Melewati masa sukar bersama Tuhan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 3 September 2021 15.59 oleh Sari (bicara | kontrib) (Baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub, orang itu saleh dan jujur, ia takut akan Allah dan menjahui kejahatan

Ayub 1:1

Pendahuluan

Wanita Allah yang terkasih, berbicara tentang masa sukar bisa saja terjadi atas pribadi seseorang, sebuah keluarga, kota ataupun sebuah bangsa. Bahkan Alkitab juga mencatat masa sukar yang dialami oleh Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf, Ayub, dan masih banyak lagi.

Kali ini kita akan belajar dari masa sukar yang dialami oleh Ayub, orang yang saleh jujur dan takut akan Tuhan. Jika sepintas kita renungkan, Ayub yang saleh jujur dan takut akan Tuhan saja juga pernah mengalami suatu masa yang sukar.

Isi

Dalam kesukaran-kesukaran yang dialami oleh Ayub (Ayub 1:13-19), tentunya Tuhan memiliki rencana, antara lain:

  1. Mengalami pengalaman pribadi dengan Tuhan (Ayub 1:13-19)
  2. Dari kesukaran-kesukaran yang dialami oleh Ayub (ternaknya habis dirampas, 10 anaknya mati dalam waktu yang bersamaan, ada borok dalam tubuh Ayub, istrinya tidak mendukung, sahabat-sahabat Ayub menghakimi dan meninggalkannya). Sebagai manusia, dia sempat berkeluh kesah menyalahkan Tuhan dan bingung dengan apa yang dialaminya. Namun pada akhirnya Ayub mendapat jawaban dari hasil perenungannya dengan Tuhan secara pribadi (Ayub.42:1-2).

  3. Memiliki kesaksian pribadi tentang Tuhan (Ayub 42:10)
  4. Di dalam kesukaran yang Ayub alami, terlebih saat ada penyakit borok yang menimpa tubuhnya, Ayub semakin merendahkan diri dan memeriksa pribadinya bilamana ada dosa dan pelanggaran yang dilakukannya dan tidak menyalahkan siapa pun. Setelah keadaan Ayub dipulihkan, bahkan harta kekayaan Ayub yang pernah dirampas pun akhirnya Tuhan kembalikan dua kali lipat.

  5. Iman dan kedewasaan rohani semakin bertumbuh (Ayub 42:5)
  6. Kesukaran dan penderitaan yang dialami Ayub tidak membuatnya menjadi jauh atau mundur dari Tuhan. Justru Ayub semakin dewasa secara rohani dan mengenal Tuhan lebih dekat, seperti yang dia ungkapkan: Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.

Kesimpulan

Ujian kehidupan dari Tuhan bukanlah keberhasilan tetapi sebuah kesetiaan.

Tuhan Yesus Memberkati.