Hendaklah kamu menjadi pelaku firman (Pdt Sutadi Rusli)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 6 September 2024 14.07 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| name= Sutadi Rusli↵" menjadi "| name= Sutadi Rusli | type= pesangembala ")
Lompat ke: navigasi, cari

Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya. Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya. Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya. (Yakobus 1:22-26)

Saudara yang dikasihi Tuhan, saya tidak akan diberkati oleh Tuhan seandainya cuma khotbah saja, baca firman siang-malam, lalu hanya berhenti sampai di situ. Saya harus juga melakukan firman Tuhan! Percuma Saudara datang ke gereja, baca firman Tuhan sampai ngelotok, datang ke setiap ibadah, datang ke setiap persekutuan, Saudara ingat firman ini dan itu, tapi tidak pernah dilakukan, maka Saudara tidak akan pernah diberkati. Kalau kita mau diberkati Tuhan, jangan hanya dengar, tapi Saudara harus jadi pelaku firman Tuhan.

Ayat 23-24 berkata, jika hanya mendengar saja dan tidak melakukannya maka ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya. Kalau kita cuma sekedar datang ke gereja dan dengar firman Tuhan, dan tidak melakukan, firman Tuhan katakan, itu sama seperti melihat cermin. Saya bisa katakan ada dua macam cermin, yang pertama, cermin iblis, dan yang kedua, cermin Tuhan.

Kami bersyukur, Tuhan, untuk hari ini 19 September 2010, terima kasih kalau kami boleh berada di tempat ini mengawali ibadah berbahasa Indonesia dalam ibadah keempat. Kami tahu, Tuhan, ada banyak perkara akan Engkau lakukan pada hari-hari ke depan, kami percaya janji-Mu akan banyak orang datang dan bertekuk lutut di hadapan-Mu. Kami bersyukur untuk tempat-tempat yang sudah Engkau persiapkan dan kami menantikan kedatangan-Mu kedua kali. Berkati ibadah perdana di tempat ini kami tahu berkat-Mu berlimpah-limpah bagi kami. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.

Lapangkanlah tempat kemahmu
Bentangkan tenda kediaman-Mu
Jangan menghemat, panjangkan talinya
Dan pancangkan kokoh patokmu

S’bab engkau ‘kan mengembang ke kanan ke kiri
Keturunanmu ‘kan memperoleh bangsa-bangsa
Dan mendiami kota-kota sunyi
Siapkanlah dirimu

Shalom, hari ini kita ada bersama-sama di tempat ini dalam ibadah perdana keempat berbahasa Indonesia. Memang telah menjadi pergumulan selama beberapa bulan yang lampau, di mana saya juga berbicara dengan gembala GBI Bogor English Service Bapak Pdt Boy Djambek, karena sesuai kenyataan yang ada, Gedung Lautan yang sudah 12 tahun mengadakan ibadah sore hari, hari-hari ini sudah begitu penuh dan tidak dapat menampung jiwa-jiwa yang Tuhan kirimkan.

Untuk itu kita perlu mempersiapkan tempat yang ada, karena inilah yang menjadi bagian kita dan bagian Tuhan adalah mengirimkan jiwa-jiwa, sehingga akhirnya kita memutuskan untuk membuka ibadah sore hari di tempat ini. Kita akan mulai pukul 16.00 dengan pertimbangan supaya memiliki perbedaan yang cukup jauh dengan ibadah sore di Gedung Lautan yang dimulai pada pukul 17.00.

Mari, kita ada dalam satu kegerakan untuk terus menuai, kita juga akan membuka tempat-tempat lain, Saudara doakan, supaya tempat-tempat di kota Bogor maupun di tempat-tempat lain ini dapat segera dibuka. Kita tahu situasi kekristenan beberapa minggu ini sepertinya tidak baik, tapi justru melalui hal-hal seperti itu, Tuhan punya rencana untuk orang-orang percaya bagi Indonesia. Pertolongan Tuhan pasti akan Tuhan genapi.

Sembilan Minggu Doa Terobosan

Sebentar lagi kita akan menutup tahun 2010 dan memasuki 2011, dimulai pada bulan Oktober kita akan mengadakan Breakthrough Prayer atau Doa Terobosan selama 9 minggu yang dimulai pada tanggal 9 Oktober hingga 18 Desember 2010, pagi jam 06.00-07.30.

