Hidup oleh Roh
Devosi | |
---|---|
Tanggal | 14 Oktober 2024 |
Penulis | Pdt Dr Dony Lubianto, MTh |
Sebelumnya |
|
Selanjutnya |
|
Menara Doa bukanlah hal yang baru bagi kita, khususnya yang berada dalam keluarga besar GBI Jalan Jendral Gatot Subroto, Jakarta. Bapak Gembala kita, Pdt Dr Ir Niko Njotorahardjo sejak 36 tahun yang lalu mendapatkan dari Tuhan terkait dengan DNA gereja kita, yakni Restorasi Pondok Daud, yang adalah prinsip Menara Doa.
Sebelum pandemi sangat banyak dari antara kita yang begitu antusias berdoa di Menara Doa, baik yang ada di SICC maupun di rayon-rayon yang tersebar di seluruh dunia. Ketika pandemi melanda, sesuai dengan ketentuan pembatasan interaksi secara fisik, kita beralih ke Menara Doa secara online.
Puji Tuhan! Kondisi sudah jauh lebih baik dan kembali normal, mari kita kembali semangat naik ke Menara doa! Paling tidak ada 3 (tiga) hal mengapa berdoa di Menara Doa menjadi penting bagi kita.
- Menerima arahan Tuhan di jalan yang belum pernah kita lalui
- Menggelorakan ‘Api' Pentakosta Ketiga dalam hidup kita
- Menjaga dan meningkatkan unity di antara kita
Pesan Tuhan yang disampaikan oleh Bapak Gembala adalah kita juga harus ‘menjaga jarak 2.000 hasta', artinya janganlah terlalu saleh sehingga menganggap dirinya sendiri bijak (Pengkhotbah 7:16; Amsal 3:7), tetapi juga jangan terlalu jauh agar kita bisa melihat tuntunan ke mana Tuhan sedang bergerak, sebab jalan yang kita akan lalui di depan ini belum pernah kita lalui sebelumnya (Yosua 3:4).
Ke depan ini kita tidak bisa mengandalkan pengalaman atau strategi yang lama, sebab jalan di depan kita belum pernah kita lalui sebelumnya, karenanya Tuhan memberikan strategi untuk kita, yakni doa, pujian, penyembahan bersama-sama dalam unity siang dan malam. Ini identik dengan prinsip Menara Doa! Puji Tuhan, Ia telah memberikan kepada kita tuntunan yang jelas di mana kita tinggal melakukannya saja
Pentakosta Pertama pada tahun 33 M, terjadi di kamar loteng Yerusalem tepat sepuluh hari setelah 120 orang murid dengan tekun, sehati berdoa bersama-sama (Kisah 1:14). Pada waktu itu mereka tidak mengetahui jika Roh Kudus akan dicurahkan tepat pada perayaan Pentakosta bangsa Israel. Yang mereka tahu adalah bahwa Tuhan Yesus telah memerintahkan agar mereka tetap tinggal di Yerusalem untuk menantikan janji Bapa, yakni pencurahan Roh Kudus (Kisah 1:4-5). Apa yang murid-murid lakukan ini adalah prinsip Menara doa. Dan ‘menara doa' ini mempersiapkan mereka mengalami Pentakosta.
Demikian juga yang terjadi dengan kita saat ini, Tuhan membawa kita pada DNA yang adalah prinsip Menara doa, di mana ada doa, pujian, penyembahan bersama-sama dalam unity siang dan malam. Ini mempersiapkan kita mengalami Pentakosta Ketiga. Api Pentakosta Ketiga sudah, sedang dan akan terus turun dengan dahsyat, Menara doa menggelorakan, mengobarkan ‘api' Pentakosta Ketiga dalam hidup kita.
Sebagaimana juga terjadi di banyak tempat di dunia yang melaksanakan Menara doa, dampak yang dirasakan dan dialami dengan Menara doa bukan hanya terjadi kebangunan rohani, doa yang dijawab, tanda heran dan mukjizat, doa syafaat yang dinaikkan secara global untuk seluruh dunia, tetapi juga kesatuan hati (unity) dari antara orang percaya dari berbagai latar belakang yang datang untuk berdoa. Mari kita tingkatkan unity di antara kita dan sesama Tubuh Kristus melalui Menara doa.
Mengingat dampak penting yang akan kita alami, yuk kembali naik ke Menara Doa! Tuhan Yesus memberkati.(DL)
Menara Doa bukanlah hal yang baru bagi kita, khususnya yang berada dalam keluarga besar GBI Jalan Jendral Gatot Subroto, Jakarta. Bapak Gembala kita, Pdt Dr Ir Niko Njotorahardjo sejak 36 tahun yang lalu mendapatkan dari Tuhan terkait dengan DNA gereja kita, yakni Restorasi Pondok Daud, yang adalah prinsip Menara Doa.