Membangun hubungan intim dengan Tuhan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 26 Juli 2013 06.00 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd unified info)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. (Matius 22:37)

Pendahuluan

Dalam membangun hubungan intim dengan Tuhan kita harus menempatkan Tuhan sebagai prioritas utama dalam kehidupan kita. Untuk membangun hubungan intim kita dengan seseorang harus dimulai dari rasa kasih atau cinta. Cinta itu nyata, bisa dirasakan, dan merupakan pengalaman pribadi. Demikian juga hubungan cinta dengan Tuhan sangat nyata dan pribadi. Jadi jangan pernah kita meragukan kasih Tuhan. Tuhan berkata dalam kitab Yeremia: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu. (Yeremia 31:3)

Isi dan sharing

Tiga hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan:

  1. Iman (Ibrani 11:6)
    Apakah kita akan mengikuti kehendak Tuhan dan percaya akan kuasa-Nya atau mengikuti cara kita sendiri. Ini merupakan pengalaman setiap hari atau kehidupan sehari-hari. Akan menjadi kesaksian tentang kepercayaan kita kepada Tuhan. Ketika Musa ditunjuk Tuhan untuk memimpin bangsa Israel mengalami krisis iman. Dia mengukur dengan kekuatan sendiri yaitu merasa tidak mampu/sanggup. Tetapi Tuhan mau dia percaya akan kuasa Tuhan. Melalui iman kita belajar mengenal standar Allah
  2. Taat (Yohanes 14:23)
    Kita harus bersedia mentaati segala perintah-Nya. Dalam ayat 23-24, Yesus mengatakan "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku … Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku".
    Ketaatan adalah tanda lahiriah yang kelihatan bahwa kita mengasihi Allah. Upah dari ketaatan adalah kasih Tuhan yang bisa kita rasakan dan alami yaitu suatu keintiman dengan Tuhan.
  3. Merenungkan Firman Tuhan (Mazmur 1:2)
    Daud tidak diperhitungkan baik di dalam keluarga maupun oleh Kerajaan untuk maju membela Negara. Tapi orang yang tidak diperhitungkan itu ternyata malah menjadi berkat bagi keluarga dan negaranya. Daud tidak cepat emosi maupun minder ketika tidak diikutsertakan dalam "kontes" raja. Daud memiliki keberanian dan keyakinan ketika menghadapi Goliat. Bahkan Daud menghormati Saul sebagai raja yang diurapi Tuhan sekalipun ada kesempatan untuk membunuhnya.
    Ini adalah proses pembentukan karakter yang membuktikan bahwa Daud mempunyai hubungan yang intim dengan Tuhan, sebab kesukaannya berdoa siang dan malam, memuji dan menyembah Tuhan, merenungkan Taurat Tuhan, serta selalu menjaga agar tetap dalam perkenanan Tuhan. Tuhan mengenal jalan orang benar.

Kesimpulan dan saling mendoakan

Untuk membangun hubungan intim dengan Tuhan kita harus memiliki iman agar berkenan kepada Allah, taat dalam segala perintah-Nya, dan suka merenungkan Firman Tuhan.