Teguh hati
Devosi | |
---|---|
Tanggal | 15 Maret 2021 |
Artikel devosi lainnya | |
| |
|
Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. ... Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya. (1 Samuel 30:6)
Keputusan untuk menjadi teguh hati adalah pilihan.
Saat menghadapi persoalan yang menekan dan berkepanjangan, dan harus berjalan dalam keadaan yang tidak menentu, stamina rohani bisa merosot dan tererosi. Keputusan untuk teguh hati, percaya Tuhan adalah pilihan. Keputusan ini adalah dasar kekuatan yang memampukan untuk maju dan menaklukkan tantangan yang ada di depan.
Daud adalah teladan seorang yang memilih untuk percaya, saat keadaan terburuk menimpa hidupnya. Ketika semua yang dimiliki, istri, anak-anak, harta, dan kerabat yang dikasihinya dirampok, dijarah dan diculik, Daud kehilangan segala yang berharga, mereka yang selama ini ada bersamanya. Dan semua anak buahnya saat itu, juga menimpakan kepada Daud semua malapetaka yang mereka alami. Semuanya dalam kesedihan dan kemarahan hendak melempari Daud. Pernahkah Anda mengalami keadaan kehilangan semua yang berharga, dan tidak tahu ke mana hilangnya semua itu? Sudah dijarah habis.
Daud ada pada situasi yang demikian!
... kota itu terbakar habis, dan isteri mereka serta anak mereka yang laki-laki dan perempuan telah ditawan. Lalu menangislah Daud dan rakyat yang bersama-sama dengan dia itu dengan nyaring, sampai mereka tidak kuat lagi menangis. Juga kedua isteri Daud ditawan, yakni Ahinoam, perempuan Yizreel, dan Abigail, bekas isteri Nabal, orang Karmel itu. Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan... (1 Samuel 30: 3-6)
Mungkin ini adalah keadaan terburuk yang dialami Daud sejak Saul terus memburunya untuk membunuhnya. Daud ada di negeri Filistin sebagai pelarian yang sudah tidak bisa lagi tinggal aman di Israel. Dia mengabdikan dirinya kepada raja Filistin, dan sekarang ditimpa malapetaka yang menyakitkan.
Bisa saja Daud patah semangat dan hilang harapan, memendam rasa kecewa, lalu menyesali nasib buruk.
Tidak demikian, Alkitab menuliskan: "Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan." Lalu dia menanyakan kepada Tuhan langkah yang harus dilakukan. Hasil akhir dari keadaan buruk ini adalah semua yang hilang direbutnya kembali, bahkan menjarah seluruh harta si perampok dari gerombolan Amalek. Daud meraih kemenangan yang gemilang. Keputusan untuk percaya Tuhan di saat paling sulit adalah awal kemenangan Daud.
Bagaimana dengan Anda?
Apakah Anda mengenali Tuhan Yesus sebagai Pribadi yang dapat dipercaya ketika keadaan paling sulit dan seolah tanpa harapan?
Pilihan teguh hati dan percaya adalah dasar kekuatan dan kemenangan. Teguhkan hati, jadilah kuat untuk berharap kepada tuhan, dan memilih percaya senantiasa.
Mari terus bangun keintiman dengan Tuhan, merenungkan dan mendeklarasikan firman-Nya, mengisi pikiran kita dengan janji-Nya. Alami pengenalan yang lebih dalam akan Tuhan. Di tengah keadaan sulit yang kita hadapi, kita akan semakin menyadari kebaikan Tuhan dan kuasa-Nya yang menyertai kita. Fokus kepada Tuhan dan diam dalam hadirat Tuhan menjadikan stamina rohani kuat. Hati akan kokoh untuk condong memilih percaya Tuhan dalam setiap situasi sulit apa pun. Terus latih untuk dapat melepaskan kuasa-Nya dalam menaklukkan setiap tantangan yang kita hadapi. Semua ini dimulai dari niat untuk mengasihi Dia dan mendedikasikan hidup kita bagi tujuan-Nya.
Kuatkah dan teguhkan hati percaya Tuhan senantiasa. Amin. (MG)
Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. ... Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya. (1 Samuel 30:6)