Cermin kemuliaan Kristus

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 20 November 2020 10.47 oleh Leo (bicara | kontrib) (Leo memindahkan halaman Renungan khusus/2020-36 ke Article:20200831/RK)
Lompat ke: navigasi, cari
RK.jpgRK.jpg
Renungan khusus
Tanggal06 September 2020
PenulisPdp Paul Tuanakotta, SKom, CBC
Renungan khusus lainnya

“Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.” (2 Korintus 3:18)

“As all of us reflect the glory of the Lord with unveiled faces, we are becoming more like him with ever-increasing glory by the Lord's Spirit.” (2 Corinthians 3:18)

Ada sebuah fakta yang tidak banyak orang percaya ketahui mengenai apa yang mereka alami ketika mereka menjadi orang percaya. Rasul Paulus menulis kepada jemaat di Korintus bahwa semua orang percaya (“kita semua”) dipanggil untuk menjadi serupa dengan Kristus.

Rasul Paulus menggunakan ilustrasi cermin untuk menjelaskan hal ini. Ketika seseorang bercermin, maka ia akan melihat pantulan dirinya pada cermin tersebut. Sebuah cermin akan dengan jujur memperlihatkan seluruh kondisi dari obyek yang dipantulkan.

Namun Rasul Paulus mengajarkan bahwa orang percaya akan ditransformasi sehingga semakin lama, ia akan semakin memantulkan kemuliaan Kristus dalam dirinya. Ketika orang tersebut bercermin, maka secara rohani, pantulan yang ia lihat bukan lagi dirinya yang lama, tetapi semakin lama semakin berubah sehingga karakter Kristuslah yang semakin muncul.

Hal tersebut dapat terjadi karena karya Roh Kudus dalam diri orang percaya. Hal ini sudah dinubuatkan oleh Nabi Yesaya ratusan tahun sebelumnya.

“Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu.” (Yesaya 60:1-2)

Nabi Yesaya menubuatkan bahwa satu saat kemuliaan (“terang”) Tuhan akan datang kepada orang percaya yang kemudian akan mengakibatkan orang percaya tersebut akan memancarkan kemuliaan Tuhan. Hal ini terjadi karena Tuhan memiliki tujuan, yaitu memakai umat-Nya sebagai agen pembawa perubahan yang baik di tengah-tengah dunia yang jahat (“kegelapan”/kekelaman menutupi bumi/bangsa-bangsa). Ketika kita mengikut Yesus, kita menjadi orang-orang yang membawa terang.

"Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yohanes 8:12)

Menjadi ‘terang’ artinya membawa pengaruh.

“Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:14-16)

Yesus memakai dua ilustrasi tentang terang untuk menggambarkan tugas orang percaya di bumi ini.

  1. Ilustrasi pertama menggambarkan orang percaya seperti sebuah kota yang terletak di atas gunung yang tidak mungkin tidak terlihat.
  2. Ilustrasi kedua menggambarkan bahwa orang percaya seperti pelita yang diletakkan di atas kaki dian. Adalah tidak logis jika seseorang menyalakan lilin lalu kemudian menutupi lilin tersebut supaya terangnya tidak kelihatan. Apa gunanya menyalakan lilin jika kemudian ditutupi?

Ayat-ayat di atas mengajarkan kepada kita sebuah fakta yang luar biasa mengenai orang percaya. Orang Kristen yang sudah lahir baru adalah:

  1. Orang-orang yang sudah ditebus dosa-dosanya (1 Petrus 1:18),
  2. Mereka sudah diangkat menjadi anak-anak-Nya (Roma 8:16-17),
  3. Kepada mereka sudah diberikan seluruh berkat rohani yang ada di dalam sorga (Efesus 1:3),
  4. Hati dan roh mereka sudah dijadikan baru (2 Korintus 5:17), dan
  5. Kepada mereka Tuhan sudah memberikan Roh Kudus untuk diam di dalam batin mereka. (Efesus 1:13-14).
“Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.
Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.” (Yehezkiel 36:26-27)

Namun kepada kita tidak hanya diberikan semua berkat luar biasa tersebut, tetapi juga sebuah kehormatan untuk menjadi duta besar dari kerajaan Allah di dunia ini. Kita diangkat jadi rekan sekerja-Nya untuk menjadi saksi membawa kabar baik bagi dunia ini.

Lalu bagaimana sebenarnya cara praktis untuk seseorang memantulkan kemuliaan Tuhan, menjadi terang di tengah-tengah dunia ini? Alkitab mengajarkan beberapa arti dari menjadi terang.

Hidup dalam terang

#1 Hidup dalam terang artinya hidup yang berubah

“Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan.
Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.
Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.” (Efesus 5:8-11)

Konsekuensi dari hidup yang ditransformasikan oleh Roh Kudus adalah meninggalkan cara-cara kehidupan yang lama dalam dosa dan semakin banyak hidup dengan cara-cara yang berkenan dengan Tuhan. Buah dari hidup dalam terang adalah kebaikan, keadilan, kebenaran serta selalu berusaha untuk hidup berkenan kepada Tuhan. Tidak lagi melakukan perbuatan-perbuatan kegelapan, sebaliknya secara aktif melawan perbuatan-perbuatan tersebut.

