Open up the gates

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 6 Februari 2023 04.34 oleh Leo (bicara | kontrib)
Lompat ke: navigasi, cari

Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan! "Siapakah itu Raja Kemuliaan?" "Tuhan, jaya dan perkasa, Tuhan, perkasa dalam peperangan!"

Mazmur 24:7-8

Pintu gerbang pada zaman dulu memegang peranan yang sangat penting. Selain sebagai pintu gerbang sebuah kota untuk orang-orang keluar dan masuk, maka pintu gerbang pada zaman itu juga berfungsi antara lain sebagai:

  1. Benteng kota (karena bentuknya yang umumnya menjadi satu-kesatuan dengan benteng/tembok kota).
  2. Sebagai tempat untuk orang-orang melakukan transaksi, membuat suatu kesepakatan di hadapan para saksi, dan sebagainya (Kejadian 23; Rut 4; Amos 5:12, 15).
  3. Sebagai tempat di mana para Nabi memberi teguran (Amos 5:10).
  4. Juga sebagai tempat untuk Raja duduk dan memberi perintah dan sebagainya (2 Samuel 18:4, 24).

Untuk itu pintu gerbang ini pastilah menjadi suatu bagian yang sangat penting untuk dijaga.

Tahukah Saudara bahwa di alam yang tidak nyata (in the spiritual realm) juga terdapat pintu-pintu gerbang atas sebuah kota/bangsa, di mana pada umumnya sebuah pintu gerbang "yang masih tertutup" ini dijaga oleh suatu roh teritorial/stronghold tertentu untuk menghalangi orang-orang yang ada di dalam-nya mengalami pengenalan yang benar akan Allah (2 Korintus 10:4-5; Matius 12:28-29).

"Pintu-pintu gerbang" ini harus dijebol (terangkat), agar Raja Kemuliaan itu dapat masuk ke dalam hati setiap manusia (Mazmur 24:7-10). Pintu-pintu gerbang ini dapat terangkat/terbuka melalui pertobatan, doa, pujian, penyembahan, dan peperangan rohani (2 Tawarikh 7:13-14; 2 Tawarikh 20). Namun Tuhan mengingatkan, sebelum kita melihat pintu-pintu gerbang atas sebuah kota dan bangsa ini terbuka, maka pintu gerbang yang pertama-tama harus terangkat/terbuka adalah pintu gerbang di hati/pikiran kita.

Itulah sebabnya kita harus terlebih dulu mengalami paradigma yang baru, bangkit dan jadi pemenang. "Benteng-benteng" apa yang selama ini mengungkung kita, membentengi atau memenjara dan membatasi kita, itu harus runtuh (2 Korintus 10:4-5). Itu semua dimulai dengan "kubu-kubu" paradigma yang salah yang ada di pikiran kita, yang harus diruntuhkan, ditundukkan dan ditawan kepada Kristus (ayat 5). Perubahan paradigma, karena mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan ini, akan membawa kita kepada Pertobatan dan terobosan dalam kehidupan kita. Sehingga saat kita bangkit dan jadi pemenang, dan "tsunami of worship" itu mengalir dengan dahsyat dari dalam hidup kita, maka kuasa itu jugalah akan menjebol dan mengangkat pintu-pintu gerbang di kota dan bangsa kita.

Penutup

Karenanya, saya mengingatkan kita kembali kepada renungan devotional pada bulan lalu yang berjudul; Tahun untuk bangkit, jadilah pemenang!. Kita perlu setiap hari mengalami:

  • perjumpaan pribadi dengan Tuhan lewat saat teduh, doa, pujian, dan penyembahan, dan pembacaan Firman,
  • banyak tenggelam dalam hadirat-Nya,
  • banyak masuk dalam Rumah Doa/Menara Doa,
  • senantiasa berada dalam komunitas orang-orang kudus dan dimuridkan.

Niscaya saat kita melakukan semuanya itu, kita akan melihat pintu-pintu gerbang atas hidup kita, atas kota kita dan bangsa kita terbuka, dan Raja Kemuliaan itu akan masuk. Bumi penuh dengan pengetahuan akan kemuliaan Tuhan. Maranatha.

Tuhan Yesus memberkati. (HW)

Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan! "Siapakah itu Raja Kemuliaan?" "Tuhan, jaya dan perkasa, Tuhan, perkasa dalam peperangan!" Mazmur 24:7-8