Ini didasarkan pada 3 hal,

  • Gereja Tuhan sudah diberikan visi oleh Tuhan sebagai generasi-generasi penerobos, yaitu Tahun Terobosan, kita akan mengalami terobosan dalam keluarga, pelayanan, kesehatan, kelimpahan, berkat-berkat Tuhan akan diberikan, dan pemulihan boleh terjadi.
  • Sebelum meninggalkan 2010 kita juga mau mengalami suatu greget, mengacu pada satu pesan Tuhan melalui Peter Wagner, bahwa kalau gereja Tuhan melakukan sesuatu pada tahun 2010 dengan sungguh-sungguh, maka akan membawa dampak bukan hanya setahun sampai 2011, tapi akan sampai 10 tahun ke depan yaitu sampai tahun 2020.
  • Pada tanggal 8 September 2010, kalender orang Yahudi berpindah dari Tahun Ayin menjadi Tahun Ayin Aleph. Ini berbicara mengenai prioritas, unity, dan kerendahan hati. Kita harus memprioritaskan Tuhan, dan waktu kita memprioritaskan Tuhan, maka Tuhan juga akan memprioritaskan kita.

Mari saya undang untuk kita semua untuk turut dalam sebuah unity bersama-sama juga keluarga Saudara untuk datang di Gedung Lautan dalam Breakthrough Prayer ini. Tentu kita harus bayar harga, kita juga akan ikut dalam puasa mengalami terobosan, sehingga terobosan ini adalah sesuatu yang kita alami sendiri, bukan hanya mendengar dari kata orang lain, tapi kita pribadi lepas pribadi mengalami terobosan yang dahsyat!

Dan kita akan menutup Doa Terobosan ini pada tanggal 18 Desember 2010 dengan pengurapan yang dahsyat dari Tuhan untuk mempersiapkan diri kita memasuki tahun 2011.

Hendaklah kamu menjadi pelaku firman

Yakobus 1:22-26, Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya. Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya. Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.

Saudara yang dikasihi Tuhan, saya tidak akan diberkati oleh Tuhan seandainya cuma khotbah saja, baca firman siang-malam, lalu hanya berhenti sampai di situ. Saya harus juga melakukan firman Tuhan! Percuma Saudara datang ke gereja, baca firman Tuhan sampai ngelotok, datang ke setiap ibadah, datang ke setiap persekutuan, Saudara ingat firman ini dan itu, tapi tidak pernah dilakukan, maka Saudara tidak akan pernah diberkati. Kalau kita mau diberkati Tuhan, jangan hanya dengar, tapi Saudara harus jadi pelaku firman Tuhan.

Ayat 23-24 berkata, jika hanya mendengar saja dan tidak melakukannya maka ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya. Kalau kita cuma sekedar datang ke gereja dan dengar firman Tuhan, dan tidak melakukan, firman Tuhan katakan, itu sama seperti melihat cermin. Saya bisa katakan ada dua macam cermin, yang pertama, cermin iblis, dan yang kedua, cermin Tuhan.

Cermin iblis senantiasa berkata pada kita “kamu manusia tidak berguna”, kita dikecilkan, kita orang berdosa. Tapi yang harus kita ingat adalah cermin Tuhan, yaitu Firman Tuhan. Ini menjadi cermin kita. Setiap hari waktu dengar Firman Tuhan, Saudara dan saya ukur seberapa jauh kita sudah melakukan firman Tuhan. Tuhan mau kita bukan hanya jadi pendengar, tapi jadi pelaku firman Tuhan.

Tubuh, jiwa, dan roh yang teruji

Matius 7:24-27, "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."

Orang yang mendengar firman Tuhan dan melakukannya itu digambarkan seperti membangun satu rumah di atas satu batu karang yang teguh.

Saudara yang dikasihi Tuhan, di negara Turki ada satu kota Kapadokia [saya merencanakan Februari 2011 nanti kita akan mengadakan perjalanan ke Turki, Saudara yang ingin ikut bisa mendaftar nanti], kota yang juga tercatat di Alkitab. Turki dulu boleh dibilang 80 persennya terdiri dari orang Kristen. Tapi sekarang hanya tinggal 1% lebih yaitu orang-orang Kristen yang ada terdapat di daerah Kapadokia ini. Daerah ini ada begitu banyak batu karang sehingga orang yang mau masuk ke pelabuhan Kapadokia itu mengalami kesulitan untuk masuk sehingga mempersulit orang-orang lain untuk mengubah kepercayaan orang-orang di Kapadokia menjadi kepercayaan lain. Dan kita punya batu karang yang teguh, yaitu Yesus Kristus Tuhan.

Memang benar orang yang mendirikan rumah di atas pasir itu bodoh, kita tentu harus mendirikan rumah di atas batu karang. Pada waktu matahari sedang begitu terang, semua rumah itu tampak baik-baik saja, entah yang dibangun di atas pasir maupun di atas batu karang. Tapi semuanya itu baru akan teruji kalau ada hujan datang.

