Lupakan apa yang ada di belakang!

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 3 Agustus 2024 06.36 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Alyssa Rusli-20230130-DPJR7.jpgAlyssa Rusli-20230130-DPJR7.jpg
Inspirasi
Tanggal23 Juli 2024
PenulisAlyssa Rusli
Sebelumnya
Selanjutnya

Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus (Filipi 3:13-14)

Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus

Filipi 3:13-14

Dalam kehidupan Kekristenan kita, kita punya satu goal/tujuan, bahwa mahkota kehidupan itu harus kita dapatkan. Kita hidup kekal Bersama Bapa di Sorga. Itu goal kita sebagai orang percaya.

Untuk itu kita harus jadi murid, hanya murid yang akan melihat Bapa. Kita punya tugas untuk berlari terus mencapai garis akhir itu.

Saya membayangkan Paulus itu adalah orang yang sangat relevan dengan keadaan sekitar. Mungkin saat menulis ini, dia sedang nonton lomba maraton.

Ketika seorang pelari maraton berlari, tujuannya adalah untuk mencapai garis akhir. Pelari maraton tidak punya waktu untuk melihat ke belakang, dia selalu fokus ke depan, karena dia tidak akan punya waktu untuk melihat ke belakang ke kiri ke kanan. Kita ngga punya waktu untuk mikirin hal-hal di belakang, perselisihan dengan teman sepelayanan, dengan keluarga, dengan gereja, dengan bidang lain, kita tidak punya waktu untuk hal-hal itu karena kita sedang berlari! Kalau berlari kita harus memantau kecepatan kita agar bisa mencapai garis akhir. Kita tidak bisa sampai garis akhir kalau tetap lihat ke belakang. Kita harus tinggalkan semua beban di belakang.

Untuk mencapai garis akhir, kita harus reach out EveryONE. Kalau kita ‘terpenjara’ dengan hal-hal di belakang, kita ngga akan pernah bisa menjadi berkat bagi banyak orang, reach out EveryONE. Seperti istri Lot, Tuhan suruh keluar, tapi dia lihat ke belakang, dia masih berlalu-lalu, berlambat-lambat dengan hal-hal di belakang, akhirnya dia menjadi tiang garam.

Ayo kita berlari-lari mencapai garis akhir, Tuhan kasih tugas untuk kita menjadi murid dan memuridkan banyak orang, supaya nama Tuhan dimuliakan.

Amin.