Ketaatan di tengah kemustahilan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 18 November 2022 17.06 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| illustration =" menjadi "| illustration16x9=")
Lompat ke: navigasi, cari
Visi 2022.jpgVisi 2022.jpg
Renungan khusus
Tanggal28 Agustus 2022
PenulisPdm Junus Mulyana, MTh
Renungan khusus lainnya

“Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.”

Yohanes 10:27

Tuhan mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Nya mengenai setiap orang percaya, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan untuk memberikan hari depan yang penuh dengan harapan.

— (Yeremia 29:11)

Tuhan menghendaki umat-Nya hidup sesuai dengan rancangan-Nya, oleh karenanya Tuhan menuntun dengan berbagai cara. Secara umum melalui firman-Nya dan juga secara pribadi melalui suara di dalam hati, suara yang dapat didengar dan berbagai cara lainnya. Pesan-pesan-Nya itu dapat merupakan tuntunan, teguran, atau nasihat. Jadi ini bukan tentang kemampuan manusia untuk mendengar suara-Nya, tetapi tentang kehendak Tuhan memperdengarkan suara-Nya. Mereka yang benar-benar milik Kristus akan senantiasa mendengar dan mengikuti suara-Nya sekalipun tidak sepenuhnya mengerti. Oleh karena itu, tidak mengherankan kalau ada orang-orang yang tidak mau menaati perintah-Tuhan.

Mendengar dan mengikuti suara Tuhan

Ada dua contoh tokoh di Alkitab yang mendengar suara Tuhan dan mengikutinya sekalipun tidak memahaminya:

  1. Ishak
  2. Maka timbullah kelaparan di negeri itu. — Ini bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham. Sebab itu Ishak pergi ke Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin. Lalu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman:
    "Janganlah pergi ke Mesir, diamlah di negeri yang akan Kukatakan kepadamu. Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu.
    Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya kepada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku.”Jadi tinggallah Ishak di Gerar. (Kejadian 26:1-6)

    Ketika terjadi bencana kelaparan di negerinya, Ishak berniat untuk mengungsi ke Mesir persis seperti apa yang dilakukan Abraham ayahnya dahulu.

    Tetapi Tuhan melarang Ishak untuk pergi ke Mesir padahal dulu waktu Abraham mengalami bencana kelaparan, Tuhan tidak melarangnya untuk mengungsi ke Mesir. (Kejadian 12:10)

    Dan Ishak menaati firman Tuhan, ia tidak jadi pergi ke Mesir dan tinggal di Gerar. Ishak adalah salah satu contoh tokoh di Alkitab yang mengalami berkat Tuhan yang luar biasa karena ketaatannya mengikuti suara Tuhan sekalipun tidak mengerti. Terkadang kitapun mengalami hal yang sama, ketika menghadapi masalah dan kita mau bertindak menurut apa yang kita pandang baik, tetapi Tuhan mencegahnya. Kita percaya bahwa rancangan Tuhan pasti lebih baik dari pada rancangan kita sendiri.

  3. Paulus
  4. “Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, Tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka.” (Kisah Para Rasul 16:6-7)
    Dalam perjalanan misinya yang kedua yang dicatat di Kisah Para Rasul 16 ini, tercatat dua kali Tuhan mengalihkan pelayanan Paulus dan rekan-rekannya.
    • Pertama, Roh Kudus mencegah mereka memberitakan Injil di Asia (ayat 6).
    • Kedua, Roh Yesus tidak mengizinkan mereka masuk ke daerah Bitinia (ayat 7).

    Padahal Paulus bermaksud untuk memberitakan Injil ke daerah-daerah baru yang mana sesuai dengan panggilannya yaitu memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa non Yahudi. Tetapi Tuhan memiliki rencana lain yang lebih baik, Dia ingin Paulus ke Troas dan menuntun melalui penglihatan tentang seorang Makedonia. Paulus mengikuti tuntunan Tuhan itu, lalu bersama rekan-rekannya berangkat dan tiba di Filipi, kota pertama di bagian Makedonia. (ayat 9-12)

    Demikian juga sekarang, walaupun Tuhan telah memberikan Amanat Agung kepada setiap orang percaya tetapi tidak serta merta kita dapat melakukannya menurut logika kita. Tuhan yang empunya pelayanan akan menuntun sehingga pelayanan pemberitaan Injil itu berhasil. Seringkali kita berusaha melakukan banyak hal termasuk pelayanan dengan pengertian kita sendiri dan tidak melibatkan Tuhan. Kita perlu mendengar suara Tuhan dan mengikuti arahan-Nya.

