Air Hidup (Pdt Hendrawan Rusli)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 26 Juli 2021 11.38 oleh Sari (bicara | kontrib) (Baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Kalau kita perhatikan, air itu sebenarnya benda mati, tapi ini merupakan simbol dari Alkitab.

Shalom Bapak dan Ibu, tema kita pagi hari ini yaitu Air Hidup. Kalau kita perhatikan, air itu sebenarnya benda mati, tapi ini merupakan simbol dari Alkitab. Saya ambil dari Yohanes 4:1-42, Bapak/Ibu tentu sudah membaca firman ini tentang kisah Perempuan Samaria yang berjumpa dengan Tuhan Yesus. Kalau kita lihat di Yohanes 4:10

“Jawab Yesus kepadanya: Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: berilah Aku minum! Niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.”

Bapak/Ibu, kalau kita perhatikan sebenarnya waktu itu, awalnya Tuhan Yesus yang meminta minum, meminta air sumur itu kepada perempuan ini. Tapi kalau kita perhatikan di ayat 10 ini justru sebaliknya. Jadi kontradiktif secara kosakata. Tapi arti yang sebenarnya, kalau perempuan Samaria itu bertobat setelah bertemu dengan Tuhan Yesus, justru dia menjadi pribadi yang akan menerima atau senantiasa meminta kepada Tuhan tuntunan daripada Tuhan yaitu Firman-Nya. Jadi kita mengerti air di sini adalah simbol atau ilustrasi bagi kita, bahwa air itu sesungguhnya adalah Firman atau pribadi-Nya.

#1 Tuhan Yesus Maha tahu dan Maha hadir

Ayat Yohanes 4:6, waktu itu Tuhan Yesus berjumpa jam 12 siang, jadi waktu itu Tuhan Yesus dari Kota Yudea akan kembali ke Galilea, dan di tengah perjalanan Dia harus melewati daerah Samaria, yaitu Kota Sikhar. Di sana ada sumur yang dibuat oleh Yakub untuk anaknya Yusuf dan segala ternaknya.

Saya percaya tidak kebetulan bahwa Tuhan Yesus ada di sana, karena jam 12 siang itu mengartikan bahwa suasana yang tidak enak, tengah hari, begitu panas, jadi hal-hal yang tidak nyaman, tapi Tuhan Yesus Maha Tahu, Dia Maha Hadir, dan kita percaya Dia sangat tahu Dia akan jumpai seseorang sehingga orang itu akan bertobat dan dipakai oleh Tuhan. Itu maknanya Bapak/Ibu.

Jadi, hari-hari ini, kalau kita mengalami hal-hal yang tidak nyaman, kita harus percaya bahwa Tuhan Yesus selalu hadir dan Dia tahu segala masalah kita. Itu adalah jalan keluar bagi kita kalau kita senantiasa berhubungan intim dengan-Nya.

#2 Tuhan Yesus memiliki kasih yang universal

Yohanes 4:9 perempuan ini berkata kepada Tuhan:

“Masakan Engkau minta minum kepadaku, seorang Samaria?”.

Kita tahu Bapak/Ibu waktu itu Orang Samaria tidak bergaul dengan Orang Yahudi, karena sejarahnya di 2 Raja-Raja 17:24-41 dikatakan daerah Samaria itu sebenarnya wilayah orang Efraim. Waktu itu Kerajaan Salomo pecah menjadi Kerajaan Israel di Utara dan Yehuda di Selatan, daerah Samaria termasuk Israel yang di utara yang kemudian dikalahkan oleh Bangsa Asyur, lalu sebagian besar orang Israel dibuang dan Raja Asyur mengirim suku-suku yang ada di pemerintahan Raja Asyur untuk mendiami daerah Samaria. Sehingga terjadi perkawinan campuran antara orang Yahudi dan orang Asyur, sebagian besar mereka membawa adat istiadat Bangsa Asyur yaitu penyembahan berhala. Inilah yang membuat orang Yahudi tidak bergaul intim dengan orang Samaria karena perbedaan prinsip itu. Prinsip orang Yahudi yaitu Hukum Musa, tidak boleh ada kawin campur sedangkan di situ terjadi.

