Jangan takut!

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 26 Juli 2013 06.45 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd unified info)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. (Yesaya 41:10)

Pendahuluan

Memang rasa takut secara manusiawi dialami oleh kita semua. Tetapi apakah rasa takut itu sudah mengusik atau mengganggu kehidupan kita? Apa saja rasa takut yang kita rasakan hari-hari ini? Mungkin ada yang merasa ketakutan akan kehidupan, jodoh/pasangan, ekonomi, atau juga ketakutan akan masa depan. Rasa takut itu seringkali tanpa kita sadari sangat menguasai hati dan pikiran kita. Secara jujur, seberapa banyak dari kita yang selalu melakukan Firman Tuhan yang berkata, "kepada Allah aku percaya, aku tidak takut." (Mazmur 56:12)? Seringkali kepercayaan kita kepada Allah bercampur dengan kekhawatiran.

Takut adalah reaksi wajar manusia terhadap kesulitan atau bahaya. Kalau kita tidak pernah takut, justru artinya ada yang tidak beres dengan tubuh kita. Tapi Allah tidak mau kita dilumpuhkan oleh ketakutan itu. Ketika Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Jangan takut", kata-kata Yesus mengandung artian "Jangan terus-menerus merasa takut!"

Lawan dari takut adalah iman. Ada sekitar 360 kali kata-kata "jangan takut" di Alkitab. Artinya, setiap hari ada Firman Tuhan bagi kita yang mengatakan "jangan takut"!

Isi dan sharing

Bagaimana caranya kita supaya kita jangan takut? Beberapa perenungan:

  1. Iman percaya bahwa Allah bekerja dalam segala sesuatu (Roma 8:28)
  2. Kita seringkali ingin agar Allah memberikan peneguhan secepat jentikan jari. Seperti abdi Elisa yang ketakutan, lalu Elisa meminta Allah membukakan mata bujang itu untuk memperlihatkan bahwa ada kuda dan kereta berapi di sekeliling mereka (2 Raja-Raja 6:15-17). Tapi Allah lebih ingin kita percaya akan janji-Nya yaitu bahwa Dia menyertai kita. Apa pun keadaan kita, sebagai umat-Nya, kita selalu memiliki lebih banyak balatentara di sisi kita.
  3. Mengizinkan Allah memimpin (2 Timotius 1:7)
  4. Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban. Di dalam kita ada Roh Kudus yang mengatur kehidupan kita ketika kita mau intim dengan-Nya. Hiduplah dalam kasih (1 Yohanes 4:18) karena kasih adalah Allah itu sendiri dan ketertiban itu menyatakan pikiran yang benar. Rasa takut dalam kehidupan kita apapun penyebabnya pada akhirnya hanya akan membawa dan menyeret kita pada suatu kehidupan yang tidak berbuah. Seringkali kita dimanjakan dengan kekuatan dan kehebatan sendiri sehingga kita lengah dan tidak berjaga-jaga. jadi percayakan segalanya kepada Tuhan .

Kesimpulan dan saling mendoakan

Sadari keberadaan kita sebagai anak-anak Allah, jangan mau diperdaya oleh roh ketakutan yang menjajah dan mendatangkan penderitaan. Justru kita harus bangkit dan melawan atas ketakutan itu. Imani!

Memang rasa takut secara manusiawi dialami oleh kita semua. Tetapi apakah rasa takut itu sudah mengusik atau mengganggu kehidupan kita? Apa saja rasa takut yang kita rasakan hari-hari ini?