Ayo Baca Alkitab (25 Jan 2024)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 10 Januari 2019 16.27 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Kamis, 25 Januari 2024

Elifas menganjurkan Ayub bertobat, Ayub membela diri di hadapan Allah

(Ayub 22:1-25:6)

Elifas menganjurkan, supaya Ayub bertobat dari pada dosanya yang besar

Maka Elifas, orang Teman, menjawab:

"Apakah manusia berguna bagi Allah?
Tidak, orang yang berakal budi hanya berguna bagi dirinya sendiri.

Apakah ada manfaatnya bagi Yang Mahakuasa, kalau engkau benar,
atau keuntungannya, kalau engkau hidup saleh?

Apakah karena takutmu akan Allah, maka engkau dihukum-Nya,
dan dibawa-Nya ke pengadilan?

Bukankah kejahatanmu besar
dan kesalahanmu tidak berkesudahan?

Karena dengan sewenang-wenang engkau menerima gadai dari saudara-saudaramu
dan merampas pakaian orang-orang yang melarat;
orang yang kehausan tidak kauberi minum air,
dan orang yang kelaparan tidak kauberi makan,
tetapi orang yang kuat, dialah yang memiliki tanah,
dan orang yang disegani, dialah yang mendudukinya.

Janda-janda kausuruh pergi dengan tangan hampa,
dan lengan yatim piatu kauremukkan.

Itulah sebabnya engkau dikelilingi perangkap,
dan dikejutkan oleh kedahsyatan dengan tiba-tiba.

Terangmu menjadi gelap, sehingga engkau tidak dapat melihat
dan banjir meliputi engkau.

Bukankah Allah bersemayam di langit yang tinggi?
Lihatlah bintang-bintang yang tertinggi, betapa tingginya!

Tetapi pikirmu: Tahu apa Allah?
Dapatkah Ia mengadili dari balik awan-awan yang gelap?

Awan meliputi Dia, sehingga Ia tidak dapat melihat;
Ia berjalan-jalan sepanjang lingkaran langit!

Apakah engkau mau tetap mengikuti jalan lama,
yang dilalui orang-orang jahat,
mereka yang telah direnggut sebelum saatnya,
yang alasnya dihanyutkan sungai;
mereka yang berkata kepada Allah: Pergilah dari pada kami!
dan: Yang Mahakuasa dapat berbuat apa terhadap kami?

Namun Dialah juga yang memenuhi rumah mereka dengan segala yang baik
--tetapi rancangan orang fasik adalah jauh dari padaku.

Hal itu dilihat oleh orang benar dan mereka bersukaria;
orang yang tidak bersalah mengolok-olok mereka:
Sungguh, lawan kami telah dilenyapkan,
dan peninggalan mereka telah habis dimakan api.

Berlakulah ramah terhadap Dia, supaya engkau tenteram;
dengan demikian engkau memperoleh keuntungan.

Terimalah apa yang diajarkan mulut-Nya,
dan taruhlah firman-Nya dalam hatimu.

Apabila engkau bertobat kepada Yang Mahakuasa, dan merendahkan diri;
apabila engkau menjauhkan kecurangan dari dalam kemahmu,
membuang biji emas ke dalam debu,
emas Ofir ke tengah batu-batu sungai,
dan apabila Yang Mahakuasa menjadi timbunan emasmu,
dan kekayaan perakmu,
maka sungguh-sungguh engkau akan bersenang-senang karena Yang Mahakuasa,
dan akan menengadah kepada Allah.

Jikalau engkau berdoa kepada-Nya, Ia akan mengabulkan doamu,
dan engkau akan membayar nazarmu.

Apabila engkau memutuskan berbuat sesuatu, maka akan tercapai maksudmu,
dan cahaya terang menyinari jalan-jalanmu.

Karena Allah merendahkan orang yang angkuh
tetapi menyelamatkan orang yang menundukkan kepala!

Orang yang tidak bersalah diluputkan-Nya:
engkau luput karena kebersihan tanganmu."

Ayub ingin membela diri di hadapan Allah

Tetapi Ayub menjawab:

"Sekarang ini keluh kesahku menjadi pemberontakan,
tangan-Nya menekan aku, sehingga aku mengaduh.

Ah, semoga aku tahu mendapatkan Dia,
dan boleh datang ke tempat Ia bersemayam.

Maka akan kupaparkan perkaraku di hadapan-Nya,
dan kupenuhi mulutku dengan kata-kata pembelaan.

Maka aku akan mengetahui jawaban-jawaban yang diberikan-Nya kepadaku
dan aku akan mengerti, apa yang difirmankan-Nya kepadaku.

Sudikah Ia mengadakan perkara dengan aku dalam kemahakuasaan-Nya?
Tidak, Ia akan menaruh perhatian kepadaku.

Orang jujurlah yang akan membela diri di hadapan-Nya,
dan aku akan bebas dari Hakimku untuk selama-lamanya.

Sesungguhnya, kalau aku berjalan ke timur, Ia tidak di sana;
atau ke barat, tidak kudapati Dia;
di utara kucari Dia, Ia tidak tampak,
aku berpaling ke selatan, aku tidak melihat Dia.