    “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” (Yesaya 55:8-9)

    Hal tersebut berbeda dengan Bileam, seorang yang mampu mendengarkan suara Tuhan, namun tidak menaatinya. Menyalahgunakan karunianya dalam mendengar suara Tuhan untuk mengambil keuntungan pribadi. Walaupun dia sudah mendengar suara Tuhan untuk tidak mengutuki bangsa Israel, tetapi karena imbalan uang, Bileam mengabaikannya, sampai-sampai Tuhan memakai seekor keledai untuk memperingatkannya. Bileam tidak beralih dari kehendaknya sendiri kepada kehendak Tuhan.

Cara mendengar dan mengikuti suara Tuhan

Bagaimana kita dapat mendengar dan mengikuti suara Tuhan?

  1. Intim dengan Tuhan
  2. “TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.” (Mazmur 25:14)

    Untuk mendengar suara-Nya kita perlu memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan. Semakin intim dengan Tuhan semakin mudah kita mendengar suara-Nya. Intim dengan Tuhan adalah cara kita bisa mendengar suara-Nya.

  3. Pertajam kepekaan rohani
  4. “…Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.” (Yesaya 50:4b)

    Samuel mendengar suara Tuhan sampai tiga kali namun dia tidak mengenali-Nya sampai dia diberi petunjuk oleh Imam Eli. Adalah tanggung jawab orang percaya untuk belajar melatih “pendengaran” kita dalam mendengar suara Tuhan. Mempertajam kepekaan rohani akan menolong kita mendengar suara Tuhan lebih sering dan lebih jelas. Doa, pujian dan penyembahan dan merenungkan Firman, akan melatih kita mempertajam kepekaan rohani.

  5. Pikul salib
  6. “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagiku.” (Matius 10:38)

    Ketaatan merupakan pengalihan dari kehendak sendiri kepada kehendak Tuhan, di sini diperlukan penguasaan diri yang merupakan buah Roh. Memikul salib akan menolong kita menaati suara Tuhan yang kita dengar.

    Sesungguhnya setiap ketaatan selalu mendatangkan berkat, sebab Tuhan membalas setiap orang sesuai dengan perbuatannya. (Mazmur 62:13b)

Berkat apabila kita mendengar dan menaati suara Tuhan

  1. Keberhasilan dan keberuntungan
  2. “Jika engkau baik-baik mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka Tuhan Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara Tuhan Allahmu.” (Ulangan 28:1-2)

    Kita yang rindu untuk mengalami berkat dan pemeliharaan Tuhan harus bersedia ‘membayar harga’ dalam mengikut Tuhan. Karena ketaatan mendatangkan berkat dan ketidaktaatan mendatangkan kutuk. (Ulangan 28:15)

  3. Kekuatan dan perlindungan
  4. “Setiap orang yang mendengar perkataanku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana yang mendirikan rumahnya di atas batu.
    Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.” (Matius 7:24-25)

    Ketaatan menghasilkan kekuatan yang besar dalam diri orang percaya sehingga dapat bertahan menghadapi masalah dan pergumulan hidup. Alkitab menggambarkan orang yang taat sebagai orang yang bijaksana.

  5. Keselamatan kekal
  6. “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku. Dan Aku memberikan hidup kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganku.” (Yohanes 10:27-28)

    Seseorang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus tentunya akan taat kepada perintah-perintah-Nya, menghasilkan buah-buah yang baik dalam hidupnya dan akhirnya mendapatkan keselamatan kekal.

Ketaatan dalam melakukan suara Tuhan digambarkan oleh Tuhan dalam perumpamaan Gembala yang Baik. (Yohanes 10)

Domba adalah binatang yang lemah, mudah tersesat, oleh karena itu selalu terancam marabahaya. Pertahanan seekor domba ada pada gembalanya. Seperti domba yang bergantung kepada gembalanya, kita juga harus selalu bergantung kepada Tuhan. Kita perlu memiliki kerinduan untuk mendengar suara Tuhan dan taat mengikuti perintah-perintah-Nya yang membimbing kita ke jalan yang benar. (JM)

Tuhan menghendaki umat-Nya hidup sesuai dengan rancangan-Nya, oleh karenanya Tuhan menuntun dengan berbagai cara.