Pdt Sutadi Rusli

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 10 Oktober 2024 09.15 oleh Leo (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Sutadi Rusli dan Fanny Rusli-20240616.jpg

Pdt Sutadi Rusli dan Pdp Fanny Rusli di Grha Amal Kasih pada 16 Juni 2024.

Pdt Sutadi Rusli (lahir 24 Juli 1954) adalah Gembala Jemaat dan Pendiri GBI Jemaat Induk Danau Bogor Raya sejak 11 Juni 1995.

Pelayanan

GBI Danau Bogor Raya

Pada tahun 1992, Pdt Sutadi Rusli bersama-sama dengan Bapak Sofjan Nagawan dan Bapak Sitompul mendirikan persekutuan doa "Immanuel" di Jalan Suryakencana Bogor. Persekutuan ini berdiri untuk melanjutkan visi pemulihan Pondok Daud dan wadah "Bogor Praise Center" yang bertujuan untuk pemulihan pujian dan penyembahan sesuai dengan visi Pdt Ir Niko Njotorahardjo (GBI Bethany Karsa Pemuda Jakarta).

Pada 11 Juni 1995, setelah perkembangan kelompok-kelompok sel Family Altar (FA) yang telah terbentuk pada tahun sebelumnya dari peleburan persekutuan doa Immanuel tersebut, diadakan ibadah perdana GBI Bethany Bogor di Ruang Poso, Sports Club Bogor Lakeside (sekarang Danau Bogor Raya), yang dihadiri oleh sekitar 200 orang. Sejak saat itu, GBI Danau Bogor Raya terus berkembang dan memiliki cabang-cabang/ranting di berbagai daerah hingga ke luar negeri.

Pdt Sutadi Rusli memberikan visi 70 cabang, 50.000 jemaat, dan 2.500 COOL dalam Penggembalaan GBI Rayon 7.

Yayasan Amal Kasih Sejahtera

Pada tahun 1998, Pdt Sutadi Rusli mendirikan Yayasan Amal Kasih Sejahtera bersama Pdp Sri Pudyastuti (Tuti Gunawan). Visi yayasan ini adalah membentuk karakter ilahi dan inteligensia sejak usia dini, dengan misi untuk membantu pemerintah di bidang pendidikan dan menjadi mitra orang tua dalam mendidik anak.[1]

Berdirinya yayasan ini juga diikuti dengan pendirian Sekolah Amal Kasih, yakni TK Amal Kasih (Villa Duta Bogor), diikuti dengan SD dan SMP. Sekolah Amal Kasih juga berdiri di Cibinong dan Jonggol.

Sekolah Amal Kasih adalah sekolah yang berwawasan kebangsaan dengan menekankan cara belajar yang menyenangkan, serta menanamkan rasa kepedulian untuk para anak didik. Sekolah ini juga menggelar kegiatan-kegiatan sosial seperti pengobatan gratis, penanaman pohon, berkebun untuk kemandirian, kunjungan ke panti asuhan, bazaar Ramadhan, dan lain-lain. Tujuannya adalah untuk menanamkan kepedulian siswa kepada sesama serta membiasakan mereka untuk berbagi dan menghargai perbedaan.

Yayasan Amal Kasih Sejahtera, bersama para mitra, bergerak mengumpulkan minyak jelantah sisa masak untuk dijadikan bahan bakar bus Trans Pakuan. Kegiatan pengumpulan minyak jelantah ini telah diakui dan mendapatkan ucapan penghargaan dari Pemerintah Kota Bogor. Hingga tahun 2009, setiap bulannya terkumpul sekitar 250 liter minyak jelantah, dan akan diupayakan untuk terus meningkat. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan memanfaatkan hal yang sudah tidak berguna menjadi lebih bermanfaat.

Kegiatan sosial

Pdt Sutadi Rusli memiliki ungkapan bahwa hidup adalah belajar, tidak hanya belajar memahami orang lain, tetapi juga terus belajar untuk memberi. Kegiatan-kegiatan Pdt Sutadi Rusli terus berusaha agar setiap kegiatannya haruslah membawa dampak positif terhadap masyarakat, baik melalui yayasan yang didirikannya maupun secara pribadi.[1]

Sikap dan perbuatan sosial Pdt Sutadi Rusli didorong oleh sebuah fase dalam kehidupannya, ketika pekerjaannya hancur dan apa yang dimilikinya hilang, bahkan pada saat itu ia hampir putus asa. Tapi dari fase ini, ia menyadari bahwa ini adalah cara yang Tuhan berikan untuk mengingatkan dirinya bahwa tidak ada satu pun manusia yang bisa diandalkan dan diharapkan, melainkan Tuhan. Terlebih sebagai anak Tuhan, ia memiliki tanggung jawab dalam kesejahteraan masyarakat di tempatnya tinggal.

Keluarga

Pdt Sutadi Rusli menikah dengan Ibu Pdp Fanny Rusli dan memiliki satu orang putri, Alyssa Rusli.

Visi khusus

Setiap kali berulang tahun, Pdt Sutadi Rusli selalu meminta Firman Tuhan bagi dirinya pribadi sebagai tuntunan selama setahun ke depan.

  • 2022: Imamat 6:12-13,
    Api yang di atas mezbah itu harus dijaga supaya terus menyala, jangan dibiarkan padam. Tiap-tiap pagi imam harus menaruh kayu di atas mezbah, mengatur korban bakaran di atasnya dan membakar segala lemak korban keselamatan di sana. Harus dijaga supaya api tetap menyala di atas mezbah, janganlah dibiarkan padam."
    Pesan Tuhan: Keep the fire burning, Jaga api tetap menyala [2]
  • 2021: Yohanes 5:8,
    Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah."
    Artinya, kamu melangkah dan Aku akan menyertai kamu. Kita harus punya iman, dan tidak berhenti di situ, harus melangkah, karena iman tanpa perbuatan adalah mati.
  • 2020: Matius 5:16,
    Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
  • 2019: Ulangan 8:2,
    Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
  • 2018: Yeremia 18:1-6,
    Firman yang datang dari TUHAN kepada Yeremia, bunyinya:
    "Pergilah dengan segera ke rumah tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan perkataan-perkataan-Ku kepadamu."
    Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan. Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.
    Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, bunyinya: "Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!
  • 2012: Yohanes 14:6,
    Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
    Sebuah peneguhan bahwa Tuhanlah satu-satunya Jalan, Kebenaran, dan Hidup.[3]
  • 2011: Wahyu 2:4,
    Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.
    Sebuah teguran pribadi dari Tuhan yang mengingatkan agar jangan meninggalkan kasih yang semula.[4]

Referensi

Lihat pula