Article:20100222/DV

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 25 Februari 2010 04.02 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd)
Lompat ke: navigasi, cari

Dan orang-orang yang berlaku fasik terhadap Perjanjian akan dibujuknya sampai murtad dengan kata-kata licin; tetapi umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak. (Daniel 11:32)

Keadaan di akhir zaman adalah semakin sulit. Itulah yang dikatakan firman Tuhan dan hal itu sedang digenapi. Tetapi, berbeda dengan yang dialami orang-orang yang tidak mengenal Allah, dalam menghadapi keadaan yang sulit, justru kita yang mengenal Allah menjadi semakin kuat dan bertindak mengatasi keadaan. Sementara dunia mengalami kegelapan yang semakin gelap, malahan anak-anak Tuhan yang mengasihi Dia mengalami terang Tuhan bersinar dan cahaya kemuliaan-Nya menerangi hidupnya. Memang kita masih tinggal di bumi yang sama, mengalami apa yang dialami oleh semua orang, tetapi kita mengalami pertolongan dan perlindungan Tuhan yang berbeda. Tuhan peduli dan campur tangan untuk menolong kita. Yang membuat perbedaan itu adalah karena pengenalan akan Tuhan. Pengenalan ini terjadi karena hati yang melekat kepada Tuhan.

"Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. (Mazmur 91:14)

Tuhan katakan sebab ia mengenal nama-Ku. Jadi pertolongan dan perlindungan ini adalah karena hati yang melekat kepada-Nya dan mengenal Dia. Tuhan sangat memperhitungkan hati yang melekat kepada-Nya.

Bagaimanakah caranya supaya hati kita bisa melekat kepada-Nya? Hanya hati yang bersih dan tulus untuk mengasihi Tuhan saja yang bisa melekat. Hati yang cinta dunia dan mementingkan kepentingan diri sendiri akan bertolakan dengan hati Tuhan. Jika kita biarkan dicemari, mana mungkin bisa melekat…? Kita harus membersihkan hati dari pencemaran oleh cinta dunia dan ego kita. Dan sudah selayaknya, jika kita mau jadi mempelai Tuhan Yesus, dan layak di hadapan-Nya, hati kita tidak berbagi cinta kepada yang lainnya. Cinta kita hanya untuk Tuhan dengan segenap hati. Barulah hati bisa melekat. Karena dengan hati yang melekat kepada Tuhan, maka pengenalan yang benar akan Tuhan tumbuh semakin mendalam setiap hari. Tanpa hati yang melekat kepada Tuhan, pengenalan itu hanya teori. Bisa cerita banyak tentang Tuhan dan tentang hati, tanpa ada pengalaman. Bisa mengajar orang lain, tanpa ada kuasa mengubahkan hidup orang lain. Ini bentuk lain yang lebih halus dari kemunafikan. Kita sedang dipanggil jadi murni dan benar. Kita menjadi umat dengan hati nurani yang murni, tanpa ada campuran ragi kemunafikan dari roh Farisi, sebagaimana yang sedang melanda banyak Gereja yang tidak mau bersungguh-sungguh hati kepada Tuhan.

Mengenal Tuhan - karena selalu berada di dalam Dia, berjalan bersama Tuhan setiap hari, hidup mengikuti tuntunan dan arahan-Nya - menjadikan kita kuat. Ketika persoalan datang, kita tidak berada di bawah persoalan. Kita mengenakan kekuatan dari Tuhan dan menggunakannya untuk menaklukkan masalah. Masalah masih ada, tetapi dengan iman kita berjalan di atas masalah. Pikiran tidak dikuasai dan dikusutkan oleh masalah. Masalah mungkin tidak langsung hilang, tetapi fokus pandangan bukan kepada masalah. Fokus selalu kepada Tuhan karena mengenal Tuhan. Ke mana fokus kita arahkan, dari situlah pikiran menerima masukan dan membangun gambaran yang diharapkan terjadi ke depan. Apa yang ada di pikiran dan yang 'dilihat di dalam pikiran,' itulah yang mempengaruhi perilaku. Perilaku yang kita hidupi akan menghasilkan buah yang akan kita tuai. Pengenalan akan Allah menentukan buah apa yang kita hasilkan, dan orang lain akan makan buah kehidupan macam apa dari keberadaan kita.

Paulus adalah contoh seorang yang mengenal Allah, dan fokus kepada Allah. Paulus mengalami titik balik dari mengejar kebanggaan dunia, karena pengenalan akan Kristus. Paulus mengalami pewahyuan tentang kemuliaan Yesus. Mengenal pewahyuan kemuliaan-Nya, menjadikan hidupnya berubah secara radikal. Dia memutuskan, "Yang kukehendaki ialah mengenal Dia (Tuhan Yesus) dan kuasa kebangkitan-Nya..." (Filipi 3:10). Dia bersungguh-sungguh mengejarnya, serta berlari-lari demi tujuan mengenal Allah. Pengenalannya akan Tuhan adalah sumber keberanian dan kekuatan yang menggerakkannya kepada tujuan Allah. Karena mengenal Allahnya, Paulus menjadi kuat, dan tidak pernah bisa dikalahkan oleh apa pun, tidak bisa dihentikan oleh apa pun, dia terus maju dan menyelesaikan mandat yang Tuhan percayakan. Paulus adalah seorang pribadi unggul yang berkemenangan, dan menyelesaikan misi Allah bagi hidupnya sampai garis finish (Filipi 3:10-12).

Allah ingin saudara mengenal-Nya secara pribadi. Ia memanggil saudara untuk melekat kepada-Nya dan mengenalNya semakin dalam. Ia rindu untuk berkomunikasi, menyatakan diri-Nya dan membukakan isi hati-Nya kepada Anda. Dia sedang mengubahkan dan membangun kita menjadi kuat. Kita menjadi umat akhir zaman yang unggul, tangguh dalam menaklukkan tantangan dan masalah. Karena itu ambillah keputusan untuk mengenal Yesus dengan benar. Kejarlah pengenalan yang lebih dalam melalui pengalaman setiap hari melekat kepada-Nya dan setia berjalan bersama-Nya. Amin.

Sumber