Diproses oleh Tuhan
Renungan khusus | |
---|---|
Tanggal | 18 Februari 2013 |
Renungan khusus lainnya | |
| |
|
Salah satu pertanyaan paling klasik yang diajukan oleh manusia adalah apabila Tuhan itu begitu kasih, mengapa Ia mengizinkan masalah, kesulitan dan persoalan terjadi di dalam hidupku? Ada begitu banyak jawaban dan penjelasan yang dapat kita cari mengenai hal tersebut, namun satu hal yang hendak kita mengerti bahwa salah satu alasannya adalah bahwa hal-hal tersebut merupakan caranya Tuhan untuk memproses kita agar kita terus-menerus dipulihkan, naik level dan mencapai tujuan hidup kita, yaitu semakin serupa dengan gambar-Nya. "Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus" (Efesus 4:13)
Satu prinsip yang dapat kita pegang adalah bahwa Tuhan memiliki rencana dibalik setiap kesulitan yang kita alami. Kesulitan dapat terjadi karena kita melakukan kesalahan atau membuka celah, namun kesulitan juga bisa terjadi karena Tuhan memiliki suatu rencana tertentu di baliknya. Untuk setiap masalah, kesulitan dan persoalan yang Tuhan izinkan terjadi merupakan cara yang Tuhan gunakan untuk memproses kita, mengubahkan dan memperbaharui hidup kita. Tuhan tidak menjanjikan bahwa hidup kita di dunia adalah sebuah bentuk kehidupan yang tanpa kesulitan, tetapi Tuhan Yesus menjanjikan bahwa kalau kita hidup di dalam Dia, maka kita bisa menjalani kesulitan apapun dengan damai sejahtera dan kuat hati karena Dia telah mengalahkan dunia. "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kami beroleh damai sejahtera di dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia." (Yohanes 16:33). Tidak seorangpun yang imun/kebal terhadap kesulitan dan kesusahan, tetapi mereka yang hidup di dalam Tuhan Yesus akan selalu mendapatkan kekuatan, penghiburan dan kemampuan untuk menjalaninya, karena mengetahui ada tujuan yang indah di balik semua kesulitan tersebut:
#1 Untuk menarik kita semakin dekat kepada Tuhan
"Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya." (Mazmur 34:19)
Ketika kita sedang merasa dalam lembah kekelaman, sudah putus harapan dan tidak ada daya lagi, maka justru kita terdorong untuk mendekat kepada Tuhan, agar merasakan kasih dan hadirat-Nya yang dalam. Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan orang-orang yang datang dengan hancur hati kepada-Nya. Ia ada di sana untuk kita, ketika kita merasa ditinggalkan, sendiri dan tidak ada siapapun yang mau menolong. Ia ada di sana setiap kali kita datang kepada-Nya untuk mendapatkan kekuatan dan penghiburan dari-Nya. Kesulitan-kesulitan yang kita alami, bisa jadi adalah cara-Nya untuk membuat kita lebih mendekat lagi kepada-Nya.
Tuhan bisa saja melepaskan Yusuf dari penjara, membebaskan Daniel dari gua singa atau meluputkan Paulus dari perahu yang terdampar. Tetapi Ia tidak melakukan itu karena Ia tahu justru di tengah kelemahan anak-anak-Nya, doa-doa yang akan dinaikkan kepada-Nya adalah doa-doa yang paling tulus. Kesulitan-kesulitan yang kita hadapi membuat kesombongan kita terkikis dan makin rendah hati di hadapan Tuhan. Kesulitan-kesulitan yang Tuhan izinkan adalah cara Tuhan agar kita memiliki sikap berserah penuh kepada Tuhan dan tidak mengandalkan kekuatan kita sendiri. Ini proses yang kerap Tuhan gunakan membuat karakter kita semakin serupa dengan Yesus yaitu mengandalkan Tuhan sepenuhnya dalam hidup kita. Ingatlah, apapun terjadi dalam hidup kita tidak satupun terjadi tanpa seizin Tuhan. Seandainya pun kesulitan terjadi karena kita yang berbuat salah, maka jika kita bertobat dan minta ampun pada Tuhan, maka Ia dapat mengubahkan kesulitan tersebut untuk mendatangkan kebaikan.
#2 Untuk membentuk karakter Kristus di dalam kita
"...Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan..." (Roma 15:3)
Dalam bahasa lain, kata "ketekunan" juga diterjemahkan sebagai ketahanan atau karakter. Karakter adalah sesuatu yang membedakan, sesuatu yang membuat unik, sesuatu yang khas. Misalkan: karakter huruf "A" berbeda dengan huruf "B". Demikian juga dengan karakter kita sebagai anak-anak Tuhan. Tuhan ingin kita tidak menjadi sama dengan dunia, tetapi terus bertumbuh sehingga makin serupa dengan Diri-Nya, yaitu karakter-Nya. Kesulitan-kesulitan yang kita alami dapat menunjukkan sudah sampai sejauh mana kita bertumbuh; apakah stagnan atau semakin mencerminkan Yesus. Kesulitan-kesulitan yang kita hadapi, apabila diresponi sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan, sesuai dengan kehendak-Nya, akan membuat karakter kita semakin lebih baik, semakin serupa dengan karakter Kristus.
Alkitab seringkali mempergunakan istilah "pemurnian" untuk menjelaskan bagaimana Tuhan terus-menerus mengubahkan hidup kita menjadi karakter yang lebih baik.
