Hidup menghasilkan buah
Renungan khusus | |
---|---|
Tanggal | 13 September 2010 |
Renungan khusus lainnya | |
| |
|
Banyak orang berpendapat hidup itu seperti roda; kadang naik dan kadang turun, selalu berubah-ubah. Alkitab menjelaskan bahwa hidup manusia adalah sebuah perjalanan. Perjalanan ini telah dirancang oleh TUHAN jauh sebelum dunia diciptakan-Nya. Tuhan pencipta dan sumber kehidupan ini mengharapkan untuk bertemu kembali dengan kita di ujung perjalanan kita untuk melihat apakah kita telah berjalan mengikuti jalur yang telah ditentukan-Nya. Allah memberikan wewenang bagi setiap orang untuk menjalani hidupnya dengan sebuah pilihan, dan pada akhirnya setiap orang harus memberikan pertanggungjawaban kepada Tuhan sumber kehidupan itu.
Itulah sebabnya setiap orang diperintahkan Tuhan agar dalam kehidupannya di bumi ini hidup menghasilkan buah-buah:
- Buah Pekerjaan Baik
- Kolose 1:10, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah,
- Buah Kehidupan Kekal
- Yohanes 4:36,Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.
- Buah Kebenaran
- 2 Korintus 9:10, Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu;
- Buah Pertobatan
- Matius 3:8, Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.
- Buah Roh Kudus
- Galatia 5:22-23 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.
Menghasilkan buah adalah perintah Tuhan, dan dalam hal ini Allah menghendaki kita berhasil. Tuhan bukan saja menanamkan motivasi di dalam keberhasilan itu, tetapi Allah juga berperan aktif memberikan hasrat untuk memberikan nilai dalam mencapai rencana dalam tujuan Allah, sehingga tujuan itu akan memengaruhi: apa yang kita lakukan, bagaimana cara melakukannya, dan untuk siapa kita melakukan pencapaian tujuan itu.
Cara menghasilkan buah
Tujuan itu akan memberikan alasan bagi kita melakukannya dengan semangat setiap hatinya agar menghasilkan buah. Jadi bagaimana kita dapat menghasilkan buah?
- Focus (fokus)
- Fixed (selaras)
- Faithful (setia)
Focus
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam, Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. (Mazmur 1:1-3)
Focus berarti melupakan apa yang di belakang. Mengarahkan diri pada apa yang di depan; Berlari-lari kepada Tujuan Allah. (Filipi 3:13-14)
Adalah pilihan atau keputusan kita untuk mau hidup berfokus kepada Tuhan atau berfokus kepada diri sendiri (atau masalah). Kesulitan tidak akan membuat orang yang berfokus pada Tuhan menjadi lemah dan hancur, justru memicu dan memperkuat pengharapan kepada Tuhan, sehingga kesulitan menjadi salah satu faktor dari pertumbuhan kerohanian.
Yosua memberikan suatu pernyataan terhadap umat pilihan Allah agar menentukan pilihannya: pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah (fokus) ... tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah (fokus) kepada TUHAN. (Yosua 24:14-15)
Kita perlu meluangkan waktu sejenak untuk berdoa memohon bimbingan Tuhan untuk hidup kita hari demi hari sehingga kita sejalan dengan rencana-Nya.
Fixed
Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, ... (Yohanes 15:5)
Setiap orang yang mau fokus kepada Tuhan pasti akan selalu menyelaraskan diri dengan janji Tuhan. Yosua 14:9, Pada waktu itu Musa bersumpah, katanya: Sesungguhnya tanah yang diinjak oleh kakimu itu akan menjadi milik pusakamu dan anak-anakmu sampai selama-lamanya, sebab engkau tetap mengikuti TUHAN, Allahku, dengan sepenuh hati (selaras dengan Tuhan).
Oleh sebab itu, pada waktu Kaleb punya kesempatan untuk minta pembagian; ia tetap menyelaraskan diri dengan janji yang telah diterimanya, tidak mau diubahkan.
Oleh sebab itu, berikanlah kepadaku pegunungan, yang dijanjikan TUHAN pada waktu itu, sebab engkau sendiri mendengar pada waktu itu, bahwa di sana ada orang Enak dengan kota-kota yang besar dan berkubu. Mungkin TUHAN menyertai aku, sehingga aku menghalau mereka, seperti yang difirmankan TUHAN. (Yosua 14:12)
Iblis selalu berusaha menyelewengkan Firman Tuhan sebagaimana strateginya ketika menipu manusia pertama di taman Eden; yaitu mengacaukan informasi yang tepat menjadi samar-samar. Panca Indra yang pertama jatuh ke dalam dosa adalah telinga: Ular itu berkata kepada perempuan itu: Tentulah Allah berfirman: semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?
Itulah sebabnya kalau komunikasi kita dengan Tuhan tidak lagi selaras, akan sangat mudah bagi musuh untuk menyelewengkan kebenaran Firman. Itulah sebabnya ketujuh jemaat di dalam kitab Wahyu diperingatkan untuk memiliki telinga yang sensitif akan suara Roh Kudus:
- Jemaat Efesus
- Wahyu 2:7 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.
- Jemaat Smirna
- Wahyu 2:11 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.
- Jemaat Pergamus
- Wahyu 2:17 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.
- Jemaat Tiatira
- Wahyu 2:29 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.
- Jemaat Sardis
- Wahyu 3:6 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.
- Jemaat Filadelfia
- Wahyu 3:13 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.
- Jemaat Laodekia
- Wahyu 3:22 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.
Kita tidak dapat menghambat atau menghindari beredarnya informasi kemana-mana. Kita hanya dapat menjaga agar kita tidak terkontaminasi, seperti ungkapan bapak Reformasi Martin Luther: “Kita tidak bisa melarang burung terbang di atas kepala kita, yang bisa kita lakukan adalah tidak membiarkannya membuat sarang di kepala kita.”
Faithful
Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. (Matius 24:46)
Sekarang ini adalah saatnya di mana gereja bergerak, bukan lagi waktunya untuk merasa nyaman dan tidur secara rohani, jangan menjadi anak Tuhan yang suam-suam. Ketahuilah bahwa Tuhan Yesus datang hanya untuk umat-Nya yang sibuk dan setia mengerjakan kehendak-Nya. Umat yang setialah yang menjadi pusat perhatian Tuhan. Hamba yang setia adalah orang yang didapati tuannya sedang melakukan tugasnya ketika tuannya datang. Jadi Tuhan datang bukan untuk orang yang malas, karena orang yang malas tidak akan menghasilkan buah. Orang yang benar itu terus produktif dalam Tuhan, pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk (subur) dan segar untuk memberitakan, bahwa Tuhan itu benar. (Mazmur 92:14-16)
Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini kita akan menghasilkan buah, bertumbuh menjadi kuat, dan berhasil dalam segala hal yang kita kerjakan. Akhirnya, marilah kita memandang kepada Tuhan dalam segala hal; menyelaraskan diri dengan rencana-Nya dalam semua perencanaan kita dengan setia melakukan kehendak-Nya sesuai panggilan Allah dalam kehidupan kita masing-masing.
Sumber
- [IS] (18 September 2010). "Renungan Khusus". Warta Jemaat. GBI Jalan Gatot Subroto. Diakses pada 18 September 2010.