Berkolaborasi untuk memenangkan jiwa-jiwa (Pdt Dr Ir Niko Njotorahardjo)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Untuk menyelesaikan Amanat Agung, tidak bisa sendiri, harus berkolaborasi. Semua denominasi harus unity dengan tidak menjelekkan satu dengan yang lainnya, tetapi bersama-sama bergandengan tangan supaya setiap orang mendengar tentang Yesus dan berjumpa dengan Dia.

Shalom, “Tahun 2023 adalah tahun untuk bangkit, jadilah pemenang! The Year to Rise Up, Be Victorious!”

Tuhan menghendaki agar kita menjadi pemenang. Yang mau jadi pemenang, katakan Amin!

Wahyu 2 dan 3 adalah pesan Tuhan Yesus kepada tujuh sidang jemaat pada waktu itu yang juga bisa diartikan sebagai pesan Tuhan Yesus kepada gereja sepanjang masa, termasuk gereja masa kini.

Setiap pesan Tuhan Yesus tersebut selalu diakhiri dengan kata-kata:

  • Barangsiapa bertelinga hendaklah mendengarkan apa yang dikatakan oleh Roh kepada jemaat-jemaat.
  • Barangsiapa menang maka upahnya adalah masuk surga.

Jadi untuk menjadi pemenang kita harus mendengarkan apa yang dikatakan oleh Roh kepada jemaat. Hal ini bisa juga diartikan kita harus membaca Alkitab, merenungkan, melakukan dan menyaksikannya. Tuhan juga bisa berbicara kepada kita melalui nubuatan, melalui mimpi, melalui peringatan dan teguran, melalui hamba-hamba-Nya.

Hasil temuan dari Dr. George Barna, Direktur Riset Cultural Research Center Arizona Christian University di Amerika Serikat yang dirilis pada tanggal 24 Mei 2022, menunjukkan bahwa: hanya 37% Pendeta Kristen di Amerika Serikat yang masih memiliki sudut pandang yang Alkitabiah. Wow! Temuan ini tidak mengejutkan mengingat Pendeta dari kaum Injili yang percaya bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang benar dan dapat diandalkan untuk kehidupan umat manusia pun hanya 51% yang masih memiliki pandangan yang alkitabiah.

Secara rinci, didapat data Pendeta yang masih memiliki sudut pandang yang Alkitabiah:

  1. Berdasarkan denominasi
    • Pendeta non denominasi dan gereja-gereja independen = 57%
    • Pendeta Protestan Injili = 51%
    • Pendeta Karismatik/Pentakosta = 37%
    • Pendeta Protestan Arus Utama = 32%
    • Pendeta Aliran Kekudusan = 28%
    • Pendeta Protestan kulit hitam = 9%
    • Pastur Katolik Roma = 6%
  2. Berdasarkan jumlah jemaat yang dilayani
    • Pendeta dengan jemaat kurang dari 100 orang = 41%
    • Pendeta dengan jemaat 101 – 250 orang = 45%
    • Pendeta dengan jemaat 251- 600 orang = 14%
    • Pendeta dengan jemaat lebih dari 601 orang = 15%

Data ini menunjukkan bahwa pendeta yang memiliki jemaat yang sedikit masih memiliki pandangan yang alkitabiah dibandingkan dengan pendeta yang memiliki jemaat dalam jumlah besar. Pendeta yang memiliki jemaat kurang dari 250 orang berhasil mengintegrasikan iman mereka ke dalam perilaku sehari-hari melalui pemuridan yang terpadu sehingga mereka tetap memiliki sudut pandang yang alkitabiah. Di era pasca pandemi, sekitar 9 dari 10 gereja di Amerika Serikat memiliki jemaat kurang dari 250 orang.

