Hidup dalam kemerdekaan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 29 November 2022 00.47 oleh Leo (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
RK.jpgRK.jpg
Renungan khusus
Tanggal03 Agustus 2020
PenulisPdp Paul Tuanakotta, SKom, CBC
Renungan khusus lainnya

Karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya.

Kolose 3:9-10

Ada sebuah ungkapan yang berkata bahwa perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan sama pentingnya dengan perjuangan untuk mendapatkannya. Hal ini seringkali terjadi dalam kehidupan orang Kristen. Ketika mereka dimerdekakan dari dosa, maka seharusnya hidup mereka tetap dalam kemerdekaan dari dosa. Namun tidak sedikit orang Kristen yang gagal di tengah jalan karena mereka tidak sungguh-sungguh mempertahankan kemerdekaan yang dimilikinya di dalam Kristus.

Pujian dan peringatan kepada jemaat di Kolose

“Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, setiap kali kami berdoa untuk kamu, karena kami telah mendengar tentang imanmu dalam Kristus Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, oleh karena pengharapan, yang disediakan bagi kamu di sorga.
Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil, yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya.”
(Kolose 1:3-6)

Jemaat di Kolose adalah orang-orang yang sudah mengalami keselamatan melalui iman mereka kepada Yesus Kristus. Dalam suratnya Rasul Paulus menulis bahwa ia dan rekan-rekan sepelayanannya bersyukur karena mereka mendengar tentang iman, kasih dan pengharapan jemaat di Kolose. Mereka mengalami semua hal itu karena mereka telah mendengar dan menerima Injil.

Selain pujian, Rasul Paulus juga mengingatkan jemaat di Kolose agar mereka hidup sesuai dengan status mereka sebagai orang yang telah percaya.

“Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.”
(Kolose 3:2-3)

Tiga kunci ke arah hidup sebagai orang merdeka

Dalam suratnya kepada jemaat di Kolose, Paulus memberikan beberapa petunjuk untuk hidup sebagai orang-orang yang sudah dimerdekakan lewat pengenalan mereka kepada Kristus.

#1 Sadari posisi kita yang baru

“Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih.”
(Kolose 1:13)

Hal pertama yang harus disadari oleh semua orang percaya adalah perihal status dan posisi mereka yang baru. Pada saat seseorang menjadi pengikut Kristus maka orang tersebut telah dipindahkan oleh Tuhan dari kerajaan kegelapan masuk ke dalam kerajaan Allah.

Kata ‘memindahkan’ dalam ayat tersebut memiliki pengertian seperti ketika seorang raja yang menang berperang dan membebaskan setiap tawanan dari negeri lawannya untuk pulang ke negerinya sendiri.

Ketika seseorang belum diselamatkan, maka orang tersebut berada dalam pengaruh kuasa kegelapan. Tidak ada yang dapat orang tersebut lakukan untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Hanya Yesus yang sanggup untuk melepaskan mereka lewat pengorbanan-Nya di kayu salib.

Jika seseorang menjadi percaya kepada Yesus, maka benar-benar terjadi perpindahan secara rohani, yang tadinya ada di bawah pengaruh kuasa kegelapan, kemudian mengalami pembebasan. Mereka yang tadinya sama sekali tidak berdaya, kemudian mendapatkan kuasa untuk melawan pengaruh si jahat, ketika mereka berada dalam kerajaan terang.

Tentu saja Iblis tidak akan tinggal diam ketika jiwa-jiwa yang tadinya berada dalam pengaruhnya kemudian diambil dari cengkeramannya. Ia akan menggunakan segala macam cara agar orang yang sudah percaya tersebut tetap mengikuti kehendaknya, sehingga pada akhirnya gagal melakukan kehendak Tuhan, bahkan meninggalkan Tuhan.

“Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.”
(I Petrus 5:8)

Karena Iblis tidak bisa lagi berkuasa atas orang-orang yang sudah percaya kepada Yesus maka yang ia lakukan adalah menipu orang percaya sehingga mereka sendiri yang melakukan apa yang Iblis inginkan. Ingatlah Iblis tidak lagi memiliki otoritas atas hidup orang percaya, kecuali orang percaya tersebut yang memberikan dirinya sendiri kepada Iblis.

“Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis.”
(Efesus 6:11)

Solusi untuk melawan tipu muslihat Iblis ini adalah dengan mengambil dan mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah yang sudah disediakan bagi kita untuk digunakan. Perhatikan bahwa seluruh perlengkapan senjata tersebut disediakan Allah untuk melawan ‘tipu muslihat’, artinya serangan yang dilancarkan oleh Iblis adalah dalam area pola pikir, bukan serangan secara fisik. Peperangannya terjadi dalam pikiran orang percaya.

