Membangun hubungan dengan sesama

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 26 Juli 2013 06.00 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd unified info)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu, (1 Timotius 5:6)

Pendahuluan

Apakah kepercayaan Kristen hanya sekadar memulihkan hubungan dengan Allah lalu mengabaikan hubungan dengan sesama manusia? Jawabannya tidak. Kekristenan menjunjung tinggi hubungan yang baik dengan sesama manusia. Seorang yang sudah dipulihkan hubungannya dengan Tuhan mendapat tanggung jawab untuk membangun dan memelihara hubungan yang baik dengan sesamanya. Rasul Paulus menasihati Timotius agar memperhatikan perilakunya dalam hubungannya dengan sesama (1 Timotius 5:1-6). Hidup yang berdampak adalah ketika kita mulai membangun hubungan dengan baik dengan lingkungan di mana kita berada.

Isi dan sharing

Bagaimana agar kita dapat membangun hubungan dengan sesama?

  1. Saling mendahului dalam memberi hormat (Roma 12:10)
    Mungkin kita pernah mendengar ada orang yang sering berkata bahwa bangsa kita adalah bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya, mengutamakan tata krama dan sopan santun. Namun hari-hari ini budaya yang semacam ini sudah semakin sedikit kita temui, manusia lebih cenderung mementingkan dan memikirkan dirinya sendiri. Di era yang serba modern ini sebagai orang percaya kita wajib mengembalikan nilai-nilai tata krama dan sopan santun ini. Mulai dengan mendahului dalam memberi hormat, tanpa memandang status-jabatan-kaya-miskin-tua-muda. Ketika kita mulai untuk mendahului memberi hormat, maka secara tidak langsung kita akan mudah membangun hubungan dengan sesama.
  2. Jangan memandang muka/status sosial (Yakobus 2:1-4, 9)
    Setiap manusia pasti memiliki perbedaan, baik itu secara fisik ataupun dalam hal perekonomian, namun perbedaan ini seharusnya tidak dijadikan suatu masalah yang cukup besar. Justru dalam perbedaan inilah harusnya kita semakin dekat. Yakobus 2:1 4, 9 mengatakan jangan memandang muka. Yakobus mengatakan hal ini karena Allah pun tidak pernah memandang muka kepada setiap umat manusia. Semua manusia di hadapan Tuhan sama. Oleh karena itu, mari kita sebagai orang percaya belajar tidak memandang muka kepada siapa pun agar kita dapat membangun hubungan dengan sesama.
  3. Selalu Berbuat baik (Galatia 6:9)
    Sarana yang paling mudah untuk memenangkan jiwa-jiwa adalah dengan selalu berbuat baik. Salah satu bentuk kasih kita sebagai orang percaya adalah dengan melakukan perbuatan baik. Dampak ketika kita melakukan perbuatan baik akan sulit sekali dilupakan oleh orang yang merasakannya, dibandingkan jika kita hanya memberitakan sesuatu dengan teori saja. Perbuatan baik apa sajakah yang sudah Anda lakukan hari ini? Sharingkan.

Kesimpulan dan saling mendoakan

Mari kita membangun hubungan lebih lagi dengan sesama, dimulai dengan saling mendahului dalam memberi hormat, jangan memandang muka, dan selalu berbuat baik, mari kita praktekkan dalam kehidupan kita.