Seorang yang berkenan di hati-Ku

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 19 Januari 2012 17.49 oleh Leo (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '{{materi cool | tipe = umum | judul = Seorang yang berkenan di hati-Ku | minggu = 03 | tahun = 2012 | readmore = {{{readmore|}}} | infobox = {{{infobox|}}} | ayatin...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya. (Kisah 13:22, 36a)

Pendahuluan

Dalam ayat ini, Paulus membandingkan antara Saul dan Daud, bahwa Saul telah disingkirkan Tuhan dan mengangkat Daud sebagai raja karena Allah mendapati Daud adalah pribadi yang berkenan dan melakukan segala kehendak Allah pada zamannya.

Arti nama Daud adalah beloved, yang dikasihi. Daud adalah anak laki-laki ketujuh bungsu dari keluarga Isai. Ketika kakak-kakaknya menjadi prajurit Kerajaan, Daud hanyalah seorang gembala domba yang bahkan tidak diperhitungkan ketika Samuel datang kepada Isai untuk mengurapi salah satu anaknya dengan nubuatan menjadi Raja yang akan datang. Daud akhirnya menjadi seorang Raja yang besar dan dikenang bahkan sampai dengan hari ini.

Isi dan sharing

Apa yang menyebabkan Daud menjadi pribadi yang berkenan di hadapan Tuhan, sekalipun dia tidak diperhitungkan oleh bahkan keluarganya sendiri?

Ada beberapa pilihan hidup Daud yang bisa kita teladani:

  1. Memilih untuk hidup intim dengan Tuhan dalam doa, pujian, dan penyembahan
  2. Mazmur 5:4 memberitahukan bahwa hati Daud dipenuhi kerinduan untuk menjumpai Tuhan lewat doa, pujian, dan penyembahan, dan menantikan Tuhan berbicara. Mengasihi Allah dengan sepenuh hati membawa kita untuk rindu berjumpa dengan-Nya dan menempatkan kita menjadi Pribadi yang intim dengan Yesus Kristus.
  3. Memilih untuk mengatasi persoalan bersama Allah
  4. Dalam sebuah peperangan dengan Filistin, ketika Daud melihat Goliat mencemooh Israel, Daud menunjukkan sikap rendah hati dan kebergantungan kepada Allah dalam menghadapi persoalan yang pelik. 1 Samuel 17:37a, Pula kata Daud: “TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu.”
  5. Memilih untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan
  6. Ketika Daud berkesempatan untuk membunuh Raja Saul yang membenci dirinya, bahkan Saul pernah melempar lembing untuk menancap tubuhnya ke dinding, mengejar-ngejar Daud untuk membunuhnya, Daud tegas menolak untuk membunuh Raja Saul. 1 Samuel 24:7, "Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN."
  7. Memilih untuk bertobat ketika ditegor akan dosanya
  8. Setelah mengalami keberhasilan dan berkat yang melimpah sebagai Raja, Daud masuk dalam zona nyaman, dan terjadi peristiwa yang membuatnya jatuh dalam dosa dengan Betsyeba. Bahkan akhirnya Uria, suami Betsyeba, terbunuh karena akal muslihat Daud yang menempatkan Uria di garis depan peperangan. Namun Daud mau membuka diri dan mengakui kesalahannya di hadapan Tuhan. 2 Samuel 12:13, Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.

Kesimpulan dan saling mendoakan

Perkenanan Allah tercurah bukan untuk hati yang mulus tanpa cacat, tapi kepada orang yang mau bertobat dan intim dengan-Nya. Di hadapan kita ada banyak pilihan. Daud telah memilih sikap hati yang benar di hadapan Tuhan, sehingga ia menjadi pribadi yang berkenan di hadapan Tuhan.