"Maksud semuanya itu ialah membuktikan kemurnian imanmu-yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api-sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya." (1 Petrus 2:7)
Perhatikan ayat tersebut; TUHAN ingin kita juga dimuliakan dan caranya adalah dengan pemurnian atau diproses habis-habisan. Gambarannya seperti ini: jika seorang tukang emas ingin memurnikan emas, maka metode pemurnian yang digunakan adalah dengan pemanasan berulang-ulang, sedemikian rupa sampai sang tukang emas dapat melihat pantulan wajahnya di atas emas tersebut. Demikian juga Tuhan memurnikan kita, memproses habis-habisan, bukan untuk mencelakakan; melainkan agar kita semakin lama semakin mencerminkan Kristus dan karakter-Nya. Bacalah ayat di atas sekali lagi dan renungkanlah; kita akan menemukan bahwa semua kesulitan-kesulitan yang sedang kita hadapi pada akhirnya membawa kita kepada kemuliaan.
#3 Untuk melatih kita meresponi kesulitan seperti Yesus
"Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6)
Cara terbaik untuk meresponi setiap kesulitan yang terjadi dalam hidup adalah sebagaimana Yesus meresponinya. Ingatlah, bahwa Tuhan Yesus datang ke dunia sebagai manusia dan karena itu juga mengalami kesulitan-kesulitan yang kita alami. Yesus sanggup melewati dan menghadapinya dan teladan-Nya inilah yang menjadi pelajaran berharga bagi anak-anak-Nya. Bagaimana Yesus meresponi kesulitan-kesulitan hidup?
• Selalu ingat bahwa semua rencana Tuhan pastilah indah
Jika Tuhan yang mengizinkan terjadinya kesulitan dalam hidupmu, maka ingatlah dan percayalah bahwa di balik itu semua ada rencana-Nya yang indah.
"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11).
Sangat penting untuk fokus kepada rencana Tuhan dan kasih-Nya kepada kita, dan bukan berfokus kepada kesulitan yang sedang dihadapi/terjadi. Segala sesuatunya pada akhirnya akan mendatangkan sukacita bagi mereka yang diproses oleh-Nya.
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya. (Ibrani 12:11)
• Bersukacita dan mengucap syukur
Ketika kita bersukacita dan mengucap syukur atas apapun yang terjadi dalam hidupmu, itu bukanlah seperti berkata 'saya suka penderitaan dan kesulitan', tetapi bersukacita dan mengucap syukur karena Tuhan. Bersukacitalah dan mengucap syukurlah, karena dalam segala hal Tuhan tidak meninggalkan kita, Dia bersama kita melewati semua kesulitan ini, Dia bersama kita untuk membawa kita ke arah yang lebih baik, naik level, membawa kita kepada rencana-Nya yang indah. "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1 Tesalonika 5:18).
• Tidak pernah menyerah
Ketika Tuhan sedang memproses, jangan pernah menyerah! Jangan pernah putus asa! Jangan keluar dari proses yang Ia lakukan di dalam hidup kita. Keluar atau 'lari' dari proses, justru akan menyebabkan lebih banyak lagi kesusahan dalam hidup kita. Orang yang keluar dari proses dan bahkan akhirnya mengikuti solusi/jalan keluar yang ditawarkan dunia, justru akan jatuh dan menjauh dari kasih karunia Tuhan. Jika kita keluar dari proses yang Ia rancang bagi kita, itu sama dengan mengatakan tidak percaya akan rencana-Nya dan tidak beriman akan hasil yang lebih baik yang Ia telah sediakan bagi kita. Kalau sampai kita melakukannya, justru perkenanan Tuhan berlalu daripada kita. "Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya." (Ibrani 10:38).
#4 Untuk menyadarkan kita bahwa kasih-Nya lebih dari masalah kita
Setiap kali kita menghadapi kesulitan, sadarilah bahwa kasih-Nya jauh melampaui apapun yang kita pernah dan sedang hadapi. Bukankah kalau kita tetap bisa bertahan sampai sekarang karena Tuhan-lah yang telah membawa kita keluar dari kesulitan demi kesulitan? "...sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku jadi sempurna." (2 Korintus 12:9).
Sering Tuhan mengizinkan kesulitan terjadi agar kita menjadi melek-mata dan sadar bahwa Ia adalah Tuhan yang tidak pernah meninggalkan kita. Kasih-Nya sangat terbukti bahkan Ia sampai rela mengorbankan diri-Nya sendiri di kayu salib. Dia yang rela memberikan nyawa-Nya untuk mendapatkan kita, masakan Dia tidak melindungi, menjaga dan memberikan jalan keluar bagi masalah kita? Ingatlah dan sadarilah segala kasih-Nya sampai hari ini, dan itu pun belum berakhir karena Tuhan berjanji bahwa kasih-Nya kepada kita akan selalu baru setiap pagi.
"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." (Roma 8:28).
Gantilah kata "segala hal" pada ayat tersebut dengan kesulitan-kesulitan, proses-proses yang sedang sedang kita jalani, percaya akan hal itu, dan lihatlah, kita akan alami kasih Tuhan yang luar biasa dalam hidup kita.
Sumber
- [CS] (24 Februari 2013). "Renungan Khusus". Warta Jemaat. GBI Jalan Gatot Subroto. Diakses pada 25 Februari 2013.