Dari hasil survey ini didapat beberapa hal:

  • Label gereja atau ciri khas sebuah gereja tidak lagi menggambarkan kualitas dari pendetanya.
Contoh: Label Protestan Injili yang berkonotasi gereja di mana Alkitab dihormati dan diajarkan sebagai Firman Tuhan yang dapat diandalkan dan relevan bagi kehidupan manusia, ternyata hanya setengah dari pendetanya yang masih memiliki sudut pandang yang alkitabiah.
  • Perbedaan yang mencolok antara pendeta yang memiliki pandangan yang alkitabiah dari kalangan Protestan dengan Pastur Katolik (40% berbanding 6%) ternyata tidak menghasilkan jemaat yang kualitasnya berbanding lurus.
Studi di tahun 2021 mengungkapkan bahwa hanya 5% dari jemaat yang secara teratur menghadiri gereja Protestan dan hanya 1% dari jemaat yang teratur menghadiri gereja Katolik yang masih memiliki pandangan yang alkitabiah. Hal ini menunjukkan tidak ada gereja dari golongan manapun yang menyelesaikan tugas dengan baik.
  • Beberapa pengamat mengatakan bahwa gereja besar menarik jemaat dengan mengkompromikan Injil, mengajarkan apa yang ingin didengar orang, bukan kebenaran sejati yang dinyatakan dalam Alkitab.
Data dari penelitian di atas menunjukkan gereja besar cenderung tidak memiliki pendeta yang mempertahankan pandangan Alkitabiahnya.
  • Pendeta dari beberapa gereja besar menarik jemaatnya dengan mengajarkan standar budaya daripada standar Alkitab dikarenakan pendetanya tidak memiliki pandangan yang alkitabiah.
Pendeta yang tidak memiliki pandangan yang Alkitabiah tidak akan bisa mengajarkan jemaatnya untuk memiliki pandangan yang alkitabiah.

Melihat data-data ini kita harus benar-benar melakukan introspeksi; apakah kita sudah hidup sesuai dengan firman Tuhan? Dan saya berharap ini tidak terjadi di Indonesia.

Salah satu cara untuk melihat apakah hidup kita sesuai dengan firman Tuhan adalah seperti yang disebutkan dalam Wahyu 2:1-7 yaitu apakah kita masih tetap memiliki kasih mula-mula. Apapun yang kita lakukan untuk melayani pekerjaan Tuhan, kalau itu tidak didasarkan kepada kasih yang mula-mula Tuhan akan menegur kita:

'Betapa dalamnya engkau telah jatuh. Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.

Sesuai dengan keterangan Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan: 'Mengambil kaki dian' itu artinya Tuhan akan menolak dan mengeluarkan kita dari dalam Kerajaan-Nya. Jangan sampai kita mengalami hal yang seperti ini. Saya berdoa supaya setiap kita tetap dalam kondisi memiliki kasih mula-mula.

Nyanyi:

JESUS, LORD JESUS
LORD JESUS, YOU’RE MY FIRST LOVE
HOW I LOVE YOU, OH HOW I LOVE YOU

JESUS, LORD JESUS
LORD JESUS, YOU’RE MY FIRST LOVE
HOW I LOVE YOU, OH HOW I LOVE YOU, LORD

Tahun 2023 adalah Tahun untuk Bangkit, Jadilah Pemenang!

ELIA – Terjadi unity di antara kita

Elia menjadi pemenang melawan nabi-nabi Baal sehingga membuat orang Israel bertobat. Orang Israel bertobat karena melihat api Tuhan turun. Api Tuhan turun karena doa Elia. Sebelum berdoa, yang dilakukan oleh Elia adalah memperbaiki mezbah Tuhan yang telah diruntuhkan, artinya memulihkan ibadah mereka kepada Tuhan.

Langkah awal yang dilakukan Elia adalah membuat mezbah dengan menyusunnya dari 12 batu. Dua belas batu berbicara tentang unity di antara suku-suku Israel. Untuk menjadi pemenang dalam hal memenangkan jiwa bagi Tuhan, yang paling utama harus terjadi unity di antara kita. Kita harus saling mengasihi.

Yohanes 15:16-17 berkata,

Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.

Yohanes 13:34-35 berkata,

Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.

Matius 5:23-24 berkata,

Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.

ABRAHAM – Hidup saling mengasihi

Supaya persembahan kita berkenan kepada Tuhan, maka kita tidak boleh ada ganjalan dengan orang lain. Kita tidak usah mempermasalahkan siapa yang benar dan siapa yang salah, tetapi supaya terjadi saling mengasihi, dan inisiatif berdamai harus dari kita terlebih dahulu.

Roma 12:18 berkata,

Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hendaklah engkau hidup dalam perdamaian dengan semua orang!

Saudara mau diberkati Tuhan? Kita akan melihat contoh mengapa Abraham diberkati Tuhan. Salah satu alasannya adalah bagaimana respon Abraham demi agar perdamaian tetap terjaga antara dia dan Lot.

