Memberikan dorongan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 26 Juli 2013 06.23 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd unified info)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; (Filipi 2:1-3)

Pendahuluan

Paulus menuliskan nasihat dan perintah-perintah Tuhan bagi jemaat Filipi dengan kalimat yang lugas tentang suatu hal yaitu sikap. Kesatuan dalam komunitas seperti COOL sangat ditentukan oleh beberapa hal, di antaranya adalah sikap memberi dorongan (encouragement). Ayat Firman Tuhan menegaskan pada kita bahwa bukan hanya Gembala COOL saja, tetapi seluruh anggota COOL harus memiliki sikap saling mendukung, saling mendorong, terutama pada masa-masa sulit.

Isi dan sharing

Kehidupan tidak selalu indah, manis, dan enak. Pasti setiap orang memiliki masalah dalam hidupnya. Apakah ada di antara kita yang tidak memiliki masalah, minimal hari ini saja? Pasti semua memiliki masalah, baik relatif berat atau ringan. Komunitas membuat kita lebih kuat apabila setiap anggota COOL memiliki salah satu sikap, yaitu memberi dorongan, dan bukannya malah melemahkan apalagi menyesatkan. Sikap memberi dorongan dapat dicerminkan melalui 2 sikap ini:

  1. Optimis
  2. Dalam kisah kedua belas pengintai (Bilangan 14:6-9), kelompok pengintai yang sepuluh orang berkata, ”Sadarkah kalian betapa besarnya orang Enak itu?” Tapi yang dua, Yosua dan Kaleb, berkata, ”Tahukah kalian betapa besarnya Allah kita?” Optimis adalah kemampuan bersikap positif karena dapat melihat jalan keluar dari Tuhan, sekalipun belum kelihatan. Bersikap positif karena masih punya kemampuan, uang untuk menyelesaikan masalah, itu bukan optimis yang sejati. Optimisme yang sejati membutuhkan iman. Itu sebabnya orang optimis dapat mengangkat tangannya saat masalah menekan, ia tidak menyerah tetapi berkata, "Tuhan, inilah waktu-Mu. Di sinilah Engkau mengambil alih." Sharing: Mari introspeksi, kita termasuk golongan yang 10 pengintai (pesimis) atau Yosua-Kaleb (optimis)? Bisa diperhatikan dari perkataan yang sering keluar dari mulut kita.
  3. Antusias (Filipi 2:13)
  4. Antusias (bahasa Yunani: entheos, atau Allah di dalam) adalah kemampuan untuk melihat Allah dalam segala keadaan. Antusias membuat orang tidak sempat berputus asa. Contohnya, Yusuf. Sekalipun ia menjalani tahun-tahun sulit, tapi tidak sekalipun kita membaca dalam Alkitab bahwa ia putus asa. Yusuf percaya bahwa dalam hidupnya ada rencana Allah bagi kemuliaan nama Tuhan sekalipun bertahun-tahun kemudian. Apakah kita ditinggalkan Tuhan sendiri dalam masalah kita? Tidak sama sekali. Inilah pesannya, “Allah sedang bekerja di dalam kita”! Dialah yang memberi kekuatan dalam masalah, tekanan, hinaan, aniaya dan lain sebagainya. Dan pada saat Tuhan mencurahkan kuasa-Nya kepada kita, kita akan mampu melakukan hal-hal yang menyenangkan hati-Nya. Hal ini menimbulkan gairah. Itulah ANTUSIAS. Sharing: Saat kita menghadapi masalah atau tekanan, bagaimana sikap kita?

Kesimpulan dan saling mendoakan

Segala perkara dapat kita tanggung di dalam Kristus Yesus. Kenapa? Karena tidak ada hal lain atau siapapun yang mampu memberi kita kekuatan dan dorongan yang kita butuhkan, kecuali Kristus. Ia ada di dalam kita. Kita bisa melakukannya bagi saudara-saudara kita. Amin.

Paulus menuliskan nasihat dan perintah-perintah Tuhan bagi jemaat Filipi dengan kalimat yang lugas tentang suatu hal yaitu sikap. Kesatuan dalam komunitas seperti COOL sangat ditentukan oleh beberapa hal, di antaranya adalah sikap memberi dorongan (encouragement).