Membangun hubungan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 26 Juli 2013 06.17 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd unified info)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri (Filipi 2:2-3)

Pendahuluan

Dalam dunia kerja sangat penting untuk kita dapat membangun hubungan dengan sesama rekan kerja. Suatu tempat usaha adalah ibarat sebuah kapal besar yang di dalamnya banyak orang atau pekerja yang mengerjakan tugasnya masing-masing untuk mencapai suatu tujuan.

Visi memberikan tujuan atau target yang harus dicapai, tetapi ada banyak hal dan prinsip yang harus dilakukan agar visi itu digenapi.

Isi dan sharing

Ada banyak teori tentang membangun hubungan, tetapi Firman Tuhan tetaplah menjadi landasan kita. Beberapa prinsip penting membangun hubungan di dunia kerja atau marketplace:

  1. Membangun kasih (1 Korintus 13:4-7)
  2. Sebagai anak Tuhan, di mana pun kita berada, kasih adalah prinsip utama kita. Justru kita dikenal berbeda karena kita memiliki kasih. Hidup kita dilihat oleh sesama rekan kerja atau bahkan atasan (pemimpin) kita, baik mereka juga orang percaya atau orang belum percaya Yesus. Dua sisi kasih, yaitu kasih yang lembut (mengampuni, memberi kesempatan, mendengar, bijaksana, tidak kasar) dan kasih yang tegas (adil, menegur kesalahan, memberi masukan, mendisiplinkan, tidak makan suap), harus seimbang ada dalam karakter kita. Lewat karakter inilah, Kristus akan dikenal oleh rekan sekerja di sekitar kita.
  3. Bangun kesetaraan dalam tim
  4. Pada akhirnya, tidak bisa ada “one man show” dalam suatu usaha. Kita selalu membutuhkan orang lain untuk bekerja sama. Dan saat keberhasilan diraih, itu bukan prestasi satu orang, tetapi merupakan prestasi bersama. Begitupun kesalahan, bukan kesalahan satu orang, tetapi kesalahan bersama.
  5. Bangun komunikasi (Kejadian 11:1-9, khususnya ayat 6-7)
  6. Tuhan sendiri mengakui betapa dahsyatnya kekuatan dari komunikasi yang baik, sebab komunikasi yang benar akan melahirkan kesepakatan. Sekalipun yang kita bangun bukan visi dari Tuhan (contohnya menara Babel), tetapi bila kita sepakat dalam satu komunikasi, pasti terjadi. Apalagi kalau visi itu dari Tuhan! Bahasa yang kacau berbicara tentang komunikasi yang kacau. Mari perbaiki cara kita berkomunikasi, lakukan dengan jujur, terbuka, tanpa asumsi, dan kesombongan.
Sharing: Dari ketiga hal di atas, apa yang belum dilakukan dengan maksimal dalam tempat kerja/usaha (atau bahkan keluarga) kita?

Kesimpulan dan saling mendoakan

Biarlah kita menjadi saksi-Nya di mana pun kita berada. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri (Filipi 2:2-3) Dalam dunia kerja sangat penting untuk kita dapat membangun hubungan dengan sesama rekan kerja.