Kisah perselisihan ini dimulai karena padang penggembalaan yang mulai terasa kurang, sebab Abraham dan Lot diberkati luar biasa oleh Tuhan dengan ternak yang banyak. Mulai terjadi perkelahian antara gembala Abraham dan gembala Lot. Kalau ini dibiarkan, maka akan terjadi perselisihan antara Abraham dan Lot yang lebih besar lagi.

Apa yang dilakukan oleh Abraham?

  • Abraham mendatangi Lot terlebih dahulu, meskipun seharusnya sebagai keponakan Lot yang harus datang lebih dulu kepada Abraham.
  • Abraham berkata, “Kita ini kerabat, kita ini adalah saudara.” Jangan kita bertengkar karena akan menjadi contoh yang tidak baik kepada orang-orang di sekitar kita yaitu orang Kanaan dan orang Feris, dan terutama nama Tuhan tidak dipermuliakan.
  • Abraham menyuruh Lot untuk terlebih dahulu memilih tempat untuk penggembalaannya. Abraham berkata kepada Lot, “Lot, kamu milih dulu deh, di mana kamu ingin tempat lahan penggembalaan kamu. Nanti aku akan ambil yang sisanya saja”.
  • Wow... Ini sesuatu pengorbanan yang luar biasa. Ternyata Lot tidak sungkan-sungkan, justru dia memilih daerah terbaik, daerah yang banyak air, tetapi sayang dekat Sodom dan Gomora, di mana orang-orangnya jahat dan berdosa kepada Tuhan. Ini yang tidak diperhitungkan oleh Lot.

Kisah ini diakhiri dengan Abraham diberkati Tuhan berlimpah-limpah sedangkan Lot harus pergi dari daerah itu karena Sodom dan Gomora dihancurkan oleh Tuhan. Kita harus bangkit dan menjadi pemenang dalam hal hidup saling mengasihi. Yang mau katakan Amin!

Nyanyi:

Kumau hidup seturut kehendak Tuhan
Kumau memberi semua yang kudapat berikan
Kumau cinta Dia lebih dari semua
Ku tak dapat membalas kasih-Nya

Coda
Ku tak dapat membalas kasih-Nya

Konferensi Empowered21 - Everyone

Tanggal 21-24 Juni 2023, di Amsterdam diadakan konferensi Empowered21 yang temanya adalah Everyone – A New Era of Evangelism. Ini diartikan sebagai munculnya cara penginjilan yang baru yang disebutkan sebagai Everyone. Konferensi ini disebut Everyone Conference 2023 di Amsterdam yang dihadiri ± 6.000 orang dari 130 negara dan yang ikut secara online 22 negara, hampir semua yang terlibat dalam pelayanan.

Saya berbicara 2 kali, yang pertama di workshop dan yang kedua di Olympic Stadium pada hari terakhir. Saya diminta untuk berbicara tentang Pentakosta Ketiga.

Pada konferensi ini Tuhan membukakan cara baru penginjilan kepada semua orang (Everyone) sampai dengan tahun 2033, artinya cara-cara baru untuk menyelesaikan Amanat Agung.

Tahun 2009 Tuhan berbicara kepada saya sesuatu yang sangat serius tentang “Aku datang segera!” Saya bertanya kepada Tuhan: “Apa yang akan Tuhan kerjakan dan apa yang harus saya lakukan?” Enam bulan kemudian Tuhan menjawab pertanyaan saya dengan berkata: “Aku akan mencurahkan Roh-Ku. Aku akan mencurahkan Roh-Ku,” kata Tuhan.

Pada waktu Roh Kudus dicurahkan akan terjadi seperti di Yoel 2:28-32. Akan ada 3 tanda yang terjadi:

  1. Anak-anak, pemuda, orang tua akan dipakai Tuhan secara luar biasa
  2. Akan terjadi mujizat-mujizat secara luar biasa
  3. Akan terjadi goncangan-goncangan yang luar biasa

Melalui 3 tanda ini akan terjadi penggenapan dari Yoel 2:32 yaitu akan banyak orang yang berseru kepada nama Tuhan dan mereka yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Jadi akan terjadi penuaian jiwa besar-besaran.

