Siap diutus

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 18 Juli 2013 01.51 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd ringkasan)
Lompat ke: navigasi, cari
“Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa” (Yeremia 1:5)

Pendahuluan

Pada hakekatnya kita semua adalah utusan-utusan yang telah Tuhan tetapkan bagi kita pribadi lepas pribadi, melalui kehidupan yang telah Tuhan percayakan kepada kita di muka bumi ini, untuk menjadi teladan ataupun contoh bagi kehidupan orang-orang di sekeliling kita, agar mereka dapat mengenal-Nya, melalui perilaku kita dalam keseharian kita. Hal ini telah Tuhan persiapkan bagi kita, sebelum kita dibentuk dalam rahim ibu kita masing-masing, bahkan terlebih lagi Tuhan telah membekali kita dengan kekudusan, agar kita siap untuk menjadi utusan-Nya.

Bentuk pengutusan yang Tuhan berikan itu berbeda bagi tiap kita. Hal ini sesuai dengan peran apa yang telah Tuhan percayakan bagi kita dalam kehidupan kita sehari-hari, apakah kita sebagai karyawan, pengusaha, ibu rumah tangga, atau apapun, yang terpenting kita bisa menjadi sarana bagi setiap orang di sekeliling kita untuk dapat mengenal siapa Pribadi Agung di balik kita, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Jadi pengutusan itu bukan hanya dalam artian pergi ke daerah-daerah untuk menyebarkan Injil.

Isi dan sharing

Bagaimana kita bisa menjadi siap diutus?

  1. Menyadari bahwa kita memang sebenarnya adalah utusan-Nya
  2. Dengan mengubah pola pikir kita bahwa kita sebenarnya adalah utusan Allah atau duta besar Kerajaan Allah dalam kehidupan di muka bumi ini, maka kita akan lebih mudah untuk melakukan apa yang Tuhan kehendaki untuk kita lakukan. Ada tujuan yang harus kita tuju, dan ada tugas yang harus kita lakukan, di mana itu yang menuntun kita dalam perjalanan kehidupan keseharian kita.
  3. Menjadi pribadi yang siap diutus (Nehemia 2:5; Yesaya 6:8)
  4. Nehemia dan Yesaya adalah dua pribadi yang berani mengatakan “Utuslah aku! ” Memang tidaklah mudah untuk menjadi utusan-Nya, terlebih bila kita merasa berada dalam zona nyaman, terikat dalam kenikmatan dunia, yang menjadikan kita tidak perduli dengan orang-orang di sekeliling kita.
  5. Tidak takut dalam pengutusan
  6. Tuhan akan memberikan kita kekuatan, hikmat, untuk kita dapat menjalaninya, jadi itu bukan merupakan hal yang mustahil dan bukan sesuatu yang perlu ditakutkan.

Kesimpulan dan saling mendoakan

Kita semua adalah utusan Tuhan dalam kehidupan di dunia ini, dan Tuhan telah memperlengkapi kita dalam pengutusan-Nya. Tuhan tidak menuntut kita untuk melakukan hal-hal yang di luar kemampuan kita, tapi keseharian kitalah sebenarnya merupakan pengutusan dari Tuhan. Amin.