Dari makna kalimat dalam kisah ini, kita tahu bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan yang universal, tidak membedakan segala bangsa, latar belakang, budaya, karena Dia adalah kasih. Kita bersyukur Tuhan kita tidak pernah membedakan latar belakang kita, status sosial kita, tapi kalau kita percaya, beriman, suku apa pun, latar belakang agama apa pun, begitu dia percaya kepada Tuhan dan menerima dengan iman Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dia menjadi Anak Tuhan.

Jadi Bapak/Ibu kalau di COOL-COOL kita seringkali Tuhan kirimkan jiwa-jiwa yang mungkin punya latar belakang berbeda, bahkan kepercayaan yang berbeda, kita percaya itu adalah rencana Tuhan untuk kita memenangkan jiwa.

#3 Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil

Dalam Yohanes 4:11, perempuan ini mengatakan kepada Tuhan Yesus,

“... Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam.”

Tuhan Yesus tidak membawa peralatan, dan di situ Dia tahu betul ada jiwa yang akan Dia menangkan. Tapi kita percaya mungkin di pikiran perempuan ini, ini adalah hal yang mustahil. Namun bagi Tuhan Yesus tidak ada yang mustahil, karena perempuan ini tidak mengerti makna dari air hidup itu.

Kita percaya hari-hari ini, Bapak/Ibu, apa pun yang menurut logika kita tidak mungkin, tapi kalau kita beriman, percaya, kita bawa di dalam doa, kita kerjakan dengan sungguh-sungguh, pasti ada jalan dari Tuhan. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.

#4 Tuhan Yesus Maha Besar, pencipta segalanya

Di ayat berikutnya, Yohanes 4:12 dikatakan perempuan ini berkata,

“... masakan Engkau lebih besar dari Bapak kami Yakub.”

Karena Tuhan Yesus katakan kepada perempuan itu air hidup yang daripada Tuhan.

Kita percaya Tuhan Yesus Maha Besar, pencipta segalanya. Tuhan Yesus mau menunjukkan bahwa Dialah pencipta. Bahkan apa pun yang terjadi di bumi ini semua adalah sepengetahuan dari pada Tuhan. Kita percaya segalanya ada di tangan Tuhan, mari kita serahkan apalagi di dalam tantangan iman masa pandemi ini. Ada perasaan khawatir, takut. Tapi kita minta Roh Kudus menguasai rasa takut kita, rasa khawatir kita. Sehingga kita tetap tenang dan dapat berdoa dan melakukan dengan maksimal apa yang Tuhan inginkan di dalam hidup kita.

#5 Tuhan Yesus bersifat kekal dan menganugerahkan keselamatan

Lalu di ayat Yohanes 1:13-14, Tuhan Yesus berkata kepada perempuan ini:

“... Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi ... tapi barangsiapa meminum air yang Kuberikan kepadanya, maka engkau tidak akan haus selama-lamanya bahkan akan memancar di dalam dirimu sampai kekekalan.”

Tuhan Yesus senantiasa mau kita mencari yang bersifat kekal, karena itu yang menganugerahkan goal hidup kita, keselamatan. Contoh, Bapak/Ibu kita mencari ilmu dengan hikmat yang dari Tuhan, kita memberikan suatu keteladanan hidup, itu kekekalan. Tapi kalau status, kekayaan, dan sebagainya itu tidak kekal. Betul itu baik, tapi mari kita hari-hari ini mulai lebih fokus mencari hal-hal yang kekal.

