Jangan takut, teruslah memberitakan Firman dan jangan diam!

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 16 November 2022 03.28 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| isi= " menjadi "| content= ")
Lompat ke: navigasi, cari
RK.jpgRK.jpg
Renungan khusus
Tanggal08 November 2010
Renungan khusus lainnya

Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan: “Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorang pun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini.” (Kisah Para Rasul 18:9-10)

Ayat di atas adalah pesan Tuhan yang diberikan kepada Rasul Paulus ketika Paulus berada di kota Korintus, salah satu kota yang terbesar dan termakmur serta terpenting dalam kekaisaran Romawi, dengan penduduk sekitar 400.000 jiwa. Kota besar ke empat setelah Roma, Iskandariyah, dan Antiokhia dengan pelabuhan yang ramai karena berlabuhnya kapal perdagangan dari seluruh dunia, di mana kejahatan, okultisme serta berbagai kepercayaan saling berjumpa dan bercampur dari seluruh penjuru dunia.

Paulus tinggal di kota Korintus selama 1,5 tahun dan akhirnya mendirikan salah satu jemaat yang terbesar dalam pergerakan penuaian dan penanaman gereja baru di kota Korintus; sekalipun ada banyak tantangan, hambatan bahkan penganiayaan karena kehidupan orang Korintus yang amoral, okultisme, kemesuman, penyembahan berhala, perceraian dalam pernikahan, masalah gender bahkan juga rasul-rasul yang palsu juga kaum berhikmat (cendekiawan dengan filsafatnya) serta kehidupan jemaat yang tidak senonoh di dalam jemaat Korintus, tetapi juga ada jemaat-jemaat yang mengasihi dan hidup dalam kebenaran Yesus Kristus.

Situasi yang sama juga dihadapi oleh gereja Tuhan dan orang percaya pada masa kini, yang hidup di tengah-tengah jemaat dan dunia di mana banyak anak Tuhan yang masih hidup dalam amoral dan praktek-praktek kehidupan sinkretisme (melakukan tindakan okultisme di tengah kepercayaan kepada Yesus Kristus) serta dunia sekitar yang makin amoral dan keduniawian.

Pesan Tuhan yang hari-hari ini menjadi tuntunan melalui Bapak Gembala Sidang melalui Kisah Para Rasul 1:8, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”

Ada suatu potensi untuk menerobos halangan dan hambatan di dalam kota-kota apabila Roh Kudus memenuhi kehidupan pribadi orang percaya.

Melalui Kisah Para Rasul 18:9-10 ada beberapa hal yang perlu kita pahami bagi diri orang percaya untuk menjadi saksi-saksi Kerajaan Allah di tengah-tengah komunitasnya:

  1. Jangan takut
  2. Teruslah memberitakan Firman
  3. Jangan diam
  4. Allah menyertai

Jangan takut

Ketakutan adalah salah satu bentuk tekanan yang kuat di dalam pikiran dan jiwa orang percaya untuk menghambat dan menghalangi seseorang bersaksi akan Kebenaran Yesus Kristus, ketakutan mematikan roh yang menyala untuk menerangi dan menggarami dunia ini dengan Injil Yesus Kristus.

Allah mengetahui keadaan jiwa Paulus yang diliputi dengan ketakutan oleh karena situasi dan keadaan orang-orang Korintus sebagai sasaran pemberitaan Injil, dengan berbagai alasan-alasan yang diciptakan dalam alam pikirannya sehingga takut untuk menyebarkan Kasih Kristus melalui kematian-Nya di atas kayu salib yang menyelamatkan manusia dari hukuman maut.

Ketakutan ini juga yang sering melanda para anak Tuhan di tengah-tengah dunia untuk menyebarkan berita Injil yang menjadi kekuatan Allah untuk menyelamatkan manusia.

II Timotius 1:7-8, “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita …”

Kebenaran ini yang mengilhami kita untuk menghancurkan setiap perasaan takut yang menghambat dan menghentikan mulut orang percaya untuk bersaksi dan langkah kaki untuk menjangkau jiwa dimenangkan dan diselamatkan dari maut. Pesan Tuhan untuk Jangan Takut juga diberikan bagi kita pada saat ini untuk berubah menjadi kekuatan dan keberanian oleh karena kasih kita kepada Kristus dan jiwa-jiwa yang terhilang dan tersesat untuk diselamatkan oleh Injil Yesus Kristus.

Teruslah memberitakan Firman

Paulus diperintahkan oleh Tuhan Yesus untuk terus memberitakan Firman kepada orang-orang di Korintus, di tengah situasi yang menekan dia untuk tidak lagi bersaksi. Suatu perintah yang dinamis untuk terus bergejolak dalam jiwa, supaya sebagai anak-anak Tuhan terus menerus memposisikan diri sebagai saksi yang memperkatakan Firman Tuhan, seperti yang terdapat dalam II Timotius 4:2, ”Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.”