Tahun 2009 ini juga merupakan 100 tahun nubuatan dari William Seymour yang berkata pada tahun 1909, bahwa 100 tahun ke depan akan terjadi pencurahan Roh Kudus yang dahsyat yang melebihi yang terjadi di Azusa Street. Gerakan ini tidak akan berhenti sampai Tuhan Yesus datang kembali.

Pada tahun 2009 ini juga, Billy Wilson meminta saya untuk bergabung dalam acara Konferensi Empowered21 di Oral Robert University (ORU) Tulsa, Oklahoma.

Ketika saya bertanya apa yang dimaksudkan dengan Empowered21, maka ia memberikan pengertian:

  • Tentang generasi anak-anak muda
  • Tentang apa yang akan Roh Kudus kerjakan 100 tahun ke depan, ini kalau Tuhan Yesus belum datang

Saya langsung berkata: “Ok saya bergabung, karena sama seperti yang Tuhan bicara kepada saya.

Tahun 2011 diadakan Konferensi Empowered21 Asia di SICC. Kita diberikan pengertian bahwa ini akan menjadi trigger untuk Gerakan Empowered21 berikutnya.

Tahun 2013 Konferensi Empowered21 Asia yang kedua di SICC. Di sini Tuhan berbicara bahwa yang dimaksudkan dengan pencurahan Roh Kudus yang terjadi hari-hari ini, itu adalah Pentakosta Ketiga. Tahun 2013 ini, juga diadakan pertemuan Global Council di Honolulu, Hawaii. Kembali Empowered21 melahirkan visi bahwa semua orang di bumi mengalami perjumpaan yang otentik dengan Yesus Kristus melalui kuasa dan kehadiran Roh Kudus pada Pentakosta 2033. Pada waktu saya mendengar tentang visi ini saya tidak bisa mengerti bagaimana caranya bisa terjadi. Begitu juga dengan Billy Wilson tidak mengerti bagaimana hal ini bisa dilaksanakan.

Pada bulan Mei 2022 di lantai 11 SICC diadakan Konferensi World Prayer Assembly secara hybrid. Saat itu ada 3 pembicara melalui online, yaitu:

  1. Billy Wilson yang mewakili kelompok dari Pentakosta
  2. Rick Warren yang mewakili kelompok Baptis
  3. Nicky Gumbel yang mewakili kelompok Anglikan

Di mana mereka berbicara tentang topik yang sama seperti visi yang diberikan kepada Empowered21 yaitu goal EAmanat Agung pada tahun 2033. Wow!! Di sini saya baru mendapatkan sesuatu dan saya berkata pada waktu itu: I got it. I got it!!

Dan berdasarkan ini juga diadakan Konferensi Empowered21 – Everyone di Amsterdam tanggal 21-24 Juni 2023. Tuhan menuntun kita untuk menyelesaikan Amanat Agung dengan memberikan pengertian bahwa dalam 10 tahun ke depan: Setiap orang berhak untuk berjumpa dengan Tuhan Yesus secara otentik melalui kuasa dan hadirat Roh Kudus. Setiap kita mendapatkan kesempatan untuk memperkenalkan setiap orang kepada Tuhan Yesus.

Ini dimulai dengan satu orang. Seperti pada waktu Tuhan Yesus berjumpa dengan perempuan Samaria dan orang di Gerasa yang dirasuk banyak setan. Setelah mereka disembuhkan, dari satu orang - satu kota dimenangkan untuk Tuhan Yesus. Dan kita dituntun Tuhan cara penginjilan melalui kelompok kecil seperti COOL.

Dan untuk menyelesaikan Amanat Agung - Everyone ini tidak bisa sendiri. Harus berkolaborasi. Semua denominasi harus unity dengan tidak menjelekkan satu dengan yang lainnya, tetapi bersama-sama bergandengan tangan supaya setiap orang mendengar tentang Yesus dan berjumpa dengan Dia. Kita tidak perlu mempersoalkan tentang perbedaan doktrin. Yang penting kalau visinya sama untuk memenangkan jiwa bagi Tuhan Yesus, kita harus bergandengan tangan.

Nyanyi:

Satukan kami ya Tuhan bersama
Dengan tali yang tak putus

Satukan kami ya Tuhan bersama
Dengankasih sempurna

Allah kami satu, Rajapun satulah
Tubuh Kristus satu, s'bab itu kunyanyi

Coda
S'bab itu kunyanyi

Video