon: Siapakah di antara mereka yang akan lebih mengasihi si pembebas hutang? Jawabannya tentu adalah orang yang memiliki hutang lebih banyak.

Dalam ayat ke 47 Tuhan Yesus menjelaskan: Orang yang sedikit diampuni sedikit juga berbuat kasih. Dengan kata lain; orang yang menerima banyak pengampunan (seperti halnya si wanita yang berdosa tadi), ia berbuat banyak kasih.

Ingat kisah dari Zakheus si Pemungut Cukai? Ketika Tuhan datang dan melawatnya, ia berkata: Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat. Ironis bukan? Orang yang tadinya seorang KEPALA PEMUNGUT CUKAI orang yang sangat berdosa menurut pandangan orang pada umumnya berubah dalam waktu seketika, ketika ia menerima kasih Yesus (Lukas 19:1-10). Kehidupan Kekristenan adalah kehidupan yang diubahkan dari dalam keluar (inside out) bukan sebaliknya. Kita tidak akan dapat memiliki belas kasihan dan kepedulian terhadap sesama kita sebelum kita sendiri dipenuhi dengan kasih yang melimpah dari Allah. Kita akan dapat memiliki belas kasihan dan kepedulian terhadap sesama kita bila kita terlebih dulu menerima kasihnya Tuhan dalam hidup kita. Kalau kita tidak dipenuhi dengan kasih mula-mula/tidak intim dengan Tuhan maka kita tidak akan dapat memiliki hati Tuhan bagi jiwa-jiwa yang terhilang dan yang membutuhkan pertolongan.

Oleh karena itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri tahta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat (mercy) dan menemukan kasih karunia (grace) untuk mendapatkan pertolongan kita pada waktunya. (Ibrani 4:16)

Pada waktu kita datang menghampiri hadirat Tuhan maka kita akan menerima mercy dan grace. Semakin banyak kita menerima mercy dan grace tersebut maka semakin besar pula kasih kita kepada jiwa-jiwa.

Teristimewa di hari Raya Paskah ini marilah kita merenungkan kebaikan Tuhan, marilah kita renungkan penderitaan dan pengorbanan-Nya di atas kayu salib, supaya kita semakin lebih lagi mengasihi-Nya. Marilah kita memperkuat baling-baling rohani kita; lebih intim lagi dengan Tuhan, perkuat manusia roh kita dan terus mengucap syukur; maka niscaya kita akan kuat dan akan mampu untuk mengasihi dan melayani orang lain.

TUHAN YESUS MEMBERKATI.

Sumber

  • [HW] (31 Maret 2010). GBI Jalan Gatot Subroto.