Teruslah dan teruslah untuk bersaksi karena kedatangan-Nya sudah di ambang pintu, sudah dekat dan biarlah semakin banyak orang yang mendengar dan berseru kepada nama Tuhan supaya diselamatkan (Roma 10:13-14). Bukankah kerinduan Tuhan Yesus tidak ada satu pun yang binasa melainkan beroleh keselamatan, keluarga, teman, sahabat, kolega dan komunitas sekitar kita, berbagai kelompok profesi dijangkau bagi Kerajaan Allah.

Waktunya sudah sangat singkat sehingga waktu yang ada merupakan kesempatan yang baik, kesempatan yang krusial bagi anak-anak Tuhan untuk lebih sering, lebih banyak bersaksi dengan menggunakan berbagai media apa pun di mana ada orang yang mendengar dan menangkap berita keselamatan dalam Yesus Kristus.

Rindukan api Tuhan membakar hati dan jiwa kita untuk membuat roh kesaksian itu menggelora dari dalam jiwa kita, seperti yang terjadi dengan Nabi Yeremia di mana dari dalam jiwanya ada api yang membakar sehingga dirinya harus memberitakan Firman Tuhan atas bangsanya. Inginkan api-Nya membakar jiwa untuk semakin dibersihkan dan menggelorakan roh kita untuk terus dan terus bersaksi.

Jangan diam

Diam dan tidak berbicara atau bersaksi Injil Kerajaan Allah serta tidak berbuat sesuatu apa pun sebagai anak-anak Tuhan adalah sebuah pilihan yang dikecam oleh Tuhan, sehingga pesan Tuhan untuk Paulus berisi perkataan “Jangan Diam.” Mendiamkan Injil, mendiamkan kejahatan yang makin merajalela, mendiamkan pornografi yang merambah dunia anak-anak, mendiamkan pertikaian, mendiamkan peredaran narkoba yang sudah merasuki anak Sekolah Dasar; pesan Tuhan, “Jangan Diam.”

Ini semua adalah pekerjaan kegelapan yang ingin menguasai dunia dan menghancurkan generasi yang menjadi penyembah Tuhan, jangan diam dan lakukan sesuatu agar kerajaan Allah makin bersinar, menerangi kegelapan yang ada di sekitar kita.

Lakukan sesuatu untuk mencegah, menghambat, menghancurkan dan bahkan mengubah atmosfer di sekitar kita dari atmosfer kegelapan menjadi terang dengan kesaksian, doa, pujian dan penyembahan, doa keliling serta perbanyak kubu-kubu doa sehingga iklim di sekitar kita berubah dipenuhi dengan hadirat Allah. Dalam Tahun Aleph Ayin ini Kerajaan Allah akan mencurahkan Roh-Nya ke tempat-tempat di mana ada kekeringan dan kehausan rohani .

Yesaya 44:3, “Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu.”

Jangan diam, lakukan sesuatu supaya terjadi perubahan iklim rohani, pertobatan, penuaian, revival dan akhirnya transformasi di sekitar komunitas Anda, ini waktunya dan moment yang tepat untuk anak-anak Tuhan bangkit dan berbuat sesuatu.

Allah menyertai

Hati Allah yang penuh perhatian dan kepedulian terhadap anak-anak-Nya ditunjukkan melalui penyertaan-Nya dalam situasi dan kondisi apa pun. Allah mengerti bahwa Paulus akan mengalami kegentaran ketika melayani dan memberitakan Injil di Korintus, olehnya Allah memberikan pesan bahwa Dia menyertai.

Penyertaan-Nya dinyatakan dengan kemuliaan-Nya, Kuasa-Nya, Berkat-Nya, Mujizat-Nya serta tanda-tanda ajaib-Nya yang dinyatakan dalam kehidupan, pekerjaan, aktivitas yang dilakukan anak-anak-Nya.

Roh Kudus sudah dicurahkan dan manifestasi kuasa dinyatakan ketika kita bersaksi, melayani, mendoakan, memberitakan firman-Nya dan menumpangkan tangan kepada orang yang sakit serta melakukan peperangan rohani.

Kisah Para Rasul 6:8, “Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.”

Allah menyertai merupakan peneguhan buat kita bahwa kita tidak sendiri, penyertaan-Nya menjadikan kita mengalami pertolongan, keselamatan di tengah bahaya bahkan mengalami mujizat-Nya. Allah menyertai kita dalam semua segi dan sisi dalam kehidupan kita.

Jangan takut, teruslah memberitakan Firman dan jangan diam karena Allah menyertai juga merupakan pesan bagi gereja Tuhan masa kini di tengah-tengah krisis, situasi yang makin kelam untuk bertindak dan menyuarakan kebenaran Injil Yesus Kristus, sampai perubahan bahkan revival itu terjadi dalam generasi ini.

Sumber

  • (AN) (08 November 2010). "Renungan Khusus". Warta Jemaat. GBI Jalan Gatot Subroto. Diakses pada 08 November 2010.