#6 Tuhan Yesus menghendaki pertobatan total dan penyembah dalam Roh dan kebenaran

Selanjutnya Bapak/Ibu, di ayat Yohanes 4:16, Tuhan Yesus berkata kepada perempuan itu:

“... panggillah suamimu dan datang ke sini...”

Lalu dalam Yohanes 4:22, dikatakan,

“Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal...”

Tuhan Yesus mau bahwa terjadi pertobatan yang total, tidak hanya kepada perempuan Samaria ini saja, karena Tuhan tahu, Tuhan sudah bukakan, dia sudah punya suami yang tidak resmi, bahkan lima. Jadi Tuhan mau dia bertobat.

Makna untuk kita, hari-hari ini tentu Tuhan sangat senang, Tuhan sangat berkenan jika pertobatan kita dilakukan secara total, tidak mengenal situasi, kondisi, waktu, dan kita menjadi penyembah-penyembah di dalam Roh dan kebenaran. Kita lebih hati-hati karena kita harus melakukan sungguh-sungguh apa yang Tuhan perintahkan di dalam firman-Nya.

#7 Tuhan Yesus berintegritas

Selanjutnya Bapak/Ibu di ayat Yohanes 4:34 sewaktu murid-murid-Nya kembali dan melihat Tuhan ada perempuan di sana, dia memberikan makanan itu kepada Tuhan, tapi Tuhan Yesus menjawab,

“...Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.”

Artinya Tuhan Yesus berintegritas! Menjadi contoh keteladanan integritas.

Demikian juga kita hari-hari ini, Tuhan mau kita punya karakter yang berintegritas. Bapak/Ibu, ingat pesan yang Pak Niko dan Pak Rusli selalu ingatkan, baik di dalam doa pemimpin, baik di dalam komunitas apa pun, walaupun secara online, selalu kata integritas.

Kita juga diingatkan oleh Pak Niko tentang kasih mula-mula. Kalau kita pertahankan kasih mula-mula, kita pasti akan melakukannya sampai akhir, sampai tuntas. Kita mulai dengan Roh, kita akhiri juga dengan Roh Kudus. Tantangan kehidupan tentu banyak hari-hari ini, tapi Tuhan rindu kita selalu mengakhirinya dengan baik. Sehingga keselamatan kita capai.

Saya juga mohon para pemimpin, Gembala COOL ingatkan [mengenai integritas dan kasih yang mula-mula] di COOL-COOL yang ada karena tantangan kehidupan hari-hari ini luar biasa.

#8 Tuhan Yesus menghendaki kita melakukan Amanat Agung

Lalu ayat Yohanes 4:38 Tuhan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,

“Aku mengutus kamu untuk menuai.”

Inilah era Pentakosta ketiga, di mana terjadi penuaian besar dan yang terakhir. Kita ambil bagian, karena Tuhan Yesus menghendaki kita melakukan Amanat Agung-Nya. Kita siap menjadi utusan. Saya ingat di salah satu acara, bahkan menjadi motto BAM waktu itu, Pak Rusli katakan “ini aku utuslah aku”.

Penutup

Kesimpulan yang terakhir,

  • Yohanes 1:1, “Firman itu adalah Allah”, dan
  • Yohanes 1:14, “Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa yang penuh kasih karunia dan kebenaran.”
  • Diam di antara kita artinya itu Roh Kudus, di mana tersirat di dalam Yohanes 14:16, “Aku akan minta kepada Bapa dan dia akan memberikan kepada-Mu seorang penolong yang lain supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.”

Jadi kita percaya, simbol dan ilustrasi yang diberikan kepada kita air hidup itu adalah pribadi-Nya yaitu Firman-Nya, di mana Firman-Nya itu bersama dengan Roh Kudusnya yang ada di antara kita. Jadi saya percaya kalau kita tangkap dan lakukan sungguh-sungguh kita akan menjadi teguh, kita akan menjadi kuat dan selalu menjadi pelaku Firman Tuhan. (MGT)