Bangunlah, hai jiwaku!

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 24 November 2022 03.03 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title=")
Lompat ke: navigasi, cari
RK.jpgRK.jpg
Renungan khusus
Tanggal27 Februari 2012
Renungan khusus lainnya

“Hatiku siap, ya Allah, aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar.” (Mazmur 108:2-3).

‘Bangun’ artinya ‘bangkit/berdiri’, yaitu menunjukkan suatu sikap siaga; siap untuk menghadapi segala permasalahan di depan kita. Berarti, untuk bangkit kita harus punya keberanian.

‘Jiwa’ artinya budi pekerti kita (pikiran, perasaan dan kehendak). Jiwa juga bicara mengenai hati, sehingga kita mengetahui apa yang baik atau buruk menurut Firman Tuhan.

Tahun 2012 keadaan dunia -termasuk Indonesia- semakin tidak menentu; baik ekonomi, sosial, politik, hukum dan rasa keadilan selalu menjadi isu yang selalu dibahas. Di masa lampau, apa yang mereka pikir masih memungkinkan, sekarang sudah menjadi tidak mungkin. Tetapi pada saat kita sujud merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah Tuhan, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Tuhan akan memulihkan Indonesia. 2 Tawarikh 7:14, “dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.”

Keadaan seperti ini mendorong kita untuk lebih banyak lagi masuk dalam hadirat Tuhan, tinggal bersama dengan Dia dengan segala kerendahan hati kita. Hanya bersama dengan Dia kita bisa melakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa (Mazmur 108:14).

Itulah yang Tuhan ajarkan kepada kita semua, sehingga hidup kita berkenan kepada-Nya. Tidak sekedar memiliki kerinduan untuk perkenanan Tuhan, tapi secara nyata berbalik dari dosa.

Pada saat dosa-dosa kita sudah diampuni dan ditebus oleh Tuhan, maka karya keselamatan itu mulai berlaku, maka kita bisa melihat kuasa Roh Kudus dinyatakan dalam hidup kita, dan bahkan melalui kuasa-Nya kita dapat melakukan hal-hal yang luar biasa.

Bagaimana supaya kita bisa membangunkan jiwa kita?

#1 Berbalik dari jalan yang jahat

Dapat dikatakan; berbaliklah dari dosa. Dalam Perjanjian Lama; itu adalah tentang apa yang tidak dapat diterima oleh Allah;

  • tidak harus hanya berupa ketidaktaatan kepada Allah atau pemberontakan terhadap-Nya (seperti yang dinyatakan dalam 1 Raja-raja 8:50),
  • dan tidak dapat disamakan dengan perbuatan kriminal, yang adalah pelanggaran terhadap masyarakat,

Melainkan apa pun yang salah dalam mengisi hubungan kita dengan Allah adalah dosa (Roma 14:23). Penyembahan berhala adalah dosa utama (Roma 1:23). Pada saat dosa masuk ke dalam dunia, murkalah Allah. Semua orang dirasuki oleh dosa dan kemudian menyombongkan diri. Keadaan ini tidak dapat diubah oleh upaya manusia, dan hanya oleh prakarsa Allah sendiri suatu perubahan dapat terjadi.

Secara mendasar dosa itu ditaklukkan oleh hidup, kematian, dan kebangkitan Tuhan Yesus, dan kita dilepaskan dari kuasanya yang mencekik oleh persekutuan kita dengan Kristus dalam iman dan baptisan.

Dosa sebagai akibat perbuatan daging merupakan perseteruan dengan Allah. Roma 8:7, “Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; ...”, yang selalu menjadi kendala dalam hidup kita, sehingga jiwa kita tetap terpuruk dan tidak bisa bangkit menyambut kemuliaan-Nya.

Oleh sebab itu; bangkit dan berubahlah oleh pembaruan budi kita. Roma 12:2, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”

#2 Memohon kuasa Roh Kudus

Pada saat kita menyadari bahwa kita sudah melakukan kesalahan terhadap Tuhan, dan kemudian kita berbalik kepada Tuhan, mengakui dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita.” (1 Yohanes 1:9).

Kita akan disucikan oleh-Nya, sehingga layak duduk di dalam hadirat Tuhan untuk menerima urapan Roh Kudus. Karena Roh Kudus itu merupakan sesuatu pemberian dari Tuhan, dan yang tidak dapat dibuat oleh manusia. Banyak perkara dapat dilakukan bersama Roh Kudus, sebagaimana dikisahkan di dalam PL maupun PB. “Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. ...” (Yohanes 6:63)

Inilah saatnya kita memperbarui komitmen kita kepada Tuhan, mengasihi Tuhan lebih lagi.

  • Janganlah kita terombang-ambing dengan ajaran sesat yang sedang mewabah.
  • Janganlah kita mengasihi Roh Kudus karena ada mujizat yang dinyatakan.

Gideon dengan segala kerendahan hatinya selalu bertanya kepada TUHAN, mengenai segala sesuatu yang harus dikerjakannya. Pada saat bertempur bersama 300 prajuritnya, mereka hanya membawa terompet, periuk tanah dan obor dalam pertempuran melawan Midian. Ini sebagai bukti bahwa kuasa yang dicurahkan Tuhan, tidak ada kaitannya dengan kemampuan seseorang.

Kita harus percaya atas kuasa Roh Kudus yang dicurahkan dalam hidup kita, dan tidak bersandar pada kekuatan daging kita.

Bersama Tuhan kita dapat melakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa. “Allah bersemayam di atas pujian-pujian kita.” (Mazmur 22:4). Keintiman inilah yang menimbulkan sukacita, sehingga kita bisa berdoa, memuji dan menyembah, disertai sorak sorai kita sudah menggetarkan bumi dan kubu-kubu musuh kita. Ada kuasa yang di-nyatakan dan kita bisa selalu mengucap syukur karena kasih setia Tuhan dan kemuliaan-Nya mengatasi langit dan bumi. Mazmur 108:5-6, “sebab kasih-Mu besar mengatasi langit, dan setia-Mu sampai ke awan-awan. Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit, ya Allah, dan biarlah kemuliaan-Mu mengatasi seluruh bumi.”

Kesimpulan

Bangunlah dari semua keterpurukan Saudara, kembalilah kepada Dia yang sudah menyelamatkan kita dari hukuman. Dengan Kuasa-Nya kita dapat melakukan perbuatan besar (mujizat).

Sumber

  • [ES] (27 Februari 2012). "Renungan Khusus". Warta Jemaat. GBI Jalan Gatot Subroto.