  • Yang pertama teruji oleh hujan tentunya adalah atap. Apakah atapnya bocor atau tidak? Itu adalah tes yang pertama. Mungkin ada hujan kesulitan atau hujan masalah, kita diuji seperti apa kekuatan kita. menghadapi hujan itu.
  • Tes yang kedua, angin datang untuk menghantam tembok di sekeliling kita, berbicara mengenai perlindungan-perlindungan kita. Seringkali kita jatuh bukan oleh batu yang besar, bukan oleh angin yang besar, tapi justru angin sepoi-sepoi yang kecil. Hati-hati, baik terhadap angin kencang maupun pelan, harus tetap berhati-hati.
  • Tes yang ketiga, banjir datang untuk menghantam fondasi. Banjir juga berbicara mengenai banjir berkat yang menguji hidup kita. Ada orang-orang Kristen yang waktu susah, saya tidak berbicara hanya untuk jemaat, tapi juga hamba-hamba Tuhan. Waktu dikirim ke pelosok-pelosok, ada tekanan dan banyak masalah, justru iman mereka ternyata begitu kuat. Tapi begitu ditarik ke kota dan diberkati berlimpah-limpah di kota, mereka malah tidak tahan uji terhadap ujian keberhasilan. Begitu banyak orang justru tidak tahan uji ketika sampai di puncak keberhasilan. Mari, bangun fondasi di atas batu karang dengan menjadi pelaku firman.

Tiga macam ujian ini berbicara menguji tubuh, jiwa, dan roh kita. Tubuh diuji dengan hujan, jiwa dengan angin, dan roh dengan banjir. Orang Kristen mesti kuat! Haleluya! Saudara mesti kuat. Harus kuat.

Mengekang lidah

Kembali lagi ke ayat Yakobus 1:26. Saudara, barangsiapa menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.

Sebagai orang percaya, kita harus jaga perkataan kita. Saudara yang dikasihi Tuhan, saya tidak pernah lihat orang cari istri cerewet di Biro Jodoh. Pasti yang dicari wanita yang keibuan, tidak pernah wanita yang cerewet. Mulut kita harus dijaga supaya perjalanan kita ke mana pun mengalami keberhasilan. Saudara, perjalanan pelayanan, rumah tangga, usaha, waktu ada yang ngomel melulu, bersungut-sungut melulu, saya percaya tidak akan diberkati oleh Tuhan. Pusing semuanya. Jangan kita bersungut-sungut. Kenapa bangsa Israel berputar-putar selama 40 tahun di padang gurun? Karena bersungut-sungut! Waktu kita mengucap syukur, itu satu bagian untuk kita menjadi pelaku firman Tuhan. 1 Tesalonika 5:18, Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. Saudara beribadah sore-sore di tempat ini tidak sia-sia, Saudara akan diberkati oleh Tuhan.

Mendirikan rumah di atas batu karang

Matius 21:28-31, "Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Saudara yang dikasihi Tuhan, ini gambaran sederhana mengenai sikap Saudara setelah mendengarkan firman Tuhan.

Tuhan ingatkan, jadilah mungkin seperti anak kedua. Mungkin kita katakan, “Tuhan, saya tidak mau”. Tapi kemudian Saudara menyesal dan sekarang Saudara bilang, “Tuhan saya mau”. Mungkin dulu Saudara tidak ada damai sejahtera, dulu tidak mau mengampuni, tidak mau mengembalikan persepuluhan, tidak mau memberikan persembahan dengan sukacita dan sukarela, tapi sekarang Saudara mau dan melakukannya, itulah yang digambarkan Tuhan bahwa Saudara sedang mendirikan rumah di atas batu karang. Walaupun ada banjir, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Fondasinya tetap kuat dan rumahnya tetap berdiri.

Penutup

Mari komitmen pada Tuhan untuk menjadi pelaku firman Tuhan. Yang paling penting, adalah kita mau melakukan firman Tuhan. Saya selalu berdoa, “Tuhan tolong, saya mau melakukan firman Tuhan, ada banyak yang belum saya lakukan.” Saya juga menyaksikan dalam diri saya, waktu kita setiap hari sedikit demi sedikit lakukan dengan hati penuh pergumulan, Saudara juga sedang menabung sedikit demi sedikit rumah rohani Saudara. Yang penting Saudara mau lakukan, dan Saudara akan diberkati Tuhan.

Adalah berbahagia mereka yang mendengarkan firman Tuhan, tetapi jauh lebih berbahagia mereka yang mau melakukan firman Tuhan!

Amin.