#2 Tinggalkan pola pikir yang lama

“Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah.”
(Kolose 1:9-10)

Paulus berdoa dengan tiada berhenti, agar jemaat di Kolose yang sudah dimerdekakan mengalami pertumbuhan pola pikir, yaitu hikmat dan pengertian yang benar tentang Allah dan apa yang menjadi kehendak-Nya. Pola pikir yang benar ini akan berbuah dan menghasilkan sebuah kehidupan yang layak di hadapan Tuhan dan melakukan pekerjaan yang baik.

Salah satu bentuk penyesatan pola pikir adalah dengan hidup mengandalkan diri sendiri dan bukan mengandalkan Tuhan. Orang percaya sudah dimerdekakan karena kasih karunia Allah dan melalui iman mereka kepada Yesus Kristus, untuk selanjutnya mereka juga harus tetap hidup dalam kasih karunia dan iman kepada Yesus Kristus.

Jika kita sudah diselamatkan karena karya Kristus di kayu salib, maka kita juga memerlukan karya Kristus di kayu salib untuk hidup dalam keselamatan tersebut. Jika kita menjalani kehidupan kita sebagai orang percaya dengan kekuatan sendiri, maka kita pasti akan gagal. Hal ini lah yang secara halus seringkali menjadi senjata paling efektif yang dipakai oleh Iblis.

Berkali-kali dalam surat-suratnya Rasul Paulus memperingatkan orang Kristen akan hal ini.

“Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.”
(Kolose 2:6)

Setelah dimerdekakan oleh Kristus, maka kita harus tetap hidup dalam kemerdekaan oleh Kristus, bukan dengan kekuatan sendiri.

“Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia.”
(Kolose 2:20)

Kita dimerdekakan di dalam Kristus dari cara-cara dunia, maka janganlah kita kembali menggunakan cara-cara dunia untuk hidup dalam keselamatan yang sudah diberikan Kristus.

“Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?”
(Galatia 3:3)

Setelah kita memulai hidup kita dalam Kristus karena kemerdekaan yang dikerjakan Roh Kudus, maka janganlah melanjutkan hidup kita dengan mengandalkan diri sendiri (daging).

“Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.”
(Filipi 2:12-13)

Orang yang sudah diselamatkan harus memiliki pola pikir yang baru, yaitu menghidupi keselamatannya dengan kemauan dan kemampuan yang dikerjakan oleh Allah di dalam kita.

#3 Miliki pola pikir yang baru

“Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.”
(Kolose 3:1-3)

Melanjutkan nasihatnya kepada jemaat di Kolose, Rasul Paulus mengingatkan kepada jemaat di Kolose bahwa mereka adalah orang-orang yang sama seperti Kristus; telah dibangkitkan dari kematian manusia lama mereka dalam dosa, dan hidup sebagai manusia yang baru bersama dengan Kristus.

Kita dapat meneladani apa yang Yesus lakukan setelah Ia bangkit dari kematian:

  1. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus meninggalkan kuburan-Nya.
  2. Demikian pula kita; tidak lagi hidup dalam ‘kematian’, seperti saat ketika kita belum diselamatkan.
  3. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus melayani orang-orang percaya.
  4. Demikian pula kita; harus hidup dalam persekutuan dengan orang-orang percaya dan saling melayani satu dengan yang lainnya.
  5. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus hidup dalam kemuliaan dan kuasa.
  6. Demikian pula kita; dengan kuasa yang diberikan oleh Roh Kudus, kita dapat melakukan perkara-perkara yang besar dan ajaib yang memuliakan Tuhan sehingga membawa banyak orang datang kepada-Nya dan diselamatkan.
  7. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus menantikan pengangkatan-Nya ke sorga. Demikian pula kita; harus menyadari bahwa walaupun kita masih hidup di dunia ini, kewarganegaraan kita yang sesungguhnya adalah di sorga.
“Karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya.”
(Kolose 3:9-10)

Ingatlah bahwa orang percaya bukanlah orang yang akan dimerdekakan, melainkan orang-orang yang sudah mengalami kemerdekaan di dalam Kristus. Oleh karena itu marilah kita hidup sesuai dengan status kita sebagai orang merdeka. Untuk menghidupinya kita harus memberikan hidup kita untuk terus menerus diproses agar kita meninggalkan pola pikir kita yang lama, mengandalkan kekuatan sendiri, hidup dalam daging dan memiliki pola pikir yang baru, mengandalkan Tuhan dan hidup dalam Roh. Amin. (PT)

Sumber

  • Pdp Paul Tuanakotta, SKom, CBC (09 Agustus 2020). "Renungan Khusus". Warta Jemaat. GBI Jalan Gatot Subroto. Diakses pada 04 November 2020.

    Ada sebuah ungkapan yang berkata bahwa perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan sama pentingnya dengan perjuangan untuk mendapatkannya. Hal ini seringkali terjadi dalam kehidupan orang Kristen. Ketika mereka dimerdekakan dari dosa, maka seharusnya hidup mereka tetap dalam kemerdekaan dari dosa.