Panggilan darurat untuk Generasi Yeremia

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 4 Januari 2022 12.56 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd)
Lompat ke: navigasi, cari
Background 2021 The Year of Integrity.jpgBackground 2021 The Year of Integrity.jpg
Renungan khusus
Tanggal26 September 2021
PenulisPdm Dr Dony Lubianto, MTh
Voice of PentecostVoice of Pentecost 63 (Bryan Colin Njotorahardjo)
Sebelumnya
Selanjutnya

Salah satu arti dari Pentakosta Ketiga adalah kebangkitan generasi Yeremia, yaitu anak-anak muda yang dipenuhi Roh Kudus, cinta mati-matian kepada Tuhan Yesus, tidak kompromi terhadap dosa, dan akan bergerak untuk memenangkan jiwa.

Kebangkitan generasi Yeremia adalah sebuah janji, sebuah ‘benih’ yang baik yang diberikan oleh TUHAN bagi Kerajaan-Nya di muka bumi. Namun apa yang kita lihat dalam kenyataan sekarang ini dalam berita di stasiun televisi maupun kanal YouTube justru seakan kontra dengan apa yang dijanjikan TUHAN. Secara gamblang kita menyaksikan bagaimana anak-anak muda secara terang-terangan menyatakan identitas seksualitasnya yang menyimpang secara berani, tanpa malu-malu, gaya hidup yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan seperti penyalahgunaan narkoba, seks pra-nikah, terlibat dalam tindakan perundungan (bullying), aksi kriminal, kekerasan dan radikalisme.

Terkait dengan hal itu tersebut di atas, kita teringat akan perumpamaan yang Yesus ajarkan dalam Matius 13:24-25,

Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi.

Ayat ini berbicara tentang hal Kerajaan Sorga, mengenai anak-anak Kerajaan dan anak-anak si jahat serta bagaimana akhir hidup mereka kelak dalam akhir zaman, namun dari ayat ini kita bisa melihat sebuah prinsip kerja si Iblis yakni dengan menaburkan benih yang jahat (lalang) sebagai kontra dari benih yang baik (gandum). Dengan demikian dapat kita katakan bahwa di era Pentakosta Ketiga ini, ketika Tuhan menabur benih yang baik (kebangkitan generasi Yeremia) maka iblis menaburkan benih yang buruk (kontra generasi Yeremia).

Tidak jarang kita jumpai orang bertanya-tanya, apa bukti kebangkitan generasi Yeremia, buktinya kita belum melihat bukti apa-apa, malah yang terjadi pada kenyataannya adalah yang sebaliknya. Mari kita melihat dari lensa pemahaman Matius 13:24-25 di atas terkait prinsip kerja si iblis. Jika kita melihat Iblis menaburkan benih yang kontra, jika kita melihat generasi dengan karakteristik yang kontra dengan karakteristik generasi Yeremia muncul atau terlihat, itu artinya Tuhan secara nyata sedang menaburkan benih yang baik.

Generasi Yeremia, apa yang kalian tunggu?

Jika kita melihat arti dari generasi Yeremia, kita dapat meninjaunya dari dua sisi. Pertama adalah dari sisi Tuhan, Ia yang membaptis, memenuhi dan mengurapi generasi muda ini dengan Roh Kudus. Ia telah, sedang terus melakukan bagian-Nya. Anak-anak muda yang haus, rindu dan datang kepada-Nya serta meminta untuk dibaptis Roh Kudus dan dipenuhi dengan Roh Kudus pasti akan menerimanya (Lukas 11:13; Yohanes 7:37-39). Sisi yang kedua adalah sisi anak muda sebagai generasi Yeremia. Setelah dipenuhi Roh Kudus, so what? You have to move faster! Kerjakan bagianmu! Ada dua bagian yang harus dikerjakan:

  1. Ke dalam, yakni cinta mati-matian dengan Tuhan dan tidak kompromi dengan dosa.
  2. Ini adalah sebuah keputusan dan sebuah komitmen pribadi. Memang tidak mudah, namun bukan hal yang mustahil. Minta pertolongan Roh Kudus dan beri dirimu untuk dimuridkan, di-mentoring oleh kakak rohani dan bergabung dalam komunitas rohani yang sehat.

  3. Ke luar, yakni bergerak memenangkan jiwa-jiwa.
  4. Sebagian mungkin beralasan, “tapi sekarang kan kondisinya tidak memungkinkan?” Yakinlah bahwa Tuhan sedang memberikan paradigma yang baru, cara dan kreativitas yang baru. Zaman sekarang ini adalah zaman yang penuh dengan kemudahan berkomunikasi. Dunia sudah tanpa batasan jarak dan waktu, dunia sudah menjadi rumah besar bersama. Internet dan media sosial adalah ‘keledai tunggangan’, kendaraan kita dalam memberitakan Injil dan memenangkan jiwa.