Karena Ia tahu jalan hidupku;
seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.

Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya,
aku menuruti jalan-Nya dan tidak menyimpang.

Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar,
dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya.

Tetapi Ia tidak pernah berubah--siapa dapat menghalangi Dia?
Apa yang dikehendaki-Nya, dilaksanakan-Nya juga.

Karena Ia akan menyelesaikan apa yang ditetapkan atasku,
dan banyak lagi hal yang serupa itu dimaksudkan-Nya.

Itulah sebabnya hatiku gemetar menghadapi Dia,
kalau semuanya itu kubayangkan, maka aku ketakutan terhadap Dia.

Allah telah membuat aku putus asa,
Yang Mahakuasa telah membuat hatiku gemetar;
sebab bukan karena kegelapan aku binasa,
dan bukan juga karena mukaku ditutupi gelap gulita."

Allah seakan-akan acuh tak acuh terhadap kejahatan

"Mengapa Yang Mahakuasa tidak mencadangkan masa penghukuman
dan mereka yang mengenal Dia tidak melihat hari pengadilan-Nya?

Ada orang yang menggeser batas tanah,
yang merampas kawanan ternak, lalu menggembalakannya.

Keledai kepunyaan yatim piatu dilarikannya,
dan lembu betina kepunyaan seorang janda diterimanya sebagai gadai,
orang miskin didorongnya dari jalan,
orang sengsara di dalam negeri terpaksa bersembunyi semuanya.

Sesungguhnya, seperti keledai liar di padang gurun mereka keluar untuk bekerja
mencari apa-apa di padang belantara sebagai makanan bagi anak-anak mereka.

Di ladang mereka mengambil makanan hewan,
dan kebun anggur, milik orang fasik, dipetiki buahnya yang ketinggalan.

Dengan telanjang mereka bermalam, karena tidak ada pakaian,
dan mereka tidak mempunyai selimut pada waktu dingin;
oleh hujan lebat di pegunungan mereka basah kuyup,
dan karena tidak ada tempat berlindung,
mereka mengimpitkan badannya pada gunung batu.

Ada yang merebut anak piatu dari susu ibunya
dan menerima bayi orang miskin sebagai gadai.

Dengan telanjang mereka berkeliaran, karena tidak ada pakaian,
dan dengan kelaparan mereka memikul berkas-berkas gandum;
di antara dua petak kebun mereka membuat minyak,
mereka menginjak-injak tempat pengirikan sambil kehausan.

Dari dalam kota terdengar rintihan orang-orang yang hampir mati
dan jeritan orang-orang yang menderita luka,
tetapi Allah tidak mengindahkan doa mereka.

Ada lagi golongan yang memusuhi terang,
yang tidak mengenal jalannya
dan tidak tetap tinggal pada lintasannya.

Pada parak siang bersiaplah si pembunuh,
orang sengsara dan miskin dibunuhnya,
dan waktu malam ia berlaku seperti pencuri.

Orang yang berzinah menunggu senja,
pikirnya: Jangan seorangpun melihat aku;
lalu dikenakannya tudung muka.

Di dalam gelap mereka membongkar rumah,
pada siang hari mereka bersembunyi;
mereka tidak kenal terang,
karena kegelapan adalah pagi hari bagi mereka sekalian,
dan mereka sudah biasa dengan kedahsyatan kegelapan.

Mereka hanyut di permukaan air,
bagian mereka terkutuk di bumi;
mereka tidak lagi pergi ke kebun anggur mereka.

Air salju dihabiskan oleh kemarau dan panas,
demikian juga dilakukan dunia orang mati terhadap mereka yang berbuat dosa.

Rahim ibu melupakan dia,
berenga mengerumitnya,
ia tidak diingat lagi:
kecurangan dipatahkan seperti pohon kayu.

Ia menjarahi perempuan mandul, yang tidak beranak,
dan tidak berbuat baik terhadap seorang janda,
bahkan menyeret orang-orang perkasa dengan kekuatannya;
ia bangun kembali, tetapi hidupnya tidak terjamin.

Allah memberinya keamanan yang menjadi sandarannya,
dan mengawasi jalan-jalannya.

Hanya sebentar mereka meninggikan diri, lalu tidak ada lagi;
mereka luruh, lalu menjadi lisut seperti segala sesuatu,
mereka dikerat seperti hulu tangkai gandum.

Jikalau tidak demikian halnya, siapa berani menyanggah aku
dan meniadakan perkataanku?"

Pendapat Bildad, bahwa tidak seorangpun benar di hadapan Allah

Maka Bildad, orang Suah, menjawab:

"Kekuasaan dan kedahsyatan ada pada Dia,
yang menyelenggarakan damai di tempat-Nya yang tinggi.

Dapatkah dihitung pasukan-Nya?
Dan siapakah yang tidak disinari terang-Nya?

Bagaimana manusia benar di hadapan Allah,
dan bagaimana orang yang dilahirkan perempuan itu bersih?

Sesungguhnya, bahkan bulanpun tidak terang
dan bintang-bintangpun tidak cerah di mata-Nya.

Lebih-lebih lagi manusia,
yang adalah berenga, anak manusia, yang adalah ulat!"