Berlari dengan tujuan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
RK.jpgRK.jpg
Renungan khusus
Tanggal23 Oktober 2010
Sebelumnya
Selanjutnya

Tuhan adalah Alfa dan Omega (yang awal dan yang akhir). Dia adalah pribadi yang kekal, sebab itu Tuhan selalu mempunyai rencana dan tujuan atas semua ciptaan-Nya; alam semesta apalagi manusia yang diciptakan serupa dengan gambar-Nya, Dia bukan Tuhan yang tidak memiliki perencanaan dari awal sampai akhir tapi Tuhan yang progresif, perencanaan yang rapi dan sempurna.

Ada banyak orang yang menjalankan dan mengisi kehidupannya dengan segala sesuatu yang dilakukan tanpa tujuan yang jelas.

Hidup ini harus berencana dengan tujuan jelas, kalau dulu kita menjalani kehidupan dengan hasil pengelolaan pikiran pribadi/kemauan pribadi tapi sekarang setelah di dalam Tuhan pikiran kita harus selaras dengan perencanaan-Nya.

Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. (Galatia 2:20)

Kita pernah mendengar bahwa kesuksesan seseorang selalu didukung dengan ketrampilan, pengetahuan, tekun dan kerja keras serta momentum yang tepat, namun: Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. (Mazmur 127:1)

Paulus berkata dalam 1 Korintus 9:24-26, Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelombang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.

Banyak orang Kristen hidupnya seperti memukul udara, energi yang dikeluarkan sia-sia, ia kekurangan hikmat, kekurangan ketrampilan, kekurangan ketekunan, gagal dalam perencanaan, ada kesalahan dalam hal apa yang sedang dilakukan dan apa yang harus dilakukan, akibatnya hidup penuh kepahitan akhirnya tidak terasa ia ada dalam belenggu perbudakan.

Kenapa ini bisa terjadi, sebab kita tidak melibatkan Tuhan, kita tidak berjalan dengan visi atau perencanaan Tuhan yang jelas memiliki tujuan.

Amsal 29:18 menyatakan, bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat.

Bila tidak mendapatkan arahan Tuhan melalui Firman-Nya kita akan menjadi liar, perbuatan kita akan selalu bertentangan dengan Tuhan. Pada saat Adam telah jatuh dalam dosa karena memberontak tidak mentaati perintah Tuhan, maka Firman-Nya: Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau, dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah,... (Kejadian 3:17-19)

Waktu kita liar maka kedagingan akan membawa perbudakan hidup, dan hasil kehidupan dalam kedagingan adalah: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. (Galatia 5:19-21).

Akibatnya buruk sekali. Kita tidak menjadi berkat buat sesama, semua hanya untuk kepentingan diri sendiri, menjadi angkuh dan sombong.

Hidup ini hanya sekali, masuklah dalam perencanaan hidup dalam kerajaan Tuhan, betapa indahnya jikalau segala sesuatu yang kita kerjakan dimuka bumi ini dengan melibatkan Tuhan dari sejak awal perencanaan segala sesuatu yang selaras dengan visi Tuhan, maka sepanjang perjalanan hidup kita akan melihat penyertaan Tuhan yang ajaib dan dahsyat. Kemampuan kita secara manusia sangat terbatas, namun bila berjalan dengan campur tangan-Nya akan dirasakan perbedaannya; tidak ada yang mustahil, kita tidak akan mudah kuatir dan takut menghadapi masalah hidup, tetapi ada keyakinan dan iman karena ada tujuan Ilahi yang dijaga dan dipelihara Tuhan.

Pertanyaannya: Pikiran siapa dan apa yang tinggal di dalam diri kita hari ini?

Bukalah pintu-pintu gerbang, supaya masuk bangsa yang benar dan yang tetap setia! Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya. Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal. (Yesaya 26:2-4)

Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. (Ibrani12:1)

Maksudnya adalah jangan ada penghalang dalam pikiran kita. Kalau kita terbuka buat Tuhan maka Ia akan menjagai. Kita perlu hari ini mengambil keputusan yakni:

  1. Memberi diri sepenuhnya kepada Tuhan serta melibatkan Dia dalam segala urusan baik pekerjaan dan kehidupan.
    Kalau kita tidak melibatkan Tuhan, pasti kita akan dikuasai kedagingan yang mengandalkan kemampuan diri sendiri, padahal kekuatan manusia kita sangat terbatas, masih ingat tentang Yeremia 17:5, Beginilah firman TUHAN: Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
  2. Meninggalkan semua beban dan dosa yang masih menjadi penghalang, akuilah dosa dan kelemahan kita, terbuka dengan Tuhan, minta gantikan kelemahan dengan kekuatan Tuhan.
  3. Fokus dengan visi, tujuan hidup ke arah destiny secara konstan, jangan menyimpang dari visi Tuhan, apa yang telah difirmankan pasti akan digenapi-Nya (Yesaya 55:11).
  4. Tidak menjadi lelah dalam pertandingan (Yesaya 40:31).
  5. Waktu badai, pencobaan datang, semakin melekat dengan Tuhan menyangkal diri dan pikul salib, ingat bahwa korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk tidak akan Dia pandang hina.
  6. Mahkota Kemuliaan telah tersedia sebagai akhir dari perlombaan kehidupan kita ini.

Milikilah tujuan hidup yang disertai kehendak dan visi Tuhan untuk memperoleh kemenangan dan mendapat hadiah, berlari dengan tujuan Ilahi.

Tuhan memberkati.

Sumber

  • (TH) (23 Oktober 2010). "Renungan Khusus". Warta Jemaat. GBI Jalan Gatot Subroto. Diakses pada 23 Oktober 2010.