Apa yang kalian tunggu? Adalah sebuah pertanyaan yang harus dijawab oleh generasi Yeremia. Jangan sampai yang ditunggu adalah kesiapan diri kita, sementara diri kita tidak melakukan apa-apa, tidak memiliki kerinduan untuk dipenuhi dengan Roh Kudus, tidak ada gairah untuk cinta mati-matian kepada Tuhan Yesus dan belum rela untuk melepaskan kompromi dengan dosa yang tentunya menghasilkan kenikmatan bagi kedagingan. Hal ini dapat diumpamakan seperti kita menunggu dan mengharapkan untuk tiba di tempat tujuan sementara kita berada dalam mobil, di belakang kemudi namun tidak menghidupkan atau menjalankan mobil tersebut!

Menjawab pertanyaan apa yang kalian tunggu? tentunya juga membutuhkan bapak/ibu rohani yang membantu dalam membimbing dan mengarahkan mereka untuk menjawabnya, khususnya jika yang mereka tunggu adalah restu atau blessings dari bapak/ibu rohani untuk me-release mereka bergerak memenangkan jiwa.

Generasi Yeremia, di mana posisi kalian sekarang?

Anak-anak muda kita, khususnya yang sedang menempuh pendidikan sebagai mahasiswa diperhadapkan kepada dua posisi:

  1. Mengikuti euforia idealisme
  2. Dikenal menjadi tokoh-tokoh muda yang diberikan emblem sebagai penggerak reformasi di mana berdasarkan sejarah perjalanan bangsa Indonesia, senior-senior mereka berhasil melaksanakan aksi yang berdampak besar terhadap perubahan sejarah bangsa Indonesia yang tentunya menjadi sebuah euforia idealisme tersendiri bagi generasi muda Indonesia. Generasi muda sudah seharusnya sangat-sangat waspada, sebab bukan tidak mungkin mereka hanya diperalat untuk mewujudkan kepentingan-kepentingan pihak-pihak tertentu yang memiliki hasrat akan kekuasaan yang menghalalkan segala cara untuk menggoyang stabilitas negara dan pemerintahan yang sah.

  3. Membangun kedalaman dan berdampak positif ke luar
  4. Membangun kedalaman secara rohani (Efesus 4:15), mentalitas, karakter, pengetahuan dan keahlian (Daniel 1:4). Sederhananya, menggunakan kesempatan yang singkat di masa perkuliahan untuk sungguh-sungguh membangun kerohanian dengan terlibat aktif di kegiatan kerohanian atau persekutuan kampus, menuntut ilmu semaksimal mungkin – gunakan waktu belajar secara maksimal, membentuk karakter serta mempertajam keahlian di bidang masing-masing, terlebih jika dapat menunjukkan prestasi (hasil penelitian) yang dapat bermanfaat bagi banyak orang sesuai dengan keahlian/jurusan yang diambil. “Tapi saya bukan tergolong anak yang cerdas!” Hiduplah takut akan Tuhan, sebab takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat (Mazmur 111:10; Amsal 1:7) dan jangan lupa untuk mengasah diri dengan tekun belajar.

Selain membangun kedalaman tentunya harus berdampak positif ke luar, jangan jadi seperti katak dalam tempurung. Berinteraksi dan bersosialisasilah dengan anak muda yang lain, bangunlah komunitas lintas agama dan lintas budaya di mana nilai-nilai nasionalisme sebagai sesama anak bangsa dapat berkembang, jadilah terang dan garam, nyatakan dan beritakan keindahan kekudusan Tuhan dalam pergaulan sesama mahasiswa melalui gaya hidup dan kesaksian kita.

Di mana posisi kalian sekarang? Idealnya tentu posisi yang kedua, artinya generasi muda menyadari bahwa masa kuliah adalah masa membekali dan mempersiapkan diri untuk menjadi berkat yang besar bagi masyarakat, bangsa dan negara pada waktunya, sambil bergerak menjadi saksi, memberitakan injil dan memenangkan jiwa-jiwa generasi muda. Untuk berada dalam posisi ini tentunya generasi Yeremia harus bisa membedakan apa yang benar dan salah (Yesaya 51:1, 7) serta apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Roma 12:2) melalui lensa Firman Tuhan. Ironisnya adalah kalau ternyata jawabannya tidak pada keduanya. Jika demikian patut direnungkan kembali adalah apa tujuan hidupmu sebenarnya? Apa yang dikehendaki Tuhan Yesus untuk kamu kerjakan di masa mudamu?

Nubuatan telah disampaikan, janji Tuhan tentang kebangkitan generasi Yeremia telah dinyatakan dan fakta menunjukkan inilah saatnya waktu penggenapan itu. Ini adalah panggilan darurat bagi generasi muda untuk bangkit dan meresponi panggilan-Nya. Semuanya diawali dengan sebuah kesadaran dari masing-masing individu: akulah generasi Yeremia! Dilanjutkan dengan sebuah keputusan: pakailah aku sesuai kehendak dan rencana-Mu! Serta konsistensi dalam melaksanakan tugas panggilan sebagai generasi Yeremia:

…baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka! (Yeremia 1:17)

(DL)

Salah satu arti dari Pentakosta Ketiga adalah kebangkitan generasi Yeremia, yaitu anak-anak muda yang dipenuhi Roh Kudus, cinta mati-matian kepada Tuhan Yesus, tidak kompromi terhadap dosa, dan akan bergerak untuk memenangkan jiwa.