Mustard seed faith (Pdt Sutadi Rusli)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 21 November 2024 03.27 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| video1caption= YouTube" menjadi "| video1caption= {{youtube}} YouTube")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Cras facilisis neque ligula, at elementum velit viverra eu.

Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. (Mazmur 1:1-3)

Nyanyi:

Engkau, Tuhan yang beri kekuatan
Saat badai menerpa hidupku
Di dalam-Mu aku tenang
Sebab janji-Mu setia bagiku

Ku tetap percaya
Walau ku tak melihat
Jalan di depanku
Tak pernah ku ragu

Ku tetap menyembah
Apa pun yang terjadi
Di dalam hidupku
Tak pernah ku ragu
Ku tetap percaya

Kubersyukur pada-Mu Tuhan
Buat kasih setia-Mu di dalam hidupku
Anugerah-Mu besar bagiku
Di setiap langkahku, kumemuji-Mu

Shalom, saya mau menyapa setiap Saudara yang hadir pada pagi ini, semuanya diberkati Tuhan? Amin! Setiap kali saya dengar lagu yang barusan kita nyanyikan, sekalipun jalan itu belum kita lihat, tetapi kita tetap percaya. Saya begitu terharu rasanya begitu menguatkan dalam setiap pergumulan kita. Jalan memang belum kita lihat, pertolongan Tuhan sepertinya belum kita lihat, tapi kita harus tetap percaya, Tuhan pasti menyertai kita. Tuhan pasti menolong kita. Dia pasti memberikan kita kekuatan. Dia memberikan kita kesembuhan. Amin!

Mustard seed faith dalam bahasa Indonesia adalah iman sebesar biji sesawi. Mari kita baca Firman Tuhan dari Markus 4:31-32,

Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya."

Saudara yang dikasihi Tuhan, ini biji sesawi adalah benih yang paling kecilnya. Kalau Saudara ada kertas kosong, Saudara beri satu titik pakai pulpen, kira-kira itu besarnya biji sesawi. Kecil sekali! Tetapi ternyata biji sesawi itu waktu ditanam, bisa jadi pohon yang besar di mana burung-burung bisa bersarang, orang-orang bisa meneduh. Artinya biji sesawi yang begitu kecil ini setelah ditanam akan menjadi satu pohon yang besar yang menjadi berkat. Jangan salah ya, ini berbeda dari sayuran sawi.

Tema kita pada ulang tahun yang ke-28 adalah Tetap Naik dan Bukan Turun. Iman kita semakin naik menghadapi tantangan-tantangan hari-hari ini. Persoalan makin rumit, banyak pergumulan luar biasa, Saudara ngga bisa lagi pakai iman kita yang 20 tahun lalu. Ngga bisa lagi pakai iman kita yang beberapa tahun lalu. Iman Saudara dan saya ke depan itu harus makin bertumbuh, harus makin kuat, harus semakin percaya kepada Tuhan. Haleluya!

Itu yang mesti terjadi sehingga jangan sampai kita sudah ikut Tuhan Yesus sekian tahun tapi kita ngga pernah bertumbuh dalam iman kita. Sedikit-sedikit jatuh. Sedikit-sedikit loyo. Oh ngga bisa. Kita harus makin kuat, makin kuat, karena Tuhan memberikan kekuatan untuk setiap kita.

Pagi ini saya memberikan tips yang sederhana. Saudara pasti pernah dengar semuanya, tapi yang terutama Saudara bukan hanya dengar tapi kita harus menjadi pelaku-pelaku Firman Tuhan. Percuma saya bisa khotbah di sini sekian lama tapi saya tidak menjadi pelaku Firman. Tuhan mau kita semua adalah pelaku-pelaku Firman Tuhan supaya iman kita makin bertumbuh, makin bertumbuh, dan makin kuat di dalam Tuhan.

Bagaimana iman bertumbuh?

#1 Pendengaran kita

Roma 10:17,

Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

Maaf, kita tuh lebih banyak dengerin suara-suara yang di luar, kita lebih banyak dengerin orang punya

Bicara, kita lebih percaya kepada orang yang ngomong, dibandingkan firman Tuhan. Waktu Saudara datang pergi ke dokter dan lalu dokter memvonis saudara betul secara akademis secara ilmu pengetahuan dia keahliannya dari seorang dokter dia kasih satu vonis kepada kita seperti itu betul. Setelah itu, yang kuat yang mana. Apakah Saudara lebih percaya pada Firman Tuhan atau percaya sama dokter? Apa yang kita pakai buat pendengaran kita? Ada satu ungkapan, bebek jalannya sama bebek. Kalau ayam jalannya sama ayam. Orang-orang benar harus punya komunitas bersama-sama orang-orang benar.

Orang fasik biarlah ketemu sama orang fasik. Tapi kita sebagai orang benar itu harus memilih-milih teman kita mana yang perlu bersama-sama dengan kita. Kalau kita salah dalam satu pergaulan, itu bisa menjatuhkan iman kita.

Seorang fisikawan kelas dunia, Albert Einstein, memiliki satu ungkapan:

Stay from negative people, they have problem with every solution
Jauhi orang yang negatif, karena mereka punya masalah dalam setiap jawaban

Waktu Saudara datang kepada orang dan Saudara datang pada orang yang tidak tepat, maka dia bukannya memberikan nasihat berdasarkan kebenaran Firman Tuhan. Dia memberikan jalan yang salah. Kembali kepada Firman Tuhan! Di dalam Firman Tuhan ada perjalanan yang Tuhan tuntun, menjadikan kita berhasil beruntung dalam setiap langkah-langkah kita!

Firman Tuhan berkata, ada satu jalan yang dikira orang lurus, tapi ujungnya maut!

Kita kira nasihat orang itu udah bener, tapi ternyata ujungnya maut.

Saya mau ajak, ayo kita dengar dalam kelompok orang-orang yang saling menguatkan, memperkatakan kata-kata yang menguatkan. Saya dulu punya teman, yang ngomongnya ngga enak, selalu negatif. Lama kelamaan bisa-bisa kita jadi ikut-ikutan. Tutup telinga Saudara untuk hal-hal nasihat dari orang fasik, tapi kita mau dengar nasihat yang berasal dari kebenaran Firman Tuhan. Amin!

Buat saya, siapapun yang berkhotbah di mimbar ini, ngga peduli orangnya sederhana sekalipun, tapi waktu saya menyimak dengan baik, saya pasti menangkap sesuatu dari apa yang dia khotbahkan. Kalau Saudara mendengar khotbah, dengar dan tangkap itu Firman Tuhan menjadi sebuah pesan Tuhan buat kita.

Nah, jadi supaya iman kita bertumbuh, hal yang paling sederhana, langkah pertama adalah melalui pendengaran kita.

#2 Perkataan kita

Roma 10:8,

Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan.

Ngga usah jauh-jauh cari ke mana-mana, ternyata Firman itu ada dalam mulut Saudara dan di dalam hati Saudara! Amin! Percaya ngga ada kuasa bagi orang-orang percaya? Semua percaya kalau dalam mulut kita ada kuasa? Amin!

Markus 11:23; Matius 17:20,

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.
Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.

Kalau Saudara pernah ke Tanah Palestina atau Israel, di sana ada banyak gunung yang tinggi, ada yang gunung Hermon yang memiliki es abadi, ada gunung Moria di mana Abraham mempersembahkan anaknya, Ismael, ada bukit Zaitun di mana Tuhan ditangkap dan kelak akan menjejakkan kaki-Nya kembali. Ada banyak gunung besar dan kecil. Dari ayat di atas, Tuhan sedang mengajar kepada murid-murid-Nya, kalian lihat nih, kamu punya persoalan sebesar gunung, kalau kamu punya iman sebesar biji sesawi saja, kamu cukup berkata kepada masalah yang sebesar gunung itu, mau masalah besar atau kecil, maka gunung itu akan pindah!

Siapa yang punya persoalan? Semua pasti punya persoalan. Tuhan ajar pada kita pagi ini, ayo, dengan iman sebesar biji sesawi, kita bisa suruh pindah gunung itu, persoalan kita, masalah kita.

Ada seorang Ibu ditanya, Bu, bagaimana keluarga? Dia jawab, Wah, keluarga saya mah udah pasti ngga bakal bertobat! Keluarga saya mah udah morat-marit ke sana-kemari, berantakan. Anak saya beginilah. Suami saya kayak begitulah. Selalu kalau ditanya, memperkatakan seperti itu, sehingga apa yang terjadi? Keluarganya ngga pernah dipulihkan! Karena dia sudah mengimani.

Ingat, apa yang kita ikat di bumi akan terikat di surga. Tapi apa yang Saudara dan saya lepaskan di bumi, akan terlepas di surga. Semua percaya mulut kita ada kuasa? Amin! Perkataan kita itu adalah satu benih yang kita tanam dalam hidup kita. Setiap kali saya ada dalam mezbah keluarga, dalam doa pribadi saya, saya selalu memperkatakan Firman Tuhan, kamu akan menjadi berhasil dan beruntung, kamu diberkati oleh Tuhan. Saudara perkatakan perkataan-perkataan yang alkitabiah. Yang tidak ada bisa menjadi ada. Yang sakit menjadi sembuh. Yang susah diberkati dan ditolong Tuhan. Amin! Saudara yang sakit disembuhkan, oleh bilur-bilur Tuhan Yesus! Amin!

Amsal 18:21,

Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.

Buah apa yang saudara mau makan? Buah kesembuhan, buah pemulihan buat keluarga, atau buah apa pun, kalau Saudara mau alami, itu dimulai dari perkataan kita. Waktu kita perkatakan kebenaran, di situ Saudara akan mendapatkan gemanya, dan Saudara akan makan buahnya. Keluarga Saudara dimenangkan, usaha Saudara diberkati, sakit penyakit Saudara disembuhkan dalam nama Yesus!

Jadi yang pertama, iman kita tumbuh dari pendengaran. Ingat baik-baik, jangan lupa tutup telinga Saudara kalau ada berita-berita yang tidak baik yang melemahkan iman Saudara! Yang kedua, mulut kita, perkataan kita. Waktu kita dengar, kita mulai tahu, mulai percaya, mulai perkatakan. Kita mulai belajar untuk memperkatakan Firman Tuhan, maka akan Tuhan jawab.

#3 Hati kita

Roma 10:8,

Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan.

Mazmur 1:1-3,

Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

Semua pasti senang ini dengan kata-kata apa saja yang diperbuatnya berhasil. Betul kita semua mengharapkan itu. Tapi ada syaratnya sebelumnya, ada urutannya, jangan kumpul sama nasihat orang fasik, jangan kumpul sama pencemooh, lalu kesukaannya merenungkan Firman Tuhan siang dan malam.

Zaman dulu orang Yahudi itu nggak punya listrik, jadi mereka baca Firman Tuhan pagi hari waktu matahari masih terang, lalu pada waktu malam, penglihatan sudah mulai terbatas, jadi mereka mengulangi kembali apa yang mereka dengar tadi pagi, lalu mereka renungi itu malam-malam, sehingga orang-orang model seperti itulah yang apa saja yang diperbuatnya berhasil. Bukan hanya sekedar berhasil, tapi berhasil dan beruntung.

Ingat ada cerita seorang penabur, dia keluar bawa benih lalu dia tabur. Yang pertama jatuh di pinggir jalan, ada yang jatuh di semak duri, di tanah berbatu, dan terakhir di tanah yang baik. Maka yang jatuh di tanah yang baik itu berbuah, ada yang seratus kali lipat, enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.

Biarlah hati kita ini menjadi tanah yang baik. Nanti kalau kita masuk Perjamuan Kudus, tanah hati kita dibikin beres dulu, supaya tanah hati kita itu menjadi tanah hati yang baik. Firman itu masuk ke dalam tanah hati kita, mulai bertumbuh. Jangan tanah hati kita itu berbatu, bersemak duri, ngga bakalan jadi. Makanya kita perlu memiliki hati yang bersih, tanah hati yang bersih, supaya perjalanan kita diberkati, 30, 60, bahkan 100 kali lipat. Itu yang Tuhan mau bagi setiap orang-orang percaya. Amin! Tuhan mau semua sehat, diberkati, diberikan kekuatan oleh Tuhan, mengalami pemulihan! Itu yang Tuhan inginkan dalam setiap anak-anak Tuhan. Haleluya!

Efesus 3:20-21,

Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.

Saudara-saudara berdoa minta satu, Tuhan ngga ngasih satu, Dia kasih dua. Saudara berdoa minta dua, Dia ngga kasih dua, dia kasih empat. Saudara berdoa buat empat, Dia ngga kasih empat, dia kasih delapan! Jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan! Karena apa? Ada kuasa dalam setiap orang-orang percaya dalam hidup Saudara. Ada kuasa dalam setiap orang percaya, ada kuasa dalam hidup Saudara. Amin! Tapi Dia mau, doa, perkataan kita, masukkan dalam pikiran Saudara, masuk dalam tanah hati Saudara, maka apa yang terjadi? Dia jauh lebih banyak memberikan kepada kita.

Saudara berdoa, Tuhan tolong keluarga saya, suami saya, pasangan hidup saya, Tuhan supaya menjadi orang percaya. Tuhan ngga kasih hanya pasangan hidup Saudara, tapi seisi keluarga akan dipulihkan dan menjadi orang-orang percaya. Amin!

Saudara berdoa, Tuhan sembuhkan sakit penyakit saya. Dia tidak hanya berikan kesembuhan, tapi Dia berikan kesehatan, pemulihan, dan panjang umur!

Bagi Dialah yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari apa yang kita doakan dan pikirkan, karena kuasanya bekerja di dalam hidup setiap orang-orang percaya, katakan Amin!

Nyanyi:

Ku tetap percaya
Walau kita tak melihat
Jalan di depanku
Tak pernah kuragu

Ku tetap menyembah
Apapun yang terjadi
Di dalam hidupku
Tak pernah kuragu
Ku tetap percaya

Video