Pdt Sutadi Rusli
Pdt Sutadi Rusli dan
Pdp Fanny Rusli dalam Ibadah Natal online, 24 Desember 2020, dari Sentul International Convention Center.Pdt Ir Sutadi Rusli (lahir 24 Juli 1954) adalah Gembala Jemaat dan Pendiri GBI Jemaat Induk Danau Bogor Raya sejak 11 Juni 1995.
Organisasi
- Keluarga besar GBI Jalan Gatot Subroto:
- Gembala Jemaat Induk GBI Danau Bogor Raya
- Ketua Rayon 7 (Bogor) otonom dalam jejaring GBI Jalan Gatot Subroto (sejak 1995)
- Ketua Pusat Pelayanan Masyarakat Sentul International Convention Center (sejak 2005)
- Sinode GBI:
- Majelis Pekerja Lengkap BPD GBI Jawa Barat (2019-2023)
- Ketua BPD GBI Jawa Barat (2014-2018, diperpanjang hingga 2019), periode kedua, digantikan Pdt Satrya
- Ketua BPD GBI Jawa Barat (2008-2012, diperpanjang hingga 2014), menggantikan Pdt Steve Mardianto, MTh
GBI Danau Bogor Raya
Pada tahun 1992, Pdt Sutadi Rusli bersama-sama dengan Bapak Sofjan Nagawan dan Bapak Sitompul mendirikan persekutuan doa "Immanuel" di Jalan Suryakencana Bogor. Persekutuan ini berdiri untuk melanjutkan visi pemulihan Pondok Daud dan wadah "Bogor Praise Center" yang bertujuan untuk pemulihan pujian dan penyembahan sesuai dengan visi Pdt Ir Niko Njotorahardjo (GBI Bethany Karsa Pemuda Jakarta).
Pada 11 Juni 1995, setelah perkembangan kelompok-kelompok sel Family Altar (FA) yang telah terbentuk pada tahun sebelumnya dari peleburan persekutuan doa Immanuel tersebut, diadakan ibadah perdana GBI Bethany Bogor di Ruang Poso, Sports Club Bogor Lakeside (sekarang Danau Bogor Raya), yang dihadiri oleh sekitar 200 orang. Sejak saat itu, GBI Danau Bogor Raya terus berkembang dan memiliki cabang-cabang/ranting di berbagai daerah hingga ke luar negeri.
Pdt Sutadi Rusli memberikan visi 70 cabang, 50.000 jemaat, dan 2.500 COOL dalam Penggembalaan GBI Rayon 7.
Yayasan Amal Kasih Sejahtera
Pada tahun 1998, Pdt Sutadi Rusli mendirikan [1]
Yayasan Amal Kasih Sejahtera bersama Pdp Sri Pudyastuti (Tuti Gunawan). Visi yayasan ini adalah membentuk karakter ilahi dan inteligensia sejak usia dini, dengan misi untuk membantu pemerintah di bidang pendidikan dan menjadi mitra orang tua dalam mendidik anak.Berdirinya yayasan ini juga diikuti dengan pendirian Sekolah Amal Kasih, yakni TK Amal Kasih (Villa Duta Bogor), diikuti dengan SD dan SMP. Sekolah Amal Kasih juga berdiri di Cibinong dan Jonggol.
Sekolah Amal Kasih adalah sekolah yang berwawasan kebangsaan dengan menekankan cara belajar yang menyenangkan, serta menanamkan rasa kepedulian untuk para anak didik. Sekolah ini juga menggelar kegiatan-kegiatan sosial seperti pengobatan gratis, penanaman pohon, berkebun untuk kemandirian, kunjungan ke panti asuhan, bazaar Ramadhan, dan lain-lain. Tujuannya adalah untuk menanamkan kepedulian siswa kepada sesama serta membiasakan mereka untuk berbagi dan menghargai perbedaan.
Yayasan Amal Kasih Sejahtera, bersama para mitra, bergerak mengumpulkan minyak jelantah sisa masak untuk dijadikan bahan bakar bus Trans Pakuan. Kegiatan pengumpulan minyak jelantah ini telah diakui dan mendapatkan ucapan penghargaan dari Pemerintah Kota Bogor. Hingga tahun 2009, setiap bulannya terkumpul sekitar 250 liter minyak jelantah, dan akan diupayakan untuk terus meningkat. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan memanfaatkan hal yang sudah tidak berguna menjadi lebih bermanfaat.
Kegiatan sosial
Pdt Sutadi Rusli memiliki ungkapan bahwa hidup adalah belajar, tidak hanya belajar memahami orang lain, tetapi juga terus belajar untuk memberi. Kegiatan-kegiatan Pdt Sutadi Rusli terus berusaha agar setiap kegiatannya haruslah membawa dampak positif terhadap masyarakat, baik melalui yayasan yang didirikannya maupun secara pribadi.[1]
Sikap dan perbuatan sosial Pdt Sutadi Rusli didorong oleh sebuah fase dalam kehidupannya, ketika pekerjaannya hancur dan apa yang dimilikinya hilang, bahkan pada saat itu ia hampir putus asa. Tapi dari fase ini, ia menyadari bahwa ini adalah cara yang Tuhan berikan untuk mengingatkan dirinya bahwa tidak ada satu pun manusia yang bisa diandalkan dan diharapkan, melainkan Tuhan. Terlebih sebagai anak Tuhan, ia memiliki tanggung jawab dalam kesejahteraan masyarakat di tempatnya tinggal.
Keluarga
Pdt Sutadi Rusli menikah dengan Ibu
Pdp Fanny Rusli dan memiliki satu orang putri.Visi khusus
Setiap kali berulang tahun, Pdt Sutadi Rusli selalu meminta Firman Tuhan bagi dirinya pribadi sebagai tuntunan selama setahun ke depan.
- 2021: Yohanes 5:8,
- Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah."
- Artinya, kamu melangkah dan Aku akan menyertai kamu. Kita harus punya iman, dan tidak berhenti di situ, harus melangkah, karena iman tanpa perbuatan adalah mati.
- 2020: Matius 5:16,
- Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
- 2019: Ulangan 8:2,
- Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
- 2018: Yeremia 18:1-6,
- Firman yang datang dari TUHAN kepada Yeremia, bunyinya:
- "Pergilah dengan segera ke rumah tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan perkataan-perkataan-Ku kepadamu."
- Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan. Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.
- Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, bunyinya: "Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!
- 2012: Sebuah peneguhan bahwa Tuhanlah satu-satunya Jalan, Kebenaran, dan Hidup.
- Yohanes 14:6, Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.[2]
- 2011: Sebuah teguran pribadi dari Tuhan yang mengingatkan agar jangan meninggalkan kasih yang semula.
Referensi
- ^ a b Hutami (29 Oktober 2009). "Pertanyaan untuk Ir. Sutadi Rusli, Pendiri Yayasan Amal Kasih Sejahtera". Inohong. Jurnal Bogor. Diakses pada 18 Desember 2009.
- ^ Pdt Sutadi Rusli (12 Agustus 2012), "Merdeka atau mati!", GBI Danau Bogor Raya, Graha Amal Kasih, Bogor.
- ^ Pdt Sutadi Rusli (10 Juli 2011), "Bertobat dan kembali kepada kasih yang mula-mula!", GBI Danau Bogor Raya, Graha Amal Kasih, Bogor.