#2 Hidup dalam terang artinya mengasihi

“Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan.” (1 Yohanes 2:9-10)

Konsekuensi dari hidup yang semakin mencerminkan terang Tuhan adalah timbulnya kasih yang sejati kepada orang-orang di sekitarnya. Orang Kristen yang sudah lahir baru adalah orang-orang yang sudah diselamatkan. Bukan karena orang tersebut adalah orang baik dan bukan karena orang tersebut sudah melayani Tuhan sehingga perbuatannya itulah yang menyelamatkan, melainkan karena orang tersebut menerima kasih karunia dari Tuhan, sehingga dosa-dosanya ditebus dengan darah Yesus yang mahal. (Efesus 2:8-9)

Sebagai orang-orang yang sudah menerima pengampunan, adakah alasan untuk tidak mengampuni orang lain yang bersalah kepada dirinya? Tuhan Yesus memandang sangat serius perihal pengampunan dan mengampuni orang lain.

  1. Ketika Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana cara berdoa, perihal pengampunan mendapatkan perhatian khusus. (Matius 6:12, 14, 15)
  2. Demikian juga ketika Yesus mengajarkan soal pengampunan kepada murid-murid-Nya dengan memberikan perumpamaan mengenai hamba yang jahat. (Matius 18:21-35)

Dunia ini adalah dunia yang berjalan dengan hukum saling membalas kejahatan dengan kejahatan. Itulah sebabnya kita tidak dipanggil sekedar untuk mengampuni, tetapi dengan aktif mengasihi orang lain, termasuk orang yang berbuat jahat kepada kita. (Matius 5:43-46)

Hal ini akan memperlihatkan kepada dunia ini sebuah perbedaan yang kontras antara orang percaya dengan orang tidak percaya.

Hidup berbuah

#1 Hidup berbuah artinya bertahan dalam tantangan

“Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat, baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh cercaan dan penderitaan, maupun waktu kamu mengambil bagian dalam penderitaan mereka yang diperlakukan sedemikian.” (Ibrani 10:32-33)

Dunia yang gelap tidak suka dengan terang. Manusia yang berdosa secara alamiah akan menolak sesuatu yang membuka kejahatannya. Oleh karena itu orang percaya dapat saja mengalami penolakan, cercaan; bahkan aniaya dari dunia ini ketika mereka bertindak sebagai terang. Oleh karena itu Firman Tuhan menasihatkan orang percaya untuk bertahan.

Jemaat gereja mula-mula mengalami aniaya yang dahsyat, terutama mereka yang sebelumnya berasal dari agama Yahudi, seperti yang dicatat di dalam kitab Ibrani. Namun mereka bertahan karena mereka tahu bahwa mereka akan menerima harta yang lebih baik, yaitu hidup kekal.

“Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya.” (Ibrani 10:34)

Hal ini masih berlaku bagi kita orang percaya yang hidup dalam zaman sekarang ini. Mungkin kita tidak mengalami aniaya secara fisik seperti jemaat gereja mula-mula, namun tantangan dan pergumulan hidup serta aniaya secara verbal dan sosial masih ada sampai sekarang. Janganlah kita menjadi tawar hati dan menyerah, tetapi tetap bertahan dalam iman, karena besarlah upah yang disediakan bagi kita.

“Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya." (Ibrani 10:34-35)

#2 Hidup berbuah artinya berjaga-jaga

“Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.” (1 Tesalonika 5:4-5)

Satu hal yang pasti akan terjadi di masa depan adalah bahwa Yesus akan datang untuk menjemput kita dan kemudian akan turun ke dunia ini untuk yang kedua kali. Hari itu pasti akan datang dan firman Tuhan mencatat bahwa hari itu akan datang seperti pencuri.

Banyak orang tidak sadar akan hal ini dan tetap hidup dalam kegelapan. Mereka hidup dalam dosa dan kejahatan dan menyangka semuanya akan baik-baik saja. (1 Tesalonika 5:3)

Namun sebagai orang percaya, kita hidup sebagai anak-anak terang, artinya hidup dengan sungguh-sungguh agar berkenan di hadapan Tuhan. Tidak hidup dalam dosa, melainkan dalam kekudusan, sehingga ketika Tuhan Yesus datang untuk menjemput Gereja-Nya, kita juga akan dibawa untuk bertemu Tuhan di sorga. Sedangkan mereka yang hidup dalam dosa akan ditinggalkan. Maranatha, datanglah segera Tuhan Yesus! Amin. (PT)

“Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.” (Matius 24:42)

Sumber

  • Pdp Paul Tuanakotta, SKom, CBC (06 September 2020). "Renungan Khusus". Warta Jemaat. GBI Jalan Gatot Subroto. Diakses pada 04 November 2020.

    “Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.” (